Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat penurunan kekuatan tekanan laju magma di Gunung Merapi. Laju magma selama sepekan ini sebesar sembilan sentimeter atau menurun dibanding pekan lalu 12 sentimeter.
"Kurang kuatnya tekanan laju magma ke permukaan bukan berarti melemah, mungkin posisi (magma) sudah lebih dangkal lagi," kata Hanik dalam konferensi, Jumat, 18 Desember 2020.
Baca: Bojonegoro Raih Penghargaan Kabupaten Sangat Inovatif 2020
Hanik menyatakan kubah lava yang terbentuk dari dalam perut magma Gunung Merapi sampai saat ini memang belum muncul. Menurut dia hasil pengamatan BPPTKG posisi kawah lebih dalam dari erupsi 2010 silam.
"Sumber (potensi munculnya lubah lava) beda dengan kawah saat ini," jelasnya
Menurut Hanik melemahnya laju magma bukan berarti aktivitas vulkanik Gunung Merapi menurun. Catatan angka hasil pemantauan BPPTKG menunjukkan aktivitas vulkanik gunung Merapi masih tinggi.
Gempa vulkanik dangkal terjadi 232 kali selama 4-10 Desember. Gempa jenis ini turun menjadi 217 selama 11-17 Desember. Gempa fase banyak tercatat 1.684 kali pada 4-10 Desember, dan menjadi 1.621 kali pada 11-17 Desember. Adapun perubahan morfologi tercatat 62 sentimeter pada 4-10 Desember, dan menjadi 22 sentimeter dalam empat hari berikutnya.
Hanik menyatakan perubahan morfologi tak lepas dari runtuhnya sejumlah material lama di puncak Gunung Merapi. Dalam pekan ini, material yang runtuh ke dalam kawah merupakan sisa erupsi 1948.
"Hasil pantauan setelit juga menunjukkan ada perubahan rekahan di sejumlah titik. Perpanjangan rekahan ada di beberapa tempat," ungkapnya.
Ia menambahkan potensi penurunan status Gunung Merapi bisa saja terjadi. Namun demikian, ia melanjutkan, aktivitas vulkanik yang masih dalam kategori tinggi membuat kecil kemungkinan status gunung tersebut menurun, atau dari siaga ke waspada
"(Jika terjadi erupsi) arah luncuran ke Kali Gendol dan barat daya. Wilayah rawan masih pada radius lima kilometer dari puncak," ujarnya.
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat penurunan kekuatan tekanan laju magma di
Gunung Merapi. Laju magma selama sepekan ini sebesar sembilan sentimeter atau menurun dibanding pekan lalu 12 sentimeter.
"Kurang kuatnya tekanan laju magma ke permukaan bukan berarti melemah, mungkin posisi (magma) sudah lebih dangkal lagi," kata Hanik dalam konferensi, Jumat, 18 Desember 2020.
Baca:
Bojonegoro Raih Penghargaan Kabupaten Sangat Inovatif 2020
Hanik menyatakan kubah lava yang terbentuk dari dalam perut magma Gunung Merapi sampai saat ini memang belum muncul. Menurut dia hasil pengamatan BPPTKG posisi kawah lebih dalam dari erupsi 2010 silam.
"Sumber (potensi munculnya lubah lava) beda dengan kawah saat ini," jelasnya
Menurut Hanik melemahnya laju magma bukan berarti aktivitas vulkanik Gunung Merapi menurun. Catatan angka hasil pemantauan BPPTKG menunjukkan aktivitas vulkanik gunung Merapi masih tinggi.
Gempa vulkanik dangkal terjadi 232 kali selama 4-10 Desember. Gempa jenis ini turun menjadi 217 selama 11-17 Desember. Gempa fase banyak tercatat 1.684 kali pada 4-10 Desember, dan menjadi 1.621 kali pada 11-17 Desember. Adapun perubahan morfologi tercatat 62 sentimeter pada 4-10 Desember, dan menjadi 22 sentimeter dalam empat hari berikutnya.
Hanik menyatakan perubahan morfologi tak lepas dari runtuhnya sejumlah material lama di puncak Gunung Merapi. Dalam pekan ini, material yang runtuh ke dalam kawah merupakan sisa erupsi 1948.
"Hasil pantauan setelit juga menunjukkan ada perubahan rekahan di sejumlah titik. Perpanjangan rekahan ada di beberapa tempat," ungkapnya.
Ia menambahkan potensi penurunan status Gunung Merapi bisa saja terjadi. Namun demikian, ia melanjutkan, aktivitas vulkanik yang masih dalam kategori tinggi membuat kecil kemungkinan status gunung tersebut menurun, atau dari siaga ke waspada
"(Jika terjadi erupsi) arah luncuran ke Kali Gendol dan barat daya. Wilayah rawan masih pada radius lima kilometer dari puncak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)