Kepala BPBD HSS, Kusairi, memberikan keterangan di Kandangan, Kalimantan Selatan, Selasa, 28 Maret 2023. Antara/Fathurrahman
Kepala BPBD HSS, Kusairi, memberikan keterangan di Kandangan, Kalimantan Selatan, Selasa, 28 Maret 2023. Antara/Fathurrahman

BPBD Hulu Sungai Selatan Siaga Bencana Karhutla

Antara • 04 Mei 2023 13:06
Kandangan: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, menetapkan status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
 
Status siaga tersebut diawali dengan mengambil berbagai langkah persiapan guna mengantisipasi bencana.
 
"Untuk antisipasi bencana karhutla, langkah pertama kita dari BPBD dalam bulan Mei ini menetapkan status siaga bencana karhutla, kekeringan dan penurunan produksi pangan," kata Kepala BPBD HSS, Kusairi, di Kandangan, Kamis, 4 Mei 2023.
 
Baca: Padang Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Gempa

Dia menjelaskan penetapan ini juga tindak lanjut dari hasil rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan pemerintah kabupaten serta kota terkait dengan kesiapsiagaan penanganan bencana karhutla.

Langkah lainnya mengaktifkan kembali posko siaga bencana kahurtla di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa, berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, termasuk menggiatkan sosialisasi melalui media sosial dan situs BPBD HSS.
 
Sosialisasi tersebut untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa berdasarkan prakiraan BMKG akan terjadi kemarau yang cukup ekstrem pada 2023 yang berbeda dengan musim kemarau 2021 yang berupa kemarau basah.
 
"Berdasarkan informasi yang kita terima dari prakiraan BMKG, kemarau 2023 ini normal atau lebih mengarah pada kekeringan," jelas Kusairi.
 
Pihaknya juga melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana karhutla tingkat kabupaten, sebagai bentuk penggalangan dan sinergi dalam antisipasi serta menanggulangi bencana karhutla dengan seluruh mitra.
 
Ia juga mengatakan terkait dengan tindak pidana karhutla pada 2022 yang tidak ada karena berdasarkan penelusuran di lapangan lahan yang terbakar berupa rawa yang tidak bertuan dan bukan lahan pertanian.
 
"Perbandingan kita untuk karhutla di tahun 2022 dan 2021, di tahun 2022 ini ada penurunan tingkat hotspot (titik panas) yang ada di HSS, di samping karena kemarau tahun lalu itu kemarau basah," ungkapnya.
 
Dia mengungkapkan penanganan karhutla pada 2022 juga bisa dilakukan lebih intensif karena adanya satgas udara, sehingga bisa menjangkau beberapa wilayah yang sulit diakses, baik dari jalur darat maupun sungai.
 
Kusairi mengakui tantangan mengantisipasi karhutla di HSS karena lahan rawa tidak bertuan yang terbentang luas dari kawasan Daha di tiga kecamatan kemudian ke Kecamatan Kalumpang hingga perbatasan dengan Kecamatan Margasari, Tapin.
 
"Namun alhamdulillah, BPBD provinsi yang didukung dengan adanya satgas udara sangat membantu untuk penanganan karhutla bisa lebih cepat," ujarnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan