Jakarta: Malam puncak acara Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023 mengusung tema Para Perawat Harmoni. Acara tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada para individu, komunitas, dan lembaga yang berprestasi atau berkontribusi luar biasa untuk pemajuan kebudayaan.
Tema tahun ini diusung untuk memperkuat ekosistem kebudayaan dan meneguhkan komitmen bersama seluruh pihak untuk merawat harmoni manusia dan alam melalui kerja-kerja budaya.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dan selamat kepada para peraih Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun ini. Anugerah ini bernilai lebih dari sekadar penghargaan, tetapi menyimpan semangat untuk terus menguatkan kolaborasi dalam upaya kita mengembangkan ekosistem kebudayaan di seluruh Indonesia,” kata Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Nadiem berharap momentum tersebut menjadi penyemangat bagi para penerima anugerah untuk lebih banyak hadir di ruang-ruang publik dan memperluas jejaring. Sehingga, prestasi yang dicapai bukan hanya bermanfaat bagi penerima, namun juga untuk kemaslahatan masyarakat.
“Saya juga mengajak seluruh pihak yang hadir untuk berpartisipasi, berkolaborasi, dan menghasilkan program-program yang produktif. Kebudayaan menyimpan solusi atas persoalan-persoalan kita saat ini. Oleh karenanya, menjadi kewajiban kita merawat kekayaan bangsa ini. Karena merawat kebudayaan, berarti merawat harmoni,” lanjutnya.
Pada malam puncak anugerah itu, diserahkan gelar Satyalancana Kebudayaan kepada almarhum Ikrat Rustama Kartawinata dan Timbul Haryono. Sebelumnya, pada 14 Agustus, lalu Presiden Joko Widodo juga telah menyerahkan Gelar Tanda Kehormatan kepada tiga begawan budaya.
Ketiga nama penerima gelar tanda kehormatan kebudayaan tersebut adalah almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati (Budayawan) dan almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo (Seniman) yang mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma, serta almarhum Ki Mohamad Amir Sutaarga (Ahli Permuseuman) yang mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengemukakan upaya para pelestari budaya adalah inspirasi untuk seluruh masyarakat Indonesia agar dapat ikut andil dalam merawat harmoni untuk pemajuan kebudayaan.
“Mereka yang menjaga, merawat harmoni, serta melestarikan budaya adalah sosok-sosok panutan bagi masyarakat Indonesia karena idealismenya untuk mempertahankan warisan leluhur untuk kepentingan generasi bangsa di masa depan,” ucap Hilmar.
Lebih lanjut Hilmar menuturkan bahwa konsistensi dan komitmen pelestari budaya menghadirkan gambaran otentik tentang dimensi kebudayaan Indonesia yang mengandung nilai kebaikan sosial, religi, norma, dan kearifan lokal.
“Kepedulian untuk mencintai kebudayaan amat dibutuhkan bangsa ini sehingga nilai-nilai baik tersebut terus hidup dan mengakar dalam kehidupan masyarakat. Langkah tersebut telah ditunjukkan para penerima penghargaan AKI 2023,” tegasnya.
Jakarta: Malam puncak acara
Anugerah Kebudayaan Indonesia 2023 mengusung tema Para Perawat Harmoni. Acara tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada para individu, komunitas, dan lembaga yang berprestasi atau berkontribusi luar biasa untuk pemajuan kebudayaan.
Tema tahun ini diusung untuk memperkuat
ekosistem kebudayaan dan meneguhkan komitmen bersama seluruh pihak untuk merawat harmoni manusia dan alam melalui kerja-kerja budaya.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dan selamat kepada para peraih Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun ini. Anugerah ini bernilai lebih dari sekadar penghargaan, tetapi menyimpan semangat untuk terus menguatkan kolaborasi dalam upaya kita mengembangkan ekosistem kebudayaan di seluruh Indonesia,” kata
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Nadiem berharap momentum tersebut menjadi penyemangat bagi para penerima anugerah untuk lebih banyak hadir di ruang-ruang publik dan memperluas jejaring. Sehingga, prestasi yang dicapai bukan hanya bermanfaat bagi penerima, namun juga untuk kemaslahatan masyarakat.
“Saya juga mengajak seluruh pihak yang hadir untuk berpartisipasi, berkolaborasi, dan menghasilkan program-program yang produktif. Kebudayaan menyimpan solusi atas persoalan-persoalan kita saat ini. Oleh karenanya, menjadi kewajiban kita merawat kekayaan bangsa ini. Karena merawat kebudayaan, berarti merawat harmoni,” lanjutnya.
Pada malam puncak anugerah itu, diserahkan gelar Satyalancana Kebudayaan kepada almarhum Ikrat Rustama Kartawinata dan Timbul Haryono. Sebelumnya, pada 14 Agustus, lalu Presiden Joko Widodo juga telah menyerahkan Gelar Tanda Kehormatan kepada tiga begawan budaya.
Ketiga nama penerima gelar tanda kehormatan kebudayaan tersebut adalah almarhum Tjokorda Gde Agung Sukawati (Budayawan) dan almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo (Seniman) yang mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma, serta almarhum Ki Mohamad Amir Sutaarga (Ahli Permuseuman) yang mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengemukakan upaya para pelestari budaya adalah inspirasi untuk seluruh masyarakat Indonesia agar dapat ikut andil dalam merawat harmoni untuk pemajuan kebudayaan.
“Mereka yang menjaga, merawat harmoni, serta melestarikan budaya adalah sosok-sosok panutan bagi masyarakat Indonesia karena idealismenya untuk mempertahankan warisan leluhur untuk kepentingan generasi bangsa di masa depan,” ucap Hilmar.
Lebih lanjut Hilmar menuturkan bahwa konsistensi dan komitmen pelestari budaya menghadirkan gambaran otentik tentang dimensi kebudayaan Indonesia yang mengandung nilai kebaikan sosial, religi, norma, dan kearifan lokal.
“Kepedulian untuk mencintai kebudayaan amat dibutuhkan bangsa ini sehingga nilai-nilai baik tersebut terus hidup dan mengakar dalam kehidupan masyarakat. Langkah tersebut telah ditunjukkan para penerima penghargaan AKI 2023,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)