medcom.id, Makassar: Kumpulan tulisan tangan penyair Sapardi Djoko Damono untuk kali pertama dipamerkan kepada publik. Ratusan tulisan itu dipampang pada galeri seni dan budaya Rumata' Artspace, Jalan Bontonompo Makassar, Sulawesi Selatan, 16-23 Mei 2017.
Pameran bertajuk Manoeskrip Sadjak itu menghimpun lebih dari seratus naskah asli puisi Sapardi, yang ditulis tangan antara tahun 1959-1968. Pameran ini sekaligus menjadi rangkaian kegiatan Makassar International Writers Ferstival, yang digelar di Benteng Fort Rotterdam Makassar.
Pada pameran kali ini, terdapat sejumlah sajak Sapardi yang terkenal. Salah satunya berjudul 'Tangan Waktu' yang ditulis tahun 1959. Sajak ini baru muncul pada tahun 2001 sebagai sajak pertama di buku Mata Jendela.
Direktur Rumata' Artspace Lily Yulianti mengatakan, kumpulan tulisan tangan yang dipamerkan mewakili karya-karya Sapardi pada masa remaja. Selain yang telah dibukukan, banyak pula tulisan yang belum pernah dilihat publik.
"Masyarakat Makassar beruntung karena kota ini dipilih untuk pertama kali memamerkan karya-karya beliau," ujar Lily pada pembukaan pameran, Selasa petang, 16 Mei 2017.
Sapardi Djoko Damono. (Metrotvnews.com/Aan Pranata)
Kurator pameran mempersiapkan waktu sebulan untuk mengumpulkan kumpulan tulisan tangan Sapardi. Selain arsip pribadi, ada juga yang dipinjam dari rekan sejawat penulis buku 'Hujan di Bulan Juli' itu. Semisal dari Perpustakaan HB Jassin.
Tak melulu sajak, manuskrip juga memuat rekaman surat-menyurat antara Sapardi dengan sesama penyair. Salah satunya Goenawan Mohammad.
Kepada Metrotvnews.com, Sapardi mengaku lupa betapa tepatnya manuskrip yang ditampilkan. Namun seingatnya, semua karya baik yang dibukukan maupun tidak, selalu disimpan dengan baik.
"(Sajak-sajak) ini saya karang-karang sendiri kapan saja ada waktu. Antara SMA sampai kuliah. Tapi isinya lupa tentang apa, sudah lama sekali. Pokoknya macem-macem," kata Sapardi.
medcom.id, Makassar: Kumpulan tulisan tangan penyair Sapardi Djoko Damono untuk kali pertama dipamerkan kepada publik. Ratusan tulisan itu dipampang pada galeri seni dan budaya Rumata' Artspace, Jalan Bontonompo Makassar, Sulawesi Selatan, 16-23 Mei 2017.
Pameran bertajuk Manoeskrip Sadjak itu menghimpun lebih dari seratus naskah asli puisi Sapardi, yang ditulis tangan antara tahun 1959-1968. Pameran ini sekaligus menjadi rangkaian kegiatan
Makassar International Writers Ferstival, yang digelar di Benteng Fort Rotterdam Makassar.
Pada pameran kali ini, terdapat sejumlah sajak Sapardi yang terkenal. Salah satunya berjudul 'Tangan Waktu' yang ditulis tahun 1959. Sajak ini baru muncul pada tahun 2001 sebagai sajak pertama di buku Mata Jendela.
Direktur Rumata' Artspace Lily Yulianti mengatakan, kumpulan tulisan tangan yang dipamerkan mewakili karya-karya Sapardi pada masa remaja. Selain yang telah dibukukan, banyak pula tulisan yang belum pernah dilihat publik.
"Masyarakat Makassar beruntung karena kota ini dipilih untuk pertama kali memamerkan karya-karya beliau," ujar Lily pada pembukaan pameran, Selasa petang, 16 Mei 2017.
Sapardi Djoko Damono. (Metrotvnews.com/Aan Pranata)
Kurator pameran mempersiapkan waktu sebulan untuk mengumpulkan kumpulan tulisan tangan Sapardi. Selain arsip pribadi, ada juga yang dipinjam dari rekan sejawat penulis buku 'Hujan di Bulan Juli' itu. Semisal dari Perpustakaan HB Jassin.
Tak melulu sajak, manuskrip juga memuat rekaman surat-menyurat antara Sapardi dengan sesama penyair. Salah satunya Goenawan Mohammad.
Kepada
Metrotvnews.com, Sapardi mengaku lupa betapa tepatnya manuskrip yang ditampilkan. Namun seingatnya, semua karya baik yang dibukukan maupun tidak, selalu disimpan dengan baik.
"(Sajak-sajak) ini saya karang-karang sendiri kapan saja ada waktu. Antara SMA sampai kuliah. Tapi isinya lupa tentang apa, sudah lama sekali. Pokoknya macem-macem," kata Sapardi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAN)