Semarang: Menyambut Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Pentas Musik Sahabat Meraih Bintang. Acara berlangsung di Gedung Radjawali Cultural Center, Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis, 21 Desember 2023.
Pentas mengusung konsep drama musikal yang membawakan karya dari pemenang dan finalis lomba cipta lagu anak kegiatan Kita Cinta Lagu Anak (KILA) tahun 2020, 2021, dan 2022. Karya tersebut juga akan dibawakan oleh para pemenang KILA dari tahun 2020 hingga 2023.
Gelaran Sahabat Meraih Bintang menjadi puncak dari kegiatan Akademi KILA yang baru kali pertama diselenggarakan pada 2023. Akademi KILA merupakan kelanjutan program Kita Cinta Lagu Anak (KILA) yang digelar secara rutin oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media yang dilakukan sejak2020. Program tersebut juga telah berhasil memikat ribuan anak-anak Indonesia dan para pencipta lagu anak Indonesia untuk turut serta dalam lombanya.
Program perdana Akademi KILA ini diselenggarakan di Kota Semarang mulai 17-21 Desember 2023 dan diikuti oleh sekitar 36 anak sekolah dasar dan menengah yang berasal dari Kota Semarang dan sekitarnya.
Bertempat di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Kota Semarang, para peserta telah melakukan proses pelatihan menyanyi, menari, dan pembentukan karakter dengan didampingi oleh beberapa fasilitator.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra mengajak kepada semua kalangan masyarakat agar terus menjaga dan memajukan karya musik anak Indonesia guna mendukung tumbuh kembang kehidupan mereka yang berkualitas.
“Dengan menampilkan kembali lagu anak-anak dalam menyambut Hari Ibu 2023, pentas ini akan menjadi pengingat sekaligus mengenalkan kembali karya musik anak Indonesia yang pernah muncul dan populer. Dan juga menunjukkan bahwa fokus karya musik anak tidak hanya terbatas pada penciptaan saja, namun juga cara menyebarluaskannya,” ujar Mahendra dalam keterangannya, Sabtu, 23 Desember 2023.
Lebih lanjut, Mahendra menilai dengan mengenalkan dan menyebarluaskan lagu-lagu hasil KILA, diharapkan para pelajar di jenjang TK dan SD dapat menyanyikan karya musik tersebut.
“Akhirnya telah tercipta ruang kegembiraan untuk anak-anak Indonesia yang merdeka dan dekat dengan dunianya. Anak-anak dapat menjadi dirinya sendiri karena ditunjang dengan karya musik yang sesuai dengan usia mereka,” ucap Mahendra.
Selanjutnya Mahendra menuturkan anak-anak Indonesia perlu mendapatkan hak berkembang dengan wajar dan terlindungi. Menurutnya, mereka juga harus mendapatkan wadah untuk berkreasi dan berkarya sehingga tidak kehilangan masa tumbuh di usianya.
“Melalui KILA, pemerintah khususnya Kemendikbudristek ingin menempatkan dunia anak-anak sesuai dengan porsinya dengan melahirkan dan mengenalkan kembali lagu-lagu anak yang tepat sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, KILA harus terus digelar secara berkelanjutan,” tutur Mahendra.
Dari masa ke masa, ajaran nilai budi pekerti terus disisipkan oleh para pencipta lagu anak ke dalam karya cipta mereka. Termasuk ajaran tentang cinta kasih pada keluarga dan sesama, alam Indonesia, kehidupan flora dan fauna, bahkan tentang adat dan budaya, seperti yang dimuat dalam lirik lagu dolanan.
Nilai-nilai tersebut adalah prinsip dasar yang diperlukan seorang anak untuk mengenal identitas diri sebagai anak Indonesia. Ini merupakan bekal penting untuk seorang anak tumbuh berkembang menjadi manusia berbudi luhur, peduli pada sesama, dan mencintai bangsanya.
“Akademi KILA diharapkan mampu menyampaikan nilai budi pekerti dengan pola belajar sambil bermain. Dengan melakukan pelatihan secara berkesinambungan selama beberapa hari dan diakhiri dengan kegiatan pentas lagu anak. Semoga para peserta juga dapat melatih kemandiriannya dan membawa nilai budi pekerti yang bisa ditularkan kepada teman-teman seusia mereka,” tutup Mahendra.
