Bantul: Sebanyak lima siswa dan seorang guru di SMKN 1 Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) positif covid-19. Penelusuran kemunculan kasus di sekolah itu menyasar ke puluhan orang.
Camat Sedayu, Lukas Sumanasa, mengungkapkan, kasus covid-19 di sekolah itu muncul saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Ia mengatakan ada seorang siswa yang terkena penelusuran kasus covid-19 dari sebuah SD.
"Kami sudah minta agar siswa itu tidak berangkat, tapi ngeyel. Padahal hasil tes PCR-nya belum keluar," kata Lukas dihubungi, Rabu, 27 Oktober 2021.
Belakangan, hasil tes PCR siswa itu positif. Penelusuran pun dilakukan dan diketahui lima siswa dan seorang guru positif covid-19 usai tes PCR.
Setelah itu, penelusuran berlanjut menyasar ke 29 orang yang sempat kontak erat dengan siswa maupun guru yang diketahui positif covid-19. Ia berharap kasus di sekolah itu tidak bertambah banyak.
"Sementara dari informasi yang saya dapat kegiatan (PTM) di sekolah itu dihentikan sementara," ujarnya.
Baca: Klaster PTM di Kota Bandung Bertambah Jadi 117 Kasus
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengungkapkan, kasus covid-19 di sekolah itu muncul karena adanya klaster takziah di salah satu desa di Kecamatan Sedayu. Menurutnya, saat itu ada warga meninggal diduga covid-19 dan disarankan pemakaman sesuai protokol kesehatan.
"Tapi warga menolak. Pemakaman dilakukan tanpa prokes, dan ada tahlilan (kegiatan doa bersama untuk orang meninggal)," ungkapnya.
Beberapa saat usai pemakaman, hasil tes usap jenazah itu menunjukkan positif covid-19. penelusuran pun dilakukan ke warga yang hadir takziah dan ikut tahlilan. Di sisi lain, salah satu anggota keluarga merupakan guru.
"Tracing klaster itu menyasar guru, siswa SD, karyawan sekolah, dan karyawan swasta. Ada delapan siswa SD positif (covid-19) karena terpapar dari guru," ungkapnya.
Bantul: Sebanyak lima siswa dan seorang guru di SMKN 1 Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) positif covid-19. Penelusuran kemunculan kasus di sekolah itu menyasar ke puluhan orang.
Camat Sedayu, Lukas Sumanasa, mengungkapkan, kasus covid-19 di sekolah itu muncul saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Ia mengatakan ada seorang siswa yang terkena penelusuran kasus covid-19 dari sebuah SD.
"Kami sudah minta agar siswa itu tidak berangkat, tapi ngeyel. Padahal hasil tes PCR-nya belum keluar," kata Lukas dihubungi, Rabu, 27 Oktober 2021.
Belakangan, hasil tes PCR siswa itu positif. Penelusuran pun dilakukan dan diketahui lima siswa dan seorang guru positif covid-19 usai tes PCR.
Setelah itu, penelusuran berlanjut menyasar ke 29 orang yang sempat kontak erat dengan siswa maupun guru yang diketahui positif covid-19. Ia berharap kasus di sekolah itu tidak bertambah banyak.
"Sementara dari informasi yang saya dapat kegiatan (PTM) di sekolah itu dihentikan sementara," ujarnya.
Baca: Klaster PTM di Kota Bandung Bertambah Jadi 117 Kasus
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengungkapkan, kasus covid-19 di sekolah itu muncul karena adanya klaster takziah di salah satu desa di Kecamatan Sedayu. Menurutnya, saat itu ada warga meninggal diduga covid-19 dan disarankan pemakaman sesuai protokol kesehatan.
"Tapi warga menolak. Pemakaman dilakukan tanpa prokes, dan ada tahlilan (kegiatan doa bersama untuk orang meninggal)," ungkapnya.
Beberapa saat usai pemakaman, hasil tes usap jenazah itu menunjukkan positif covid-19. penelusuran pun dilakukan ke warga yang hadir takziah dan ikut tahlilan. Di sisi lain, salah satu anggota keluarga merupakan guru.
"Tracing klaster itu menyasar guru, siswa SD, karyawan sekolah, dan karyawan swasta. Ada delapan siswa SD positif (covid-19) karena terpapar dari guru," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)