Kediri: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dibuat kagum saat meninjau Kampung Wisata Tenun Ikat di Bandar Kidul, Kota Kediri, Sabtu, 3 Oktober 2020. Bagaimana tidak, kain tenun yang merupakan kekayaan budaya lokal dilestarikan oleh anak-anak muda sebagai pengrajin tenun.
Didiet, 32, salah satu pengrajin tenun merupakan generasi baru perajin kain tenun ikat khas Kota Kediri. Menurut Didiet, saat ini banyak remaja yang belajar menenun, bahkan terlibat dalam proses produksi kain tenun ikat.
"Adanya anak-anak muda ini, kelangsungan kain tenun akan berlangsung lama. Anak-anak muda juga lebih paham dari segi motif kain tenun ikat yang bagus untuk milenial, dan untuk orang tua," kata Didiet.
Didiet bersyukur karena Pemkot Kediri sangat aktif mempromosikan, serta mulai dibuka chanel penjualan dan chanel kreatifnya. Malahan di SMKN 2 Kota Kediri telah ada ekstra kurikuler untuk kain tenun, tujuannya untuk mempersiapkan anak-anak muda menjadi penenun dan pengusaha kain tenun.
Selain itu banyak upaya pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan para perajin. Apalagi menekuni kerajinan kain tenun juga menjanjikan penghasilan yang lumayan. "Anak-anak muda di sini sudah banyak yang terlibat dalam pembuatan kain tenun ikat. Sudah ada regenerasi sehingga usaha kerjaninan ini tidak akan mati," kata Didiet.
Selain itu, kain tenun ikat Kediri sudah sangat ready dengan industri yang lebih besar.
Karena perajinnya sudah mampu memproduksi ratusan meter kain tenun karena tenaga kerja dan pola kerja para penenun sangat bersemangat. "Ini salah satu kekuatan kerajinan tenun di Kediri," kata Didiet.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengatakan tradisi menenun di Bandar Kidul, Kota Kediri ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Menenun sudah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan dari budaya seluruh warga yang ada di sini, sehingga regenerasinya bisa berjalan dengan baik.
Dengan demikian, anak muda akan menjadi bagian yang bisa melestarikan tradisi tenun. Proses hulu hilirnya berjalan dengan baik seperti pemintalan benang mengikat. "Tentu ini menjadi referensi para millenial untuk lestarikan budaya menenun, karena mereka yang menenun anak-anak muda. Dan anak-anak muda di sini regenerasinya berjalan dengan baik. Harapannya, ekonominya gerak, protokol kesehatan terjaga," kata Khofifah.
Perempuan pertama di Jatim ini mengapresiasi Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, yang mendorong masyarakat terutama ASN Kota Kediri menggunakan masker tenun. "Ini keren sekali. Tenun Ikat Kota Kediri bisa menjadi icon baru bagi seragam di berbagai perkantoran dan sekolah, sehingga tumbuh kembang tradisi tenun akan ketemu desain yang terus terupdate," kata Khofifah.
Khofifah juga menjelaskan, Pemprov Jatim memiliki Millenial Job Center (MJC) untuk menyiapkan para millenial yang punya talent, seperti designer web, fografer, kameramen dan sebagainya. Untuk menunjang MJC ini, Khfifah mengaku telah menyiapkan command center dan co working space yang baik, dengan harapan para millenial bisa berinteraksi dan tanpa dikenakan biaya.
"Kita juga punya beberapa format desain program berbasis Bakorwil. MJC kita tempatkan di Bakorwil seperti di Madiun, Malang, Pamekasan, Jember, dan Bojonegoro," kata Khofifah.
Kediri: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dibuat kagum saat meninjau Kampung Wisata Tenun Ikat di Bandar Kidul, Kota Kediri, Sabtu, 3 Oktober 2020. Bagaimana tidak, kain tenun yang merupakan kekayaan budaya lokal dilestarikan oleh anak-anak muda sebagai pengrajin tenun.
Didiet, 32, salah satu pengrajin tenun merupakan generasi baru perajin kain tenun ikat khas Kota Kediri. Menurut Didiet, saat ini banyak remaja yang belajar menenun, bahkan terlibat dalam proses produksi kain tenun ikat.
"Adanya anak-anak muda ini, kelangsungan kain tenun akan berlangsung lama. Anak-anak muda juga lebih paham dari segi motif kain tenun ikat yang bagus untuk milenial, dan untuk orang tua," kata Didiet.
Didiet bersyukur karena Pemkot Kediri sangat aktif mempromosikan, serta mulai dibuka chanel penjualan dan chanel kreatifnya. Malahan di SMKN 2 Kota Kediri telah ada ekstra kurikuler untuk kain tenun, tujuannya untuk mempersiapkan anak-anak muda menjadi penenun dan pengusaha kain tenun.
Selain itu banyak upaya pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan para perajin. Apalagi menekuni kerajinan kain tenun juga menjanjikan penghasilan yang lumayan. "Anak-anak muda di sini sudah banyak yang terlibat dalam pembuatan kain tenun ikat. Sudah ada regenerasi sehingga usaha kerjaninan ini tidak akan mati," kata Didiet.
Selain itu, kain tenun ikat Kediri sudah sangat ready dengan industri yang lebih besar.
Karena perajinnya sudah mampu memproduksi ratusan meter kain tenun karena tenaga kerja dan pola kerja para penenun sangat bersemangat. "Ini salah satu kekuatan kerajinan tenun di Kediri," kata Didiet.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mengatakan tradisi menenun di Bandar Kidul, Kota Kediri ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Menenun sudah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan dari budaya seluruh warga yang ada di sini, sehingga regenerasinya bisa berjalan dengan baik.
Dengan demikian, anak muda akan menjadi bagian yang bisa melestarikan tradisi tenun. Proses hulu hilirnya berjalan dengan baik seperti pemintalan benang mengikat. "Tentu ini menjadi referensi para millenial untuk lestarikan budaya menenun, karena mereka yang menenun anak-anak muda. Dan anak-anak muda di sini regenerasinya berjalan dengan baik. Harapannya, ekonominya gerak, protokol kesehatan terjaga," kata Khofifah.
Perempuan pertama di Jatim ini mengapresiasi Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, yang mendorong masyarakat terutama ASN Kota Kediri menggunakan masker tenun. "Ini keren sekali. Tenun Ikat Kota Kediri bisa menjadi icon baru bagi seragam di berbagai perkantoran dan sekolah, sehingga tumbuh kembang tradisi tenun akan ketemu desain yang terus terupdate," kata Khofifah.
Khofifah juga menjelaskan, Pemprov Jatim memiliki Millenial Job Center (MJC) untuk menyiapkan para millenial yang punya talent, seperti designer web, fografer, kameramen dan sebagainya. Untuk menunjang MJC ini, Khfifah mengaku telah menyiapkan command center dan co working space yang baik, dengan harapan para millenial bisa berinteraksi dan tanpa dikenakan biaya.
"Kita juga punya beberapa format desain program berbasis Bakorwil. MJC kita tempatkan di Bakorwil seperti di Madiun, Malang, Pamekasan, Jember, dan Bojonegoro," kata Khofifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)