Bandung: Penyebaran kasus HIV/AIDS di Kota Bandung mengalami peningkatan mencapai 300 hingga 400 kasus setiap tahunnya. Bahkan kini terdapat 653 ibu rumah tangga (IRT) dinyatakan positif HIV/AIDS setelah dilakukan tes secara berkala yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung.
Menurut Ketua Sekretariat KPA Kota Bandung, Sis Silvia Dewi, terdapat 5.943 orang yang beridentitas Kota Bandung mengidap HIV/AIDS. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 300 kasus setiap tahunnya terutama selama masa pandemi covid-19.
"Kasus positif untuk golongan mahasiswa mencapai 6,97 persen atau setara 414 kasus. Sedangkan untuk golongan ibu rumah tangga mencapai 11,8 persen atau setara 653 kasus," ujar Sis Silvia Dewi saat dihubungi awak media, Kamis, 25 Agustus 2022.
Sedangkan berdasarkan data dari KPA Kota Bandung urutan tertinggi penularan berasal dari kalangan pegawai swasta dengan total 31,01 persen atau setara dengan 1.842 kasus. Salah satu faktor tertinggi penularan yakni berasal dari perilaku seksual berisiko atau berganti-ganti pasangan.
"Jadi kalau penyebabnya itu berdasarkan faktor resiko terbanyak di Kota Bandung, memang heteroseksual itu tinggi 39,52 persen jadi penularan antara perempuan dengan laki-laki lah seperti itu, dan itu hampir 40 persen, jadi orang-orang yang kena HIV/AIDS di Kota Bandung akibat perilaku heteroseksual," jelasnya.
Selain itu, masih banyaknya masyarakat yang tidak sadar dan enggan untuk memeriksakan diri meski kerap berperilaku seksual berisiko atau berganti pasangan. Pasalnya, lanjut Silvia, mayoritas pengidap HIV/AIDS pada awalnya tidak terdapat gejala terutama secara fisik, sehingga berisiko menularkan kembali kepada orang lain atau bahkan pasangannya.
"Yang jadi sedih itu kan HIV/AIDS itu kan terutama HIV-nya engga ada gejala tuh, jadi banyaknya orang yang kena HIV tidak tahu kalau dia kena HIV. Akhirnya orang yang tertular ga sadar kalau ada ibu rumah tangga tertular lalu hamil akhirnya punya anak yang positif," bebernya.
Bandung: Penyebaran kasus
HIV/AIDS di Kota Bandung mengalami peningkatan mencapai 300 hingga 400 kasus setiap tahunnya. Bahkan kini terdapat 653 ibu rumah tangga (IRT) dinyatakan positif HIV/AIDS setelah dilakukan tes secara berkala yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung.
Menurut Ketua Sekretariat KPA
Kota Bandung, Sis Silvia Dewi, terdapat 5.943 orang yang beridentitas Kota Bandung mengidap HIV/AIDS. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 300 kasus setiap tahunnya terutama selama masa pandemi covid-19.
"Kasus positif untuk golongan mahasiswa mencapai 6,97 persen atau setara 414 kasus. Sedangkan untuk golongan
ibu rumah tangga mencapai 11,8 persen atau setara 653 kasus," ujar Sis Silvia Dewi saat dihubungi awak media, Kamis, 25 Agustus 2022.
Sedangkan berdasarkan data dari KPA Kota Bandung urutan tertinggi penularan berasal dari kalangan pegawai swasta dengan total 31,01 persen atau setara dengan 1.842 kasus. Salah satu faktor tertinggi penularan yakni berasal dari perilaku seksual berisiko atau berganti-ganti pasangan.
"Jadi kalau penyebabnya itu berdasarkan faktor resiko terbanyak di Kota Bandung, memang heteroseksual itu tinggi 39,52 persen jadi penularan antara perempuan dengan laki-laki lah seperti itu, dan itu hampir 40 persen, jadi orang-orang yang kena HIV/AIDS di Kota Bandung akibat perilaku heteroseksual," jelasnya.
Selain itu, masih banyaknya masyarakat yang tidak sadar dan enggan untuk memeriksakan diri meski kerap berperilaku seksual berisiko atau berganti pasangan. Pasalnya, lanjut Silvia, mayoritas pengidap HIV/AIDS pada awalnya tidak terdapat gejala terutama secara fisik, sehingga berisiko menularkan kembali kepada orang lain atau bahkan pasangannya.
"Yang jadi sedih itu kan HIV/AIDS itu kan terutama HIV-nya engga ada gejala tuh, jadi banyaknya orang yang kena HIV tidak tahu kalau dia kena HIV. Akhirnya orang yang tertular ga sadar kalau ada ibu rumah tangga tertular lalu hamil akhirnya punya anak yang positif," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)