Sejumlah taruni dari SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo yang melarikan diri dari sekolah saat berada di rumah salah satu rekannya pada Jumat (10/5). (ANTARA/Zulkifli Polimengo)
Sejumlah taruni dari SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo yang melarikan diri dari sekolah saat berada di rumah salah satu rekannya pada Jumat (10/5). (ANTARA/Zulkifli Polimengo)

Disdik Gorontalo Kirim Tim Usut Dugaan Perundungan hingga Puluhan Siswa Kabur dari Asrama Sekolah

Antara • 11 Mei 2024 19:07
Gorontalo: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Gorontalo segera menurunkan tim untuk menelusuri dugaan perundungan siswa yang terjadi di lingkungan SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo.
 
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan(Disdik) Provinsi Gorontalo Rusli Wahjudewey Nusi mengatakan terkait kejadian tersebut pihaknya belum menerima informasi dari pihak SMA Terpadu Wira Bhakti.
 
"Saya belum menerima informasi kejadiannya, tapi kami akan turunkan tim untuk mendata," katanya.

Ia mengatakan bahwa SMA Terpadu Wira Bhakti merupakan sekolah swasta yang dikelola langsung oleh pihak yayasan. Menurutnya kasus kekerasan di lingkungan sekolah dapat ditangani oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang dibentuk di setiap sekolah.
 
Sebelumnya pada Jumat, 10 Mei 2024, puluhan siswi yang merupakan taruni di SMA Terpadu Wira Bhakti tersebut melarikan diri dari asrama sekolah dengan alasan dugaan mendapat perundungan dari senior.
 
Baca juga: Puluhan Siswi Kabur dari Asrama Sekolah di Gorontalo Diduga Akibat Perundungan

Adapun perlakuan yang mereka alami, para siswi kelas 10 ini sering dihukum dengan cara duduk dengan posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu yang cukup lama.
 
Perlakuan lain yang dialami para siswi, mereka diwajibkan ergerak cepat saat dipanggil atau diperintah oleh seniornya. Bahkan karena takut melanggar batas hitungan mundur yang ditentukan senior, salah seorang siswa terjatuh dari tangga hingga menyebabkan cedera serius pada bagian rahang.
 
Kepala Sekolah SMA Terpadu Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan pihaknya telah mengambil langkah pencegahan dengan mengizinkan para taruni untuk kembali ke orang tua atau keluarganya masing-masing.
 
Pihak sekolah belum bisa mengambil kesimpulan terkait persoalan ini, karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.
 
"Insyaallah hari Minggu atau Senin mereka diantar kembali ke sekolah oleh orang tuanya masing-masing. Mereka akan kita mintai keterangan untuk memastikan kejadian yang sebenarnya," kata Marwan.
 
Ia pun mengatakan langkah yang nantinya akan diambil oleh pihak sekolah pada persoalan ini, tergantung pada proses pemeriksaan terhadap para siswi. Namun begitu pihaknya berkomitmen secepatnya akan menyelesaikan persoalan ini secara profesional, dengan harapan kejadian serupa tidak terulang kembali.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan