Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, telah mencoba alat deteksi covid-19, GeNose. Dia berharap tarif GeNose bisa lebih murah ketimbang pendeteksi covid-19 sebelumnya.
"Harapan saya itu bisa lebih murah dari pada rapid test apalagi swab sama PCR kan lebih mahal," kata Sri Sultan di Kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Kamis, 15 Oktober 2020.
Sri Sultan berkesempatan mencoba alat yang dikembangkan peneliti Universitas Gandjah Mada (UGM), pada Senin, 12 Oktober 2020. Cara kerja GeNose dengan meniup plastik, yang telah ditanamkan alat di dalamnya.
Sri Sultan mengaku, usai meniup kantong plastik, melihat kemunculan angka pada layar di alat tersebut. Ia mengatakan, ada tanda lampu hijau, merah, dan kuning pada alat itu.
Baca: Studi FKUI: Tingkat Kematian Pasien di Atas 60 Tahun Mencapai 23%
"Tetapi tidak bisa dibaca oleh kita, yang bisa membaca adalah petugas dan berdasarkan grafik. Nah, nanti dokter yang bisa baca, supaya jujur, karena itu hanya dokter yang bisa baca," terangnya.
Selain itu, plastik yang digunakan harus diganti secara berkala. Ia mengaku tak tahu pasti, berapa harga plastik yang dipakai.
Dia menerangkan, GeNose masih harus melewati tahap serangkaian uji di rumah sakit. Selain itu, alat tersebut masih menunggu izin dari Kementerian Kesehatan.
Setelah proses uji dan izin keluar, ia berharap GeNose bisa segera diproduksi massal. Ia menyebut banyak fasilitas kesehatan yang telah memesan alat itu.
"Ya semoga bisa cepat diselesaikan karena rumah sakit rumah sakit sudah pada pesan sehingga momentum itu bisa digunakan," ujarnya.
Yogyakarta: Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, telah mencoba alat deteksi
covid-19, GeNose. Dia berharap tarif GeNose bisa lebih murah ketimbang pendeteksi covid-19 sebelumnya.
"Harapan saya itu bisa lebih murah dari pada rapid test apalagi swab sama PCR kan lebih mahal," kata Sri Sultan di Kompleks Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Kamis, 15 Oktober 2020.
Sri Sultan berkesempatan mencoba alat yang dikembangkan peneliti Universitas Gandjah Mada (UGM), pada Senin, 12 Oktober 2020. Cara kerja GeNose dengan meniup plastik, yang telah ditanamkan alat di dalamnya.
Sri Sultan mengaku, usai meniup kantong plastik, melihat kemunculan angka pada layar di alat tersebut. Ia mengatakan, ada tanda lampu hijau, merah, dan kuning pada alat itu.
Baca: Studi FKUI: Tingkat Kematian Pasien di Atas 60 Tahun Mencapai 23%
"Tetapi tidak bisa dibaca oleh kita, yang bisa membaca adalah petugas dan berdasarkan grafik. Nah, nanti dokter yang bisa baca, supaya jujur, karena itu hanya dokter yang bisa baca," terangnya.
Selain itu, plastik yang digunakan harus diganti secara berkala. Ia mengaku tak tahu pasti, berapa harga plastik yang dipakai.
Dia menerangkan, GeNose masih harus melewati tahap serangkaian uji di rumah sakit. Selain itu, alat tersebut masih menunggu izin dari Kementerian Kesehatan.
Setelah proses uji dan izin keluar, ia berharap GeNose bisa segera diproduksi massal. Ia menyebut banyak fasilitas kesehatan yang telah memesan alat itu.
"Ya semoga bisa cepat diselesaikan karena rumah sakit rumah sakit sudah pada pesan sehingga momentum itu bisa digunakan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)