Warga antre untuk mendapatkan air bersih di Dusun Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu, 23 Oktober 2022. Foto Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Warga antre untuk mendapatkan air bersih di Dusun Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu, 23 Oktober 2022. Foto Antara/Nyoman Hendra Wibowo

Dilanda Kemarau, Hanya 1 Zona Wilayah Bali Masih Berpotensi Hujan

Antara • 20 Juni 2023 13:43
Denpasar: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengidentifikasi hanya ada satu zona wilayah di Provinsi Bali yang belum sepenuhnya memasuki kemarau. Zona tersebut masih berpotensi hujan.
 
"Zona wilayah Buleleng bagian tengah dan selatan, Tabanan bagian utara dan Badung bagian utara," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya, di Denpasar, Selasa, 20 Juni 2023.
 
Baca: Tujuh Kelurahan di Kota Padang Menghadapi Kekeringan

Zona wilayah itu merupakan zona musim (zom) nomor 423 yang baru terindikasi masuk kemarau, dari total sebanyak 20 zom di Bali. Dengan demikian mayoritas 19 zom atau hampir seluruh wilayah di Pulau Dewata sudah memasuki musim kemarau.
 
BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi kekeringan di Bali bagian utara. Dari pengamatan BMKG, sebagian wilayah Bali Utara dan Timur sudah tidak turun hujan lebih dari 30 hari.

Meski demikian BMKG mencatat tidak ada peringatan dini iklim ekstrem dengan potensi keringan di Bali yang berstatus awas.
 
Hanya ada yang berstatus waspada yakni di Kecamatan Seririt, Banjar, keduanya berada di Kabupaten Buleleng dan Selemadeg Timur di Kabupaten Tabanan.
 
Sedangkan yang berstatus siaga yakni di Kecamatan Gerokgak, Sawan, Buleleng, Busungbiu, Sukasada, Tejakula, Kubutambahan di Kabupaten Buleleng, di Kabupaten Karangasem di Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli di Kintamani dan Kabupaten Jembrana di Melaya.
 
"Ada pun status waspada itu artinya jumlah hari tanpa hujan paling singkat 21 hari dengan curah hujan dasarian kurang dari 20 milimeter," jelas Nyoman.
 
Sedangkan status siaga itu yakni jumlah hari tanpa hujan paling singkat 31 hari dengan curah hujan dasarian kurang dari 20 milimeter. BMKG memperkirakan puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juli-Agustus 2023.
 
"Ini dapat dipengaruhi oleh kondisi El Nino yang diprediksi mulai akhir Juli namun secara normal Juli-Agustus 2023 kecenderungan sebagian besar wilayah Bali sedang kondisi puncak musim kemarau," ungkap Nyoman.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan