Solo: Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Solo mengalami kenaikan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, terdapat 19 kasus DBD hingga awal Maret 2023.
"Satu dari 19 kasus itu meninggal dunia. Kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kali ini meningkat. Karena tahun lalu 14 kasus dalam periode yang sama," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Solo Tenny Setyoharini, di Solo, Kamis, 9 Maret 2023.
Dia mengakui, tingginya angka kasus DBD dipengaruhi kurang optimalnya kesadaran pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan di setiap rumah warga melalui kader jumantik.
Selain kurang optimalnya PSN, naiknya angka DBD di Kota Solo juga dipengaruhi minimnya peran gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J).
"Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Banjarsari, Laweyan dan Jebres. Dari pertama sampai pekan ke 9 itu ada 19 kasus DBD, satu pasien meninggal dunia karena DSS (dengue shock syndrome). Sedangkan insiden rate 3,28 per 100 populasi, kalau fatallity rate 5,26 persen. Tahun lalu kalau selama minggu ke sembilan ada 14 kasus jadi naik. Insiden rate 3,4, kalau fatallity rate 5,26," paparnya.
Sementara itu, dia mengakui sosialisasi maksimal dilakukan terkait DBD ke masyarakat. Sosialisasi dilakukan Puskesmas melalui Posyandu, RT/RW, dengan kegiatan PSN.
"Hanya saja, peran G1R1J untuk melakukan PSN memang tidak optimal. Padahal saat sidak Jumat bersih, rata-rata ditemukan jentik nyamuk lebih dari 5 dalam satu rumah. Bahkan biasanya hasil PE (penyelidikan epidemiologi) saat ada kasus DBD hasilnya hampir 20 persen," imbuhnya.
Di sisi lain, ia menegaskan banjir yang terjadi di Kota Solo pertengahan Februari 2023 tidak berpengaruh pada naiknya kasus DBD.
"Karena air kotor bukan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti. Justru perindukan nyamuk berkembang biak di tempat yang tidak disangka-sangka, seperti tanah kosong yang terdapat barang bekas dan menampung air walau sedikit bisa untuk bertelur nyamuk dan berkembang biak. Atau di rumah tangga genangan air di belakang kulkas, atau dispenser bisa juga menjadi sarang nyamuk," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Solo: Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Solo mengalami kenaikan. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, terdapat 19 kasus DBD hingga awal Maret 2023.
"Satu dari 19 kasus itu meninggal dunia. Kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kali ini meningkat. Karena tahun lalu 14 kasus dalam periode yang sama," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Solo Tenny Setyoharini, di Solo, Kamis, 9 Maret 2023.
Dia mengakui, tingginya angka kasus DBD dipengaruhi kurang optimalnya kesadaran pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan di setiap rumah warga melalui kader jumantik.
Selain kurang optimalnya PSN, naiknya angka DBD di Kota Solo juga dipengaruhi minimnya peran gerakan
satu rumah satu jumantik (G1R1J).
"Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Banjarsari, Laweyan dan Jebres. Dari pertama sampai pekan ke 9 itu ada 19 kasus DBD, satu pasien meninggal dunia karena DSS (dengue shock syndrome). Sedangkan insiden rate 3,28 per 100 populasi, kalau fatallity rate 5,26 persen. Tahun lalu kalau selama minggu ke sembilan ada 14 kasus jadi naik. Insiden rate 3,4, kalau fatallity rate 5,26," paparnya.
Sementara itu, dia mengakui sosialisasi maksimal dilakukan terkait DBD ke masyarakat. Sosialisasi dilakukan Puskesmas melalui Posyandu, RT/RW, dengan kegiatan PSN.
"Hanya saja, peran G1R1J untuk melakukan PSN memang tidak optimal. Padahal saat sidak Jumat bersih,
rata-rata ditemukan jentik nyamuk lebih dari 5 dalam satu rumah. Bahkan biasanya hasil PE (penyelidikan epidemiologi) saat ada kasus DBD hasilnya hampir 20 persen," imbuhnya.
Di sisi lain, ia menegaskan banjir yang terjadi di Kota Solo pertengahan Februari 2023 tidak berpengaruh pada naiknya kasus DBD.
"Karena air kotor bukan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti. Justru perindukan nyamuk berkembang biak di tempat yang tidak disangka-sangka, seperti tanah kosong yang terdapat barang bekas dan menampung air walau sedikit bisa untuk bertelur nyamuk dan berkembang biak. Atau di rumah tangga genangan air di belakang kulkas, atau dispenser bisa juga menjadi sarang nyamuk," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)