medcom.id, Kupang: Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah X sedang mengerjakan dua paket pembangunan jalan. Nantinya, jalan tersebut menyambungkan koridor lintas utara Pulau Flores, Nusa Tengara Timur (NTT) yang sampai saat ini belum tersambung seluruhnya.
Dua paket jalan yang sedang dibangun, yaitu Labuan-Bajo-Boleng-Terang-Kendidi sepanjang 24,50 kilometer dan Jalan Akses Bandara Komodo sejauh 8,20 kilometer. Pembangunan dua paket jalan ini adalah bagian dari pembangunan jalan sepanjang 330,2 kilometer melintasi tiga kabupaten, yakni Manggarai Barat, Manggarai, dan Nagekeo.
"Ruas jalan ini dibangun karena ada kepentingan kawasan strategis pariwisata nasional," kata Kepala BPJN Wilayah X Hadrianus Bambang N. Widihaetono di Kupang, NTT, Rabu 21 Juni 2017.
Menurut Hadrianus, setelah dua paket jalan tersebut rampung, tersisa enam ruas jalan sepanjang 270,5 kilometer yang akan ditangani secara bertahap. Enam ruas jalan ini dimulai dari Labuan Bajo dan berakhir di Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, yakni ruas Labuan Bajo-Boleg-Terang sepanjang 44,5 kilometer; Terang-Bari-Kedindi sepanjang 77 kilometer; Reo-Dampek-Pota sepanjang 53 kilometer; Pota-Waeklambu sepanjang 40 kilometer; Waeklambu-Riung-Mboras sepanjang 20 kilometer; dan Mboras-Riung-Danga sepanjang 36 kilometer.
Dari total ruas jalan tersebut, kondisi baik atau sedang sepanjang 146,40 kilometer atau 54,12 persen. Sisanya, 124,10 kilometer atau 45,66 persen dalam kondisi rusak parah dan belum dibuka.
Hadrianus menjelaskan, lintas utara Flores masih memanjang ratusan kilometer dari Riung-Kaburea di Kabupaten Nagekeo, ruas Kabuera-Kota Baru di Kabupaten Ende, dan ruas Kota Baru-Magepanda di Kabupaten Sikka.
Pembangunan Trans Utara Flores yang menghubungkan Kabupaten Manggarai Barat-Manggarai, lanjut Hadrianus, bertujuan memperlancar pengiriman logistik dan bahan bakar minyak (BBM) dari Depo Pertamina di Kecamatan Reo, wilayah di pantai utara Kabupaten Manggarai ke Labuan Bajo.
"Jika jalan ini sudah terhubung, pengiriman bahan bakar minyak termasuk avtur menjadi cepat karena kendaraan tidak perlu memutar lagi ke Ruteng baru melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo," ujarnya.
Hadrianus mengakui, pembukaan koridor utara Flores butuh anggaran besar. Namun, jalur tersebut harus dibuka untuk memperlancar akses transportasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Hitungan kita, anggaran untuk pengembangan Nagekeo saja mencapai Rp200 miliar," kata Hadrianus.
Terkait persoalan yang menganggu pembukaan ruas utara Flores, menurut Hadrianus adalah status jalan yang masih milik provinsi. "Sempat mau diberi status jalan strategis nasional sehingga didanai oleh APBN," ujarnya.
BPJN Wilayah X kemudian diberi tanggungjawab mengerjakan ruas jalan nasional sepanjang 400 kilometer, dengan sendirinya saat ini BPJN tidak mengerjakan lagi jalan strategis nasional yang semula ditargetkan 1.000 kilometer tersebut.
Untuk ruas jalan nasional, BPJN Wiliyah X membangun ruas jalan di perbatasan Indonesia-Timor Leste termasuk di dalamnya ruas jalan Poros Tengah di wilayah Kabupaten Kupang. "Karena itu, jika ruas jalan ini dibangun BPJN Wilayah X butuh diskresi dari menteri atau dari Presiden," tutupnya.
medcom.id, Kupang: Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah X sedang mengerjakan dua paket pembangunan jalan. Nantinya, jalan tersebut menyambungkan koridor lintas utara Pulau Flores, Nusa Tengara Timur (NTT) yang sampai saat ini belum tersambung seluruhnya.
Dua paket jalan yang sedang dibangun, yaitu Labuan-Bajo-Boleng-Terang-Kendidi sepanjang 24,50 kilometer dan Jalan Akses Bandara Komodo sejauh 8,20 kilometer. Pembangunan dua paket jalan ini adalah bagian dari pembangunan jalan sepanjang 330,2 kilometer melintasi tiga kabupaten, yakni Manggarai Barat, Manggarai, dan Nagekeo.
"Ruas jalan ini dibangun karena ada kepentingan kawasan strategis pariwisata nasional," kata Kepala BPJN Wilayah X Hadrianus Bambang N. Widihaetono di Kupang, NTT, Rabu 21 Juni 2017.
Menurut Hadrianus, setelah dua paket jalan tersebut rampung, tersisa enam ruas jalan sepanjang 270,5 kilometer yang akan ditangani secara bertahap. Enam ruas jalan ini dimulai dari Labuan Bajo dan berakhir di Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, yakni ruas Labuan Bajo-Boleg-Terang sepanjang 44,5 kilometer; Terang-Bari-Kedindi sepanjang 77 kilometer; Reo-Dampek-Pota sepanjang 53 kilometer; Pota-Waeklambu sepanjang 40 kilometer; Waeklambu-Riung-Mboras sepanjang 20 kilometer; dan Mboras-Riung-Danga sepanjang 36 kilometer.
Dari total ruas jalan tersebut, kondisi baik atau sedang sepanjang 146,40 kilometer atau 54,12 persen. Sisanya, 124,10 kilometer atau 45,66 persen dalam kondisi rusak parah dan belum dibuka.
Hadrianus menjelaskan, lintas utara Flores masih memanjang ratusan kilometer dari Riung-Kaburea di Kabupaten Nagekeo, ruas Kabuera-Kota Baru di Kabupaten Ende, dan ruas Kota Baru-Magepanda di Kabupaten Sikka.
Pembangunan Trans Utara Flores yang menghubungkan Kabupaten Manggarai Barat-Manggarai, lanjut Hadrianus, bertujuan memperlancar pengiriman logistik dan bahan bakar minyak (BBM) dari Depo Pertamina di Kecamatan Reo, wilayah di pantai utara Kabupaten Manggarai ke Labuan Bajo.
"Jika jalan ini sudah terhubung, pengiriman bahan bakar minyak termasuk avtur menjadi cepat karena kendaraan tidak perlu memutar lagi ke Ruteng baru melanjutkan perjalanan ke Labuan Bajo," ujarnya.
Hadrianus mengakui, pembukaan koridor utara Flores butuh anggaran besar. Namun, jalur tersebut harus dibuka untuk memperlancar akses transportasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Hitungan kita, anggaran untuk pengembangan Nagekeo saja mencapai Rp200 miliar," kata Hadrianus.
Terkait persoalan yang menganggu pembukaan ruas utara Flores, menurut Hadrianus adalah status jalan yang masih milik provinsi. "Sempat mau diberi status jalan strategis nasional sehingga didanai oleh APBN," ujarnya.
BPJN Wilayah X kemudian diberi tanggungjawab mengerjakan ruas jalan nasional sepanjang 400 kilometer, dengan sendirinya saat ini BPJN tidak mengerjakan lagi jalan strategis nasional yang semula ditargetkan 1.000 kilometer tersebut.
Untuk ruas jalan nasional, BPJN Wiliyah X membangun ruas jalan di perbatasan Indonesia-Timor Leste termasuk di dalamnya ruas jalan Poros Tengah di wilayah Kabupaten Kupang. "Karena itu, jika ruas jalan ini dibangun BPJN Wilayah X butuh diskresi dari menteri atau dari Presiden," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NIN)