medcom.id, Ambon: Anggota Komisi D DPRD Maluku Suhfi Madjid mengatakan masih banyak guru di daerahnya yang belum tersentuh pelatihan dan pengenalan metode kurikulum 2013.
"Faktanya, para guru di Maluku dalam lingkup regional di daerah atau lebih dari 45% belum tersentuh dengan pelatihan," kata Suhfi Madjid di Ambon, Rabu (20/8/2014).
Itu berarti pengetahuan mereka tentang perspektif kurikulum 2013 ini belum memadai. Ia juga melihat Dinas Pendidikan Nasional baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota belum dinamis untuk mengawal implementasi kurikulum 2013 dengan menyiapkan perangkat, termasuk pelatihan guru.
Menurutnya, kondisi itu akan menjadi kekhawatiran tersendiri karena isu terbaru tentang kurikulum 2013 adalah penyediaan buku, tetapi sampai sekarang bukunya saja belum datang, padahal proses belajar-mengajarnya sudah berjalan.
"Jadi pengalihan kurikulum itu menjadi stagnan dan tidak memiliki arti apa-apa ketika berbagai komponen yang ada dalam satuan pendidikan masih belum siap," ujarnya.
Untuk tahun ini, kata dia, dalam tahapan masuk kepada penyiapan implementasi itu Maluku harus bekerja keras. Ada dua hal dalam penerapan kurikulum 2013 yang harus diperhatikan seperti panduan buku yang dijadikan acuan dalam kurikulum 2013 tapi belum didapatkan dari Kemendiknas dan kurikulum ini dijadikan guru sebagai pusat untuk bisa mengaktifkan fungsi pembelajaran lewatnya bisa berjalan dengan baik.
Karena ini merupakan kurikulum baru, harus ada pelatihan dan pengenalan serta kesiapan yang kuat dari Diknas untuk memastikan para guru memahami tentang bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013, karena mereka mereka adalah unsur pelaksana.
"Kita akan membuat jadwal khusus untuk mengkaji bagaimana kesiapan dari Diknas untuk implementasi kurikulum 2013 dalam tahapan pertama dan sejauh mana persiapan kebijakannya," kata Suhfi Madjid.(Antara)
medcom.id, Ambon: Anggota Komisi D DPRD Maluku Suhfi Madjid mengatakan masih banyak guru di daerahnya yang belum tersentuh pelatihan dan pengenalan metode kurikulum 2013.
"Faktanya, para guru di Maluku dalam lingkup regional di daerah atau lebih dari 45% belum tersentuh dengan pelatihan," kata Suhfi Madjid di Ambon, Rabu (20/8/2014).
Itu berarti pengetahuan mereka tentang perspektif kurikulum 2013 ini belum memadai. Ia juga melihat Dinas Pendidikan Nasional baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota belum dinamis untuk mengawal implementasi kurikulum 2013 dengan menyiapkan perangkat, termasuk pelatihan guru.
Menurutnya, kondisi itu akan menjadi kekhawatiran tersendiri karena isu terbaru tentang kurikulum 2013 adalah penyediaan buku, tetapi sampai sekarang bukunya saja belum datang, padahal proses belajar-mengajarnya sudah berjalan.
"Jadi pengalihan kurikulum itu menjadi stagnan dan tidak memiliki arti apa-apa ketika berbagai komponen yang ada dalam satuan pendidikan masih belum siap," ujarnya.
Untuk tahun ini, kata dia, dalam tahapan masuk kepada penyiapan implementasi itu Maluku harus bekerja keras. Ada dua hal dalam penerapan kurikulum 2013 yang harus diperhatikan seperti panduan buku yang dijadikan acuan dalam kurikulum 2013 tapi belum didapatkan dari Kemendiknas dan kurikulum ini dijadikan guru sebagai pusat untuk bisa mengaktifkan fungsi pembelajaran lewatnya bisa berjalan dengan baik.
Karena ini merupakan kurikulum baru, harus ada pelatihan dan pengenalan serta kesiapan yang kuat dari Diknas untuk memastikan para guru memahami tentang bagaimana mengimplementasikan kurikulum 2013, karena mereka mereka adalah unsur pelaksana.
"Kita akan membuat jadwal khusus untuk mengkaji bagaimana kesiapan dari Diknas untuk implementasi kurikulum 2013 dalam tahapan pertama dan sejauh mana persiapan kebijakannya," kata Suhfi Madjid.(Antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)