ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id

BMKG Prediksi Curah Hujan 2022 Lebih Tinggi Dibanding Normalnya

Deny Irwanto • 12 Januari 2022 17:16
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan tahunan pada 2022 sedikit lebih tinggi dibanding dengan situasi normal. Kondisi normal adalah rata-rata kondisi iklim dalam periode referensi pada tahun 1981-2010.
 
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan rata-rata wilayah Indonesia memperoleh normal curah hujan tahunan sebesar 2.000 mm dengan variasi secara keruangan antara 500 mm hingga 4.000 mm per tahun.
 
"Namun pada tahun 2022, jumlah curah hujan tahunan yang turun diprediksi lebih dari 2.500 mm. Kondisi tersebut berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di antaranya Sumatra utamanya sekitar pegunungan bukit barisan, sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi dan Papua," kata Dwikorita dalam keterangan pers, Rabu, 12 Januari 2022.

Baca: Omicron Masuk Tangsel, Warga Banten Diminta Waspada
 
Dia menjelaskan untuk curah hujan tahunan kurang dari 1.500 mm berpotensi terjadi di NTB, NTT dan Sulawesi Tengah. Terkait sebaran hujan bulanan pada 2022, BMKG memprediksi curah hujan sepanjang bulan Januari hingga Oktober secara umum akan sedikit lebih tinggi dibandingkan normal.
 
Sedangkan pada November dan Desember curah hujan diprediksi sedikit lebih rendah dibanding normalnya. "Apabila dibandingkan dengan curah hujan pada tahun 2021, maka secara umum curah hujan tahun 2022 diprediksi akan lebih rendah, khususnya di bulan Januari, Maret, Mei, September, Oktober, dan November 2022," jelasnya.
 
Sementara menurut Dqi dalam hal tren suhu pada 2022 akan jauh lebih tinggi dibanding rata-rata normalnya (sebesar 26,6°C). Tren kenaikan suhu juga terjadi secara terus-menerus di Indonesia.
 
Namun rekor tahun terpanas masih diduduki pada 2016 dengan nilai anomali sebesar 0,8°C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2020. Suhu udara rata-rata tahunan 2021 ialah 27,0°C dan menempati urutan ke-8 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0,4°C. Tahun 2020 dan 2019 menempati urutan kedua dan ketiga tahun terpanas dengan nilai ano­mali masing-masing sebesar 0,7° dan 0,6°C.
 
Sementara Plt. Deputi Klimatologi, Urip Haryoko, menambahkan pada semester I tahun 2022, anomali iklim ENSO di Samudera Pasifik diprediksikan akan masih berada pada fase La Nina dengan intensitas moderate, dan akan kembali Netral pada semester II.
 
Sementara anomali iklim IOD di Samudera Hindia diprediksikan akan berada pada kondisi netral pada periode tersebut. Di wilayah Indonesia suhu muka laut di bagian timur diprediksikan hangat.
 
"Informasi BMKG dalam Climate Outlook, Prediksi Musim dan iklim bulanan dapat digunakan sebagai acuan dalam antisipasi dampak keadaan iklim 2022 terhadap kegiatan sektoral yang penting, di antaranya sektor pertanian, sektor kehutanan, sektor pekerjaan umum, sektor pariwisata, sektor kesehatan, dan sektor kebencanaan," ungkap Urip.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan