Yogyakarta: Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo pantas kesal. upayanya meningkatkan kunjungan wisawata ke Malioboro akibat pandemi covid-19, berantakan gara-gara aksi anarkistis.
"Gara-garanya demo anarkistis," kata Singgih, melansir Mediaindonesia.com, Rabu, 14 Oktober 2020.
Dia menerangkan, dalam beberapa pekan terakhir, pada Sabtu dan Minggu jumlah pengunjung ke Malioboro mencapai 20 ribu per hari. Namun, akhir pekan lalu, terjadi penurunan hingga 5.000-an pengunjung per hari.
"Kunjungan ke Malioboro sudah mulai bangkit dengan penerapan protokol kesehatan. Wisatawan mulai percaya diri datang, tapi demonstrasi anarkistis telah berdampak buruk," tambahnya.
Dia mengaku, untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan, Singgih berjanji akan gencar mempromosikan Yogyakarta aman dan nyaman. Prajurit Keraton Yogayakarta kini turut menjaga kawasan Malioboro.
Baca: Sri Sultan Sebut Demo Ricuh By Design
"Pada akhir pekan, Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta akan ikut berjaga di Malioboro," tukas Singgih.
Sebelumnya, pada aksi penolakan UU Omnibus Law di Gedung DPRD DIY dan Jalan Malioboro, pada Kamis, 8 Oktober 2020, beragam kerusakan terjadi. Bahkan kafe pun terbakar.
Pantauan Medcom.id, Kafe Legian di Jalan Malioboro terbakar di bagian depan. Bangunan kafe tersebut tampak gosong. Selain itu, sejumlah motor terbakar dan kaca mobil rusak.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan kejadian itu bukan spontanitas massa, alias sudah didesain.
"Kenapa saya katakan itu by design? Karena peristiwa itu terjadi setelah unjuk rasa yang dilakukan pelajar, mahasiswa dan buruh sudah selesai. Tapi, ada sekelompok orang yang tidak mau pergi. Kami tidak mengenal mereka itu siapa," ujar Sultan, Jumat, 9 Oktober 2020.
Yogyakarta: Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo pantas kesal. upayanya meningkatkan kunjungan wisawata ke Malioboro akibat pandemi covid-19, berantakan gara-gara aksi anarkistis.
"Gara-garanya demo anarkistis," kata Singgih, melansir
Mediaindonesia.com, Rabu, 14 Oktober 2020.
Dia menerangkan, dalam beberapa pekan terakhir, pada Sabtu dan Minggu jumlah pengunjung ke Malioboro mencapai 20 ribu per hari. Namun, akhir pekan lalu, terjadi penurunan hingga 5.000-an pengunjung per hari.
"Kunjungan ke Malioboro sudah mulai bangkit dengan penerapan protokol kesehatan. Wisatawan mulai percaya diri datang, tapi demonstrasi anarkistis telah berdampak buruk," tambahnya.
Dia mengaku, untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan, Singgih berjanji akan gencar mempromosikan Yogyakarta aman dan nyaman. Prajurit Keraton Yogayakarta kini turut menjaga kawasan Malioboro.
Baca: Sri Sultan Sebut Demo Ricuh By Design
"Pada akhir pekan, Bregada Prajurit Keraton Yogyakarta akan ikut berjaga di Malioboro," tukas Singgih.
Sebelumnya, pada aksi penolakan UU Omnibus Law di Gedung DPRD DIY dan Jalan Malioboro, pada Kamis, 8 Oktober 2020, beragam kerusakan terjadi. Bahkan kafe pun terbakar.
Pantauan Medcom.id, Kafe Legian di Jalan Malioboro terbakar di bagian depan. Bangunan kafe tersebut tampak gosong. Selain itu, sejumlah motor terbakar dan kaca mobil rusak.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan kejadian itu bukan spontanitas massa, alias sudah didesain.
"Kenapa saya katakan itu by design? Karena peristiwa itu terjadi setelah unjuk rasa yang dilakukan pelajar, mahasiswa dan buruh sudah selesai. Tapi, ada sekelompok orang yang tidak mau pergi. Kami tidak mengenal mereka itu siapa," ujar Sultan, Jumat, 9 Oktober 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)