Yogyakarta: Hari Raya Idulfitri 2024 diperkirakan dirayakan bersama yakni pada 10 April 2024. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir juga memperkirakan hal serupa.
"Dari hasil kajian dan pengumpulan informasi, sama. Kemungkinan beda tipis," kata Haedar di Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis, 21 Maret 2024.
Perbedaan memang kerap kali terjadi, khususnya Muhammadiyah dengan pemerintah, dalam menentukan jatuhnya momen keagamaan. Seperti awal ramadan tahun ini Muhammadiyah memulai pada 11 Maret, sementara pemerintah 12 Maret.
Sementara Idulfitri diperkirakan jatuh pada 10 April 2024. Apabila nantinya lebaran bersamaan, Muhammadiyah menjalani puasa 30 hari dan versi pemerintah berpuasa 29 hari.
Haedar mengungkapkan apapun itu kini tak perlu menjadi persoalan lebih. Poin penting yang disoroti yakni peran pemerintah dalam melindungi hak warganya.
"Pemerintah selalu bisa mengayomi seluruh kekuatan seluruh umat beragama meskipun berbeda. Saya pikir masalah itu tak akan jadi problematik ketika pemerintah mengayomi semua pihak. Baik ketika sama, lebih-lebih ketika berbeda," jelasnya.
Selain hal itu, Haedar juga menyebut ramadan dan Idulfitri harus menjadi sarana memperbaiki diri.
"Baik (lebaran) sama maupun beda, kaum muslimin harus lebih menjadikan puasa dan idulfitri mematangkan, mencerahkan pribadi, perilaku, sikap kita sehingga membawa pencerahan terhadap umat dan bangsa," ungkapnya.
Yogyakarta: Hari Raya Idulfitri 2024 diperkirakan dirayakan bersama yakni pada 10 April 2024. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah, Haedar Nashir juga memperkirakan hal serupa.
"Dari hasil kajian dan pengumpulan informasi, sama. Kemungkinan beda tipis," kata Haedar di Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis, 21 Maret 2024.
Perbedaan memang kerap kali terjadi, khususnya Muhammadiyah dengan pemerintah, dalam menentukan jatuhnya momen keagamaan. Seperti awal
ramadan tahun ini Muhammadiyah memulai pada 11 Maret, sementara pemerintah 12 Maret.
Sementara Idulfitri diperkirakan jatuh pada 10 April 2024. Apabila nantinya lebaran bersamaan, Muhammadiyah menjalani puasa 30 hari dan versi pemerintah berpuasa 29 hari.
Haedar mengungkapkan apapun itu kini tak perlu menjadi persoalan lebih. Poin penting yang disoroti yakni peran pemerintah dalam melindungi hak warganya.
"Pemerintah selalu bisa mengayomi seluruh kekuatan seluruh umat beragama meskipun berbeda. Saya pikir masalah itu tak akan jadi problematik ketika pemerintah mengayomi semua pihak. Baik ketika sama, lebih-lebih ketika berbeda," jelasnya.
Selain hal itu, Haedar juga menyebut ramadan dan Idulfitri harus menjadi sarana memperbaiki diri.
"Baik (lebaran) sama maupun beda, kaum muslimin harus lebih menjadikan puasa dan idulfitri mematangkan, mencerahkan pribadi, perilaku, sikap kita sehingga membawa pencerahan terhadap umat dan bangsa," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)