Semarang: Menyambut
Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember, Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar Pentas Musik Sahabat Meraih Bintang. Acara berlangsung di Gedung Radjawali Cultural Center, Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis, 21 Desember 2023.
Pentas mengusung konsep drama musikal yang membawakan karya dari pemenang dan finalis lomba cipta lagu anak kegiatan
Kita Cinta Lagu Anak (KILA) tahun 2020, 2021, dan 2022. Karya tersebut juga akan dibawakan oleh para pemenang KILA dari tahun 2020 hingga 2023.
Gelaran Sahabat Meraih Bintang menjadi puncak dari kegiatan Akademi KILA yang baru kali pertama diselenggarakan pada 2023. Akademi KILA merupakan kelanjutan program Kita Cinta Lagu Anak (KILA) yang digelar secara rutin oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media yang dilakukan sejak2020. Program tersebut juga telah berhasil memikat ribuan anak-anak Indonesia dan para pencipta lagu anak Indonesia untuk turut serta dalam lombanya.
Program perdana Akademi KILA ini diselenggarakan di Kota Semarang mulai 17-21 Desember 2023 dan diikuti oleh sekitar 36 anak sekolah dasar dan menengah yang berasal dari Kota Semarang dan sekitarnya.
Bertempat di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Kota Semarang, para peserta telah melakukan proses pelatihan menyanyi, menari, dan pembentukan karakter dengan didampingi oleh beberapa fasilitator.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra mengajak kepada semua kalangan masyarakat agar terus menjaga dan memajukan karya musik anak Indonesia guna mendukung tumbuh kembang kehidupan mereka yang berkualitas.
“Dengan menampilkan kembali lagu anak-anak dalam menyambut Hari Ibu 2023, pentas ini akan menjadi pengingat sekaligus mengenalkan kembali karya musik anak Indonesia yang pernah muncul dan populer. Dan juga menunjukkan bahwa fokus karya musik anak tidak hanya terbatas pada penciptaan saja, namun juga cara menyebarluaskannya,” ujar Mahendra dalam keterangannya, Sabtu, 23 Desember 2023.
Lebih lanjut, Mahendra menilai dengan mengenalkan dan menyebarluaskan lagu-lagu hasil KILA, diharapkan para pelajar di jenjang TK dan SD dapat menyanyikan karya musik tersebut.
“Akhirnya telah tercipta ruang kegembiraan untuk anak-anak Indonesia yang merdeka dan dekat dengan dunianya. Anak-anak dapat menjadi dirinya sendiri karena ditunjang dengan karya musik yang sesuai dengan usia mereka,” ucap Mahendra.
Selanjutnya Mahendra menuturkan anak-anak Indonesia perlu mendapatkan hak berkembang dengan wajar dan terlindungi. Menurutnya, mereka juga harus mendapatkan wadah untuk berkreasi dan berkarya sehingga tidak kehilangan masa tumbuh di usianya.
“Melalui KILA, pemerintah khususnya Kemendikbudristek ingin menempatkan dunia anak-anak sesuai dengan porsinya dengan melahirkan dan mengenalkan kembali lagu-lagu anak yang tepat sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, KILA harus terus digelar secara berkelanjutan,” tutur Mahendra.
Dari masa ke masa, ajaran nilai budi pekerti terus disisipkan oleh para pencipta lagu anak ke dalam karya cipta mereka. Termasuk ajaran tentang cinta kasih pada keluarga dan sesama, alam Indonesia, kehidupan flora dan fauna, bahkan tentang adat dan budaya, seperti yang dimuat dalam lirik lagu dolanan.
Nilai-nilai tersebut adalah prinsip dasar yang diperlukan seorang anak untuk mengenal identitas diri sebagai anak Indonesia. Ini merupakan bekal penting untuk seorang anak tumbuh berkembang menjadi manusia berbudi luhur, peduli pada sesama, dan mencintai bangsanya.
“Akademi KILA diharapkan mampu menyampaikan nilai budi pekerti dengan pola belajar sambil bermain. Dengan melakukan pelatihan secara berkesinambungan selama beberapa hari dan diakhiri dengan kegiatan pentas lagu anak. Semoga para peserta juga dapat melatih kemandiriannya dan membawa nilai budi pekerti yang bisa ditularkan kepada teman-teman seusia mereka,” tutup Mahendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)