Pemprov Sulut Optimistis Turunkan Angka Stunting 6,1% hingga Tahun 2024
Antara • 08 September 2023 08:07
Sulut: Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara menargetkan angka prevalensi stunting turun 6,1 persen hingga 2024.
"Target nasional stunting di tahun 2024 berada di bawah 14 persen. Artinya di dua tahun berjalan ini kita harus mampu turunkan 6,1 persen," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sulut, Denny Mangala di Manado, Kamis, 7 September 2023.
Data prevalensi stunting tahun 2022 di provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut berada di angka 20,5 persen atau hanya turun sebesar 1,1 persen dari tahun 2021 sebesar 21,6 persen.
Karena it, menurut dia, dilihat dari progres prevalensi stunting di Sulut yang melambat maka diharapkan ada komitmen yang sama antara provinsi dan kabupaten/kota untuk mempercepat penurunan stunting yang menjadi program prioritas Presiden Joko Widodo.
"Progresnya agak lambat sehingga tahun ini didorong lagi untuk mencapai target (turun) 3,01 persen di tahun 2023. Lebih bagus lagi kalau pencapaiannya lebih dari itu agar tahun 2024 tantangan kita tidak terlalu berat," ujarnya.
Menurut Mangala, ada laporan terkait pemberian bantuan untuk anak stunting atau keluarga yang ibunya bisa melahirkan anak stunting, tidak tepat sasaran.
"Ada sentuhan yang salah, dalam artian, ada yang kasih susu dan telur. Tapi, susu dan telur yang keluar ini bukan dikonsumsi anak tapi orang tua. Lebih parah lagi, ada bantuan susu dengan biskuit untuk anak tapi setiap ada tamu, biskuit ini diberikan ke tamu," ungkapnya.
Bantuan yang tidak tepat sasaran itulah yang membuat angka stunting progresnya berjalan lambat. Denny Mangala juga menyoroti terkait penyerapan anggaran untuk penanganan stunting masih sangat rendah.
"Kami juga dapatkan data dari BKKBN BOKB distribusi teralokasi di 15 kabupaten/kota dengan nilai Rp54,97 miliar, dimana 45,13 persen untuk stunting tapi apa yang kita lihat didata yang masuk ke kita sampai hari ini yang terealisasi baru 16 persen lebih sedikit," ungkap Mangala.
?Menurut dia, penanganan stunting tersebut menjadi tugas bersama di samping program pemerintah lainnya.
"Ini adalah misi kemanusiaan tolong kita peduli sama-sama untuk misi kemanusiaan dimana kita harus memberikan perhatian dan kepedulian untuk kemudian mengangkat anak-anak stunting ini dengan kepedulian kita," ujar dia.
Sulut: Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara menargetkan angka prevalensi stunting turun 6,1 persen hingga 2024.
"Target nasional stunting di tahun 2024 berada di bawah 14 persen. Artinya di dua tahun berjalan ini kita harus mampu turunkan 6,1 persen," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sulut, Denny Mangala
di Manado, Kamis, 7 September 2023.
Data prevalensi stunting tahun 2022 di provinsi berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut berada di angka 20,5 persen atau hanya turun sebesar 1,1 persen dari tahun 2021 sebesar 21,6 persen.
Karena it, menurut dia, dilihat dari progres prevalensi stunting di Sulut yang melambat maka diharapkan ada komitmen yang sama antara provinsi dan kabupaten/kota untuk mempercepat penurunan stunting yang menjadi program prioritas Presiden Joko Widodo.
"Progresnya agak lambat sehingga tahun ini didorong lagi untuk mencapai target (turun) 3,01 persen di tahun 2023. Lebih bagus lagi kalau pencapaiannya lebih dari itu agar tahun 2024 tantangan kita tidak terlalu berat," ujarnya.
Menurut Mangala, ada laporan terkait pemberian bantuan untuk anak stunting atau keluarga yang ibunya bisa melahirkan anak stunting, tidak tepat sasaran.
"Ada sentuhan yang salah, dalam artian, ada yang kasih susu dan telur. Tapi, susu dan telur yang keluar ini bukan dikonsumsi anak tapi orang tua. Lebih parah lagi, ada bantuan susu dengan biskuit untuk anak tapi setiap ada tamu, biskuit ini diberikan ke tamu," ungkapnya.
Bantuan yang tidak tepat sasaran itulah yang membuat angka stunting progresnya berjalan lambat. Denny Mangala juga menyoroti terkait penyerapan anggaran untuk penanganan stunting masih sangat rendah.
"Kami juga dapatkan data dari BKKBN BOKB distribusi teralokasi di 15 kabupaten/kota dengan nilai Rp54,97 miliar, dimana 45,13 persen untuk stunting tapi apa yang kita lihat didata yang masuk ke kita sampai hari ini yang terealisasi baru 16 persen lebih sedikit," ungkap Mangala.
?Menurut dia, penanganan stunting tersebut menjadi tugas bersama di samping program pemerintah lainnya.
"Ini adalah misi kemanusiaan tolong kita peduli sama-sama untuk misi kemanusiaan dimana kita harus memberikan perhatian dan kepedulian untuk kemudian mengangkat anak-anak stunting ini dengan kepedulian kita," ujar dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)