Batang: Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan skrining atau deteksi penyakit frambusia pada anak di 15 kecamatan sebagai upaya menekan penyebaran penyakit itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didiet Wisnuhardanto mengatakan kegiatan skrining penyakit frambusia ini juga sebagai bentuk upaya untuk pencapaian bebas dari penyakit itu pada 2023.
"Skrining ini sebagai upaya untuk membuktikan kepastian data. Skrining penyakit frambusia, kami lakukan pada anak-anak yang mempunyai gejala penyakit kulit," katanya di Batang, Selasa, 14 Februari 2023.
Ia yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Agustiana Wahyudi mengatakan saat ini pihaknya akan menyasar semua siswa-siswi sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan pondok pesantren yang berumur di bawah 15 tahun.
Pemeriksaan itu, kata dia, akan menggunakan alat rapid diagnostic test (RDT) dan jika hasilnya negatif berarti tidak ada kasus penyakit frambusia di daerah ini.
"Kami menargetkan Kabupaten Batang sudah zero penyakit frambusia pada 2023. Berdasarkan dukungan hasil deteksi, sementara ini belum ada kasus positif penyakit itu," katanya.
Ia berharap orang tua memperhatikan kondisi kesehatan pada anaknya dan bisa menjaga perilaku hidup sehat.
Kepala Puskesmas Bandar Dody Rusdi mengatakan kegiatan deteksi ini telah dilakukan di 35 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah dengan jumlah 420 siswa. Sebanyak 20 siswa di antaranya dinyatakan suspek penyakit frambusia.
"Sebanyak 20 anak itu mempunyai gejala gatal-gatal pada badannya. Kami akan melakukan pengecekan dengan menggunakan alat RDT untuk memastikan apakah hasilnya akan positif atau negatif," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Batang: Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan
skrining atau deteksi penyakit frambusia pada anak di 15 kecamatan sebagai upaya menekan penyebaran penyakit itu.
Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didiet Wisnuhardanto mengatakan kegiatan skrining penyakit frambusia ini juga sebagai bentuk upaya untuk pencapaian bebas dari penyakit itu pada 2023.
"Skrining ini sebagai upaya untuk membuktikan kepastian data. Skrining penyakit frambusia, kami lakukan pada anak-anak yang mempunyai gejala penyakit kulit," katanya di Batang, Selasa, 14 Februari 2023.
Ia yang didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Agustiana Wahyudi mengatakan saat ini pihaknya akan menyasar semua siswa-siswi sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan pondok pesantren yang berumur di bawah 15 tahun.
Pemeriksaan itu, kata dia, akan menggunakan alat rapid diagnostic test (RDT) dan jika hasilnya negatif berarti tidak ada kasus penyakit frambusia di daerah ini.
"Kami menargetkan Kabupaten Batang sudah zero penyakit frambusia pada 2023. Berdasarkan dukungan hasil deteksi, sementara ini belum ada kasus positif penyakit itu," katanya.
Ia berharap orang tua memperhatikan kondisi kesehatan pada anaknya dan bisa menjaga perilaku hidup sehat.
Kepala Puskesmas Bandar Dody Rusdi mengatakan kegiatan deteksi ini telah dilakukan di 35 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah dengan jumlah 420 siswa. Sebanyak 20 siswa di antaranya dinyatakan suspek penyakit frambusia.
"Sebanyak 20 anak itu mempunyai gejala gatal-gatal pada badannya. Kami akan melakukan pengecekan dengan menggunakan alat RDT untuk memastikan apakah hasilnya akan positif atau negatif," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)