Yogyakarta: Kementerian Kesehatan akan memantau kesehatan jemaah haji yang baru kembali ke Indonesia. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masuknya virus Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS) dari Arab Saudi.
Menteri Kesehatan Nila f Moeloek mengatakan, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan memantau kesehatan para haji selama 14 hingga 21 hari kedepan.
"Saya imbau pada Jemaah haji kalau 14-21 hari ada yang panas dia wajib melapor ke petugas," kata Nila usai membuka simposium Pengembangan Industri Obat Tradisional dan Peningkatan Penggunaan Obat Tradisional di Yogyakarta, Selasa, 20 Agustus 2019.
Haji tersebut akan segera diperiksa dan diberi pertolongan pertama. Jika terbukti maka ia akan segera diisolasi dan diobservasi untuk mencegah virus menyebar.
Kemenkes juga sudah meminta kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk menyediakan alat pemindai tubuh di bandara-bandara. Dua buah alat pemindai tubuh sudah terpasang di Bandara Soekarno-Hatta.
Hingga kini Nila menegaskan tidak ada jemaah haji yang terkena virus MERS. Pihaknya sudah jauh hari mengimbau kepada jemaah haji untuk tidak bersentuhan langsung dengan unta.
Pemerintah juga mengimbau para jamaah jahi menjalankan langkah preventif dengan menyiapkan alat pelindung diri (APD). APD tersebut meliputi masker, topi, payung, kacamata hitam, hingga sandal untuk beraktivitas di luar ruangan.
Yogyakarta: Kementerian Kesehatan akan memantau kesehatan jemaah haji yang baru kembali ke Indonesia. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah masuknya virus Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS) dari Arab Saudi.
Menteri Kesehatan Nila f Moeloek mengatakan, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan memantau kesehatan para haji selama 14 hingga 21 hari kedepan.
"Saya imbau pada Jemaah haji kalau 14-21 hari ada yang panas dia wajib melapor ke petugas," kata Nila usai membuka simposium Pengembangan Industri Obat Tradisional dan Peningkatan Penggunaan Obat Tradisional di Yogyakarta, Selasa, 20 Agustus 2019.
Haji tersebut akan segera diperiksa dan diberi pertolongan pertama. Jika terbukti maka ia akan segera diisolasi dan diobservasi untuk mencegah virus menyebar.
Kemenkes juga sudah meminta kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk menyediakan alat pemindai tubuh di bandara-bandara. Dua buah alat pemindai tubuh sudah terpasang di Bandara Soekarno-Hatta.
Hingga kini Nila menegaskan tidak ada jemaah haji yang terkena virus MERS. Pihaknya sudah jauh hari mengimbau kepada jemaah haji untuk tidak bersentuhan langsung dengan unta.
Pemerintah juga mengimbau para jamaah jahi menjalankan langkah preventif dengan menyiapkan alat pelindung diri (APD). APD tersebut meliputi masker, topi, payung, kacamata hitam, hingga sandal untuk beraktivitas di luar ruangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)