Tuban: Meroketnya harga cabai rawit membuat sebagian masyarakat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terpaksa mengonsumsi cabai busuk. Cabai busuk yang dikeringkan ini banyak dijual di pasar tradisional.
Salah satu penjual cabai di Pasar Baru Tuban, Daliyatun, mengatakan harga cabai rawit merah terus mengalami kenaikan. Sehingga banyak pembeli membeli cabai busuk untuk campuran masakan.
"Sekarang sudah banyak pembali yang kebanyakan pemilik warung makanan juga membeli cabai kering, karena harganya lebih terjangkau, " ujarnya, melansir Clicks.id, Kamis, 18 Maret 2021.
Para pedagang menjual cabai kering dengan harga Rp 50 ribu per kilogramnya. Jauh lebih murah ketimbang harga cabai rawit segar yang sudah menembus Rp 120 ribu per kilogram.
Baca: Cabai Rawit Lebih Mahal dari Daging Sapi di Pasar Tradisional Jember
"Permintaan cabai terus meningkat, sementara stok tidak ada dan terbatas. Cabai yang tidak terpakai kita keringkan dan kita jual lagi, " ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Drajat Irawan, menyebut kenaikan harga cabai di wilayahnya lantaran serangan hama dan penyakit. Faktor itu merupakan salah satu sebab petani cabai gagal panen.
"Misalnya di Kediri, Blitar, Malang, Tuban, Mojokerto, dan sebagian Banyuwangi. Sehingga sentra penghasil komoditas cabai gagal panen, ketersediaan berkurang, akibatnya harga cabai tinggi," kata Drajat, Kamis, 11 Maret 2021.
Menurur Drajat, hama yang menyerang cabai adalah virus Gemini, Layu Fusarium. Kondisi ini diperburuk tingginya curah hujan di Jatim akhir-akhir ini, yang berakibat tanaman makin rusak.
Tuban: Meroketnya
harga cabai rawit membuat sebagian masyarakat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terpaksa mengonsumsi cabai busuk. Cabai busuk yang dikeringkan ini banyak dijual di pasar tradisional.
Salah satu penjual cabai di Pasar Baru Tuban, Daliyatun, mengatakan harga cabai rawit merah terus mengalami kenaikan. Sehingga banyak pembeli membeli cabai busuk untuk campuran masakan.
"Sekarang sudah banyak pembali yang kebanyakan pemilik warung makanan juga membeli cabai kering, karena harganya lebih terjangkau, " ujarnya, melansir Clicks.id, Kamis, 18 Maret 2021.
Para pedagang menjual cabai kering dengan harga Rp 50 ribu per kilogramnya. Jauh lebih murah ketimbang harga cabai rawit segar yang sudah menembus Rp 120 ribu per kilogram.
Baca: Cabai Rawit Lebih Mahal dari Daging Sapi di Pasar Tradisional Jember
"Permintaan cabai terus meningkat, sementara stok tidak ada dan terbatas. Cabai yang tidak terpakai kita keringkan dan kita jual lagi, " ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Drajat Irawan, menyebut kenaikan harga cabai di wilayahnya lantaran serangan hama dan penyakit. Faktor itu merupakan salah satu sebab petani cabai gagal panen.
"Misalnya di Kediri, Blitar, Malang, Tuban, Mojokerto, dan sebagian Banyuwangi. Sehingga sentra penghasil komoditas cabai gagal panen, ketersediaan berkurang, akibatnya harga cabai tinggi," kata Drajat, Kamis, 11 Maret 2021.
Menurur Drajat, hama yang menyerang cabai adalah virus Gemini, Layu Fusarium. Kondisi ini diperburuk tingginya curah hujan di Jatim akhir-akhir ini, yang berakibat tanaman makin rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)