Surabaya: Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) menolak rencana pemerintah pusat yang hendak impor 3 juta ton garam melalui Kemeterian Perdagangan (Kemendag). HMPG melihat masih ada penumpukan sisa garam impor tahun lalu.
"Stok garam rakyat tahun lalu ada 1,3 juta ton dan stok garam perusahaan pengolah garam yang diimpor tahun 2020 sampai sekarang masih menumpuk. Sekarang malah mau impor garam lagi," kata Ketua Umum HMPG, Mohammad Hasan, saat dikonfirmasi, Jumat, 26 Maret 2021.
Baca: Ini Alasan Pemerintah Impor Garam 3 Juta Ton
Hasan menilai rencana Kemendag impor 3 juta ton garam sangat keliru. Pasalnya kuota garam impor yang ditetapkan pemerintah tersebut lebih besar dibanding tahun 2020 yang berjumlah 2,7 juta ton.
"Jika impor garam itu dilakukan, maka dampaknya harga garam di pasaran akan anjlok," jelasnya.
Menurutnya Kemendag beralasan impor garam harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri, lantaran kualitas garam lokal tidak sesuai kebutuhan industri.
Dia melihat impor garam sebagai bukti pemerintah gagal menjaga kuantitas dan kualitas garam petani lokal. Ia juga menilai bahwa importasi garam hanyalah pembenaran bagi para importir.
"Kami minta pemerintah mengkaji ulang terkait rencana impor garam teraebut. Karena kasian garam lokal tidak akan terserap, sehingga harga garam di pasaran bakal anjlok," ungkapnya.
Hasan mendorong agar pemerintah menetapkan harga dasar atau harga pokok pembelian (HPP) garam rakyat sebagai bahan baku dan penolong industri untuk menjamin kepastian usaha dan pemasaran sebagai bentuk perlindungan dan pemberdayaan kepada petambak garam.
"Pemerintah juga harus tegas menghentikan impor garam mulai 2021 ini, khususnya untuk aneka pangan. Apalagi stok garam di dalam negeri masih dapat memenuhi kebutuhan garam nasional, dan wajib bagi para pengusaha industri garam untuk menyerap stok garam rakyat sampai habis terlebih dahulu," bebernya.
Sementara produksi garam nasional pada 2019 tercatat mencapai 2,9 juta ton dan di wilayah Jatim mencapai 1,1 juta ton Pada 2020, produksi garam nasional turun akibat cuaca yakni mencapai 1,7 juta ton, dan khusus Jatim sebanyak 900.000 ton.
"Untuk tahun ini kalau cuaca baik tidak menutup kemungkinan produksinya akan naik menjadi 3 juta ton secara nasional, dan di Jatim proyeksinya sekitar 1,2 juta ton," ujar Hasan.
Surabaya: Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) menolak rencana pemerintah pusat yang hendak impor 3 juta ton
garam melalui Kemeterian Perdagangan (Kemendag). HMPG melihat masih ada penumpukan sisa garam impor tahun lalu.
"Stok garam rakyat tahun lalu ada 1,3 juta ton dan stok garam perusahaan pengolah garam yang diimpor tahun 2020 sampai sekarang masih menumpuk. Sekarang malah mau impor garam lagi," kata Ketua Umum HMPG, Mohammad Hasan, saat dikonfirmasi, Jumat, 26 Maret 2021.
Baca:
Ini Alasan Pemerintah Impor Garam 3 Juta Ton
Hasan menilai rencana Kemendag impor 3 juta ton garam sangat keliru. Pasalnya kuota garam impor yang ditetapkan pemerintah tersebut lebih besar dibanding tahun 2020 yang berjumlah 2,7 juta ton.
"Jika impor garam itu dilakukan, maka dampaknya harga garam di pasaran akan anjlok," jelasnya.
Menurutnya Kemendag beralasan impor garam harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri, lantaran kualitas garam lokal tidak sesuai kebutuhan industri.
Dia melihat impor garam sebagai bukti pemerintah gagal menjaga kuantitas dan kualitas garam petani lokal. Ia juga menilai bahwa importasi garam hanyalah pembenaran bagi para importir.
"Kami minta pemerintah mengkaji ulang terkait rencana impor garam teraebut. Karena kasian garam lokal tidak akan terserap, sehingga harga garam di pasaran bakal anjlok," ungkapnya.
Hasan mendorong agar pemerintah menetapkan harga dasar atau harga pokok pembelian (HPP) garam rakyat sebagai bahan baku dan penolong industri untuk menjamin kepastian usaha dan pemasaran sebagai bentuk perlindungan dan pemberdayaan kepada petambak garam.
"Pemerintah juga harus tegas menghentikan impor garam mulai 2021 ini, khususnya untuk aneka pangan. Apalagi stok garam di dalam negeri masih dapat memenuhi kebutuhan garam nasional, dan wajib bagi para pengusaha industri garam untuk menyerap stok garam rakyat sampai habis terlebih dahulu," bebernya.
Sementara produksi garam nasional pada 2019 tercatat mencapai 2,9 juta ton dan di wilayah Jatim mencapai 1,1 juta ton Pada 2020, produksi garam nasional turun akibat cuaca yakni mencapai 1,7 juta ton, dan khusus Jatim sebanyak 900.000 ton.
"Untuk tahun ini kalau cuaca baik tidak menutup kemungkinan produksinya akan naik menjadi 3 juta ton secara nasional, dan di Jatim proyeksinya sekitar 1,2 juta ton," ujar Hasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)