medcom.id, Jakarta: Dua pesawat tempur F-16 milik TNI AU, Kamis (10/4/2014), sekira pukul 12.45 WIB memaksa turun satu unit pesawar asing yang terbang di wilayah udara Indonesia tanpa memiliki izin dan dokumen resmi. Selain menahan pesawat, pihak Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) III Medan.
Pesawat latih jenis Cesna berwarna merah berikut seorang pilotnya langsung digiring ke Markas Komando Kosekhanudnas III di Pangkalan TNI AU Soewondo dengan pengawalan ketat Paskhas TNI AU.
Asisten Intel Kosekhanudnas III, Kolonel (Pnb) Reva Yanto, kepada Media Indonesia di Lanud Soewondo Medan, berdasarkan keterangan sementara pilot pesawat yang berkebangsaan Swiss bernama Heinz Peier berusia 65 tahun itu, melakukan penerbangan dari Colombo, Srilangka menuju Singapura melalui Subang Jaya, Malaysia.
"Karena pantauan radar kita ada terdeteksi benda asing mencurigakan, maka kita perintahkan dua pesawat tempur kita F-16 mengejarnya dan memaksa mendarat ke sini (Lanud Soewondo). Setelah kita tanya soal izin melintas, dia (pilot) tidak dapat menunjukkannya," ujar Reva.
Dari pemeriksaan sementara, kata Reva, belum ditemukan adanya kegiatan mata-mata yang dilakukan pesawat maupun sang pilot.
Sampai berita ini ditulis, baik pesawat maupun pilotnya masih ditahan dan diperiksa pihak intelejen Kosekhanudnas III. "Setelah kami periksa isi pesawat, memang tidak kami temukan barang-barang yang mencurigakan," ujarnya.
Reva Yanto menduga pesawat berbadan kecil ini melakukan kegiatan pemetaan atau survei.
Secara terpisah, pilot Heinz Peier mengaku sempat terkejut ketika pesawatnya disergap oleh dua pesawat tempur F-16 milik TNI AU. Dia mengaku tidak mengetahui jika pesawat jenis Swearingen SX300 yang dipilotinya sudah memasuki batas udara Indonesia. "Saya tidak tahu mengapa saya disergap," ujarnya.
Kolonel (Pnb) Reva Yanto menambahkan, jika pihak kedubes Swiss maupun pihak perusahaan tempatnya bekerja tidak memberikan penjelasan kepada pihak TNI AU, maka sang pilot berikut pesawatnya akan terus ditahan di Lanud Soewondo.
medcom.id, Jakarta: Dua pesawat tempur F-16 milik TNI AU, Kamis (10/4/2014), sekira pukul 12.45 WIB memaksa turun satu unit pesawar asing yang terbang di wilayah udara Indonesia tanpa memiliki izin dan dokumen resmi. Selain menahan pesawat, pihak Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) III Medan.
Pesawat latih jenis Cesna berwarna merah berikut seorang pilotnya langsung digiring ke Markas Komando Kosekhanudnas III di Pangkalan TNI AU Soewondo dengan pengawalan ketat Paskhas TNI AU.
Asisten Intel Kosekhanudnas III, Kolonel (Pnb) Reva Yanto, kepada Media Indonesia di Lanud Soewondo Medan, berdasarkan keterangan sementara pilot pesawat yang berkebangsaan Swiss bernama Heinz Peier berusia 65 tahun itu, melakukan penerbangan dari Colombo, Srilangka menuju Singapura melalui Subang Jaya, Malaysia.
"Karena pantauan radar kita ada terdeteksi benda asing mencurigakan, maka kita perintahkan dua pesawat tempur kita F-16 mengejarnya dan memaksa mendarat ke sini (Lanud Soewondo). Setelah kita tanya soal izin melintas, dia (pilot) tidak dapat menunjukkannya," ujar Reva.
Dari pemeriksaan sementara, kata Reva, belum ditemukan adanya kegiatan mata-mata yang dilakukan pesawat maupun sang pilot.
Sampai berita ini ditulis, baik pesawat maupun pilotnya masih ditahan dan diperiksa pihak intelejen Kosekhanudnas III. "Setelah kami periksa isi pesawat, memang tidak kami temukan barang-barang yang mencurigakan," ujarnya.
Reva Yanto menduga pesawat berbadan kecil ini melakukan kegiatan pemetaan atau survei.
Secara terpisah, pilot Heinz Peier mengaku sempat terkejut ketika pesawatnya disergap oleh dua pesawat tempur F-16 milik TNI AU. Dia mengaku tidak mengetahui jika pesawat jenis Swearingen SX300 yang dipilotinya sudah memasuki batas udara Indonesia. "Saya tidak tahu mengapa saya disergap," ujarnya.
Kolonel (Pnb) Reva Yanto menambahkan, jika pihak kedubes Swiss maupun pihak perusahaan tempatnya bekerja tidak memberikan penjelasan kepada pihak TNI AU, maka sang pilot berikut pesawatnya akan terus ditahan di Lanud Soewondo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)