Pangandaran: Sejumlah produsen tahu dan tempe di Pangandaran, Jawa Barat, mogok produksi selama tiga hari lantaran harga kedelai naik. Namun, ada juga produsen tempe yang memilih tetap produksi.
Aceng Sudrajat, salah satu produsen yang memilih tetap membuat tahu dan tempe. Produsen asal Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, mengaku mengetahui rencana aksi mogok tersebut.
"Ya, itu merupakan bentuk akumulatif kekecewaan dan ketidakberdayaan para pengusaha tahu tempe ditengah situasi harga kedelai yang semakin mahal," ujar Aceng Sudrajat, Selasa, 22 Februari 2022.
Aceng memilih tetap produksi karena memikirkan nasib para pekerja dan keluarganya. Ia khawatir bila tidak mendapat pemasukan.
"Kita bertahan bukan masalah untung dan rugi, yang dipertahanankan, yakni pekerja dan keluarganya," ujarnya.
Ia pun mengeluhkan harga kedelai impor yang saat ini mencapai Rp11 ribu per kilogram. Sebelumnya ,harga kedelai impor hanya Rp 9 ribu per kilogram.
Baca: Tahu-Tempe di Tangsel Kosong Imbas Perajin Mogok Produksi
"Kalo harga kedelai terus naik, kita enggak tahu sanggup bertahan berapa lama. Keuangan kita terbatas enggak mungkin kita nombok terus," ujar dia.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah dan memberikan solusi yang baik untuk para distributor agar harga kedelai impor bisa kembali stabil.
"Kami berharap pemerintah agar secepatnya segera mengambil tindakan terhadap kenaikan harga kacang kedelai impor dan memulihkan harga kacang kedelai impor agar minat masyarakat dalam konsumsi tempe meningkat," ucapnya. (Muhardi)
Pangandaran: Sejumlah produsen
tahu dan
tempe di Pangandaran, Jawa Barat, mogok produksi selama tiga hari lantaran
harga kedelai naik. Namun, ada juga produsen tempe yang memilih tetap produksi.
Aceng Sudrajat, salah satu produsen yang memilih tetap membuat tahu dan tempe. Produsen asal Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, mengaku mengetahui rencana aksi mogok tersebut.
"Ya, itu merupakan bentuk akumulatif kekecewaan dan ketidakberdayaan para pengusaha tahu tempe ditengah situasi harga kedelai yang semakin mahal," ujar Aceng Sudrajat, Selasa, 22 Februari 2022.
Aceng memilih tetap produksi karena memikirkan nasib para pekerja dan keluarganya. Ia khawatir bila tidak mendapat pemasukan.
"Kita bertahan bukan masalah untung dan rugi, yang dipertahanankan, yakni pekerja dan keluarganya," ujarnya.
Ia pun mengeluhkan harga kedelai impor yang saat ini mencapai Rp11 ribu per kilogram. Sebelumnya ,harga kedelai impor hanya Rp 9 ribu per kilogram.
Baca:
Tahu-Tempe di Tangsel Kosong Imbas Perajin Mogok Produksi
"Kalo harga kedelai terus naik, kita enggak tahu sanggup bertahan berapa lama. Keuangan kita terbatas enggak mungkin kita nombok terus," ujar dia.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah dan memberikan solusi yang baik untuk para distributor agar harga kedelai impor bisa kembali stabil.
"Kami berharap pemerintah agar secepatnya segera mengambil tindakan terhadap kenaikan harga kacang kedelai impor dan memulihkan harga kacang kedelai impor agar minat masyarakat dalam konsumsi tempe meningkat," ucapnya.
(Muhardi) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)