Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Minggu (12/3/2023). (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Minggu (12/3/2023). (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)

Posko Pantau Merapi Tampung Warga Sleman Terdampak Erupsi

Ahmad Mustaqim • 13 Maret 2023 15:17
Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendirikan sejumlah posko pengungsian saat Gunung Merapi memuntahkan awan panas sejak 11 Maret 2023. Ada sejumlah warga yang langsng mengungsi tak lama usai awan panas meluncur dari puncak gunung.
 
"Ada dua warga mengungsi saat awan panas terjadi. Mereka yang mengungsi masih trauma (dengan letusan Gunung Merapi)," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto dihubungi, Senin, 13 Maret 2023. 
 
Lilik mengungkapkan dua warga tersebut mengungsi di barak Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten. Keduanya yakni Marsinem, 50, dan Priyo Utomo, 70. Warga tersebut kembali ke rumahnya setelah sempat di barak beberapa jam. 

Ia mengatakan total ada 6 posko yang didirikan sejak Sabtu, 11 Maret 2023. Sebanyak 6 posko itu yakni Posko SAR DIY di Desa Wonokerto; Pos Aju SAR Kali Kuning; Posko SAR Satlinmas Wilayah VII Kaliurang; Pos Pendukung SAR Unit (Desa) Hargobinangun; Pos Unit Cangkringan; dan Pos Pantauan Ngrangkah Desa Umbulharjo, Kecajatan Cangkringan. 
 
Baca juga: Kubah Sisi Barat Laut Gunung Merapi Menyimpan Potensi Bahaya

"Pos yang dirikan itu selain memantau kondisi Merapi juga memfasilitasi masyarakat bila ada yang memutuskan mengungsi," katanya. 
 
Lilik mengatakan jajarannya berkoordinasi dengan relawan, Pemerintah Kabupaten Sleman, dan berbagai lembaga mengevaluasi tindakan merespons kondisi Gunung Merapi. Selain soal kesiapsiagaan, keberadaan 6 posko yang didirikan juga turut dievaluasi. 
 
"Hari ini kami evaluasi, bahwa upaya 2 kali 24 jam kemarin, dan hari ini apakah posko akan diteruskan atau tidak," ucap dia.
 
Lilik mengungkapkan keberadaan posko itu memang penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan, baik masyarakat maupun petugas di lapangan. Selain itu, posko juga menjadi titik kumpul dan evakuasi warga. Ia juga mengatakan setiap desa telah ditentukan titik kumpul masing-masing.  
 
"Kami minta masyarakat mengakses informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi ke BPPTKG sebagai instansi resmi pemantaunya," jelasnya.
 
Dalam laporan resmi pantauan Gunung Merapi yang BPPTKG, periode pukul 6.00-12.00, teramati 6 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya. Selain itu, terjadi sekali erupsi awan panas dengan jarak luncur maksimal 1500 meter arah barat daya. Sementara, pada 11 Maret hingga 13 Maret, pukul 9.26, terjadi 60 kali erupsi awan panas. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan