Bandung: Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin langsung berkoordinasi dengan berbagai stakeholders untuk penanganan gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang. Salah satunya yakni pendirian tenda khusus dari Kementerian Kesehatan yang diajukan oleh Pemprov Jabar.
Bey mengatakan, ada beberapa pasien di RSUD Sumedang masih trauma, apalagi terjadi gempa susulan. Sehingga Bey pun fokus terhadap pasien yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang untuk mendirikan tenda khusus untuk opname dan operasi.
"Karena terjadi gempa lagi ada pasien yang kita juga mengertilah kalau mereka itu trauma dan khawatir gempa lagi. Kalaupun secara teknis RSUD itu baik kondisinya, tapi 48 pasien kembali ke tenda dan hari ini Kemenkes akan mengirimkan dua tenda untuk opname dan satu tenda untuk ruang operasi," ujar Bey di Kabupaten Bandung, Selasa 2 Januari 2024.
Bey menuturkan, tenda tersebut nantinya khusus kesehatan bukan untuk mengungsi. Sehingga pasien yang masih trauma bisa dilakukan tindakan media di tenda khusus tersebut.
"Jadi memang (tenda) standar kesehatan dan juga sudah jelas bukan tenda pengungsi digunakan untuk pasien, melainkan tenda khusus rumah sakit," kata Bey.
Sementara itu, Bey menegaskan jika gedung RSUD Sumedang sudah bisa kembali digunakan oleh pasien pascagempa. Hal itu diputuskan usai mendapatkan kepastian dari Kementerian PUPR terkait kelayakan gedung RSUD tersebut.
"Sumedang kemarin gempa lagi dan ada beberapa kerusakan lagi di rumah sakit. Fokus kami terutama di rumah sakit. Kemarin sore ada asesmen dari Kementerian PUPR sudah bisa kembali ke ruang opname," bebernya.
Berdasarkan data sementara, Bey mengungkapkan jumlah total pengungsi ada 548. Sedangkan untuk rumah rusak ringan sebanyak 303, rumah rusak sedang 92, dan 69 rumah rusak berat. Terdapat juga 14 fasilitas pendidikan yang rusak, 7 tempat ibadah dan 2 sarana umum.
"Itu data sementara dan sudah tanggap darurat, artinya pemerintah akan memperbaiki," tegasnya.
Bandung: Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin langsung berkoordinasi dengan berbagai stakeholders untuk penanganan gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang. Salah satunya yakni pendirian tenda khusus dari Kementerian Kesehatan yang diajukan oleh Pemprov Jabar.
Bey mengatakan, ada beberapa pasien di RSUD Sumedang masih trauma, apalagi terjadi gempa susulan. Sehingga Bey pun fokus terhadap pasien yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang untuk mendirikan tenda khusus untuk opname dan operasi.
"Karena terjadi gempa lagi ada pasien yang kita juga mengertilah kalau mereka itu trauma dan khawatir gempa lagi. Kalaupun secara teknis RSUD itu baik kondisinya, tapi 48 pasien kembali ke tenda dan hari ini Kemenkes akan mengirimkan dua tenda untuk opname dan satu tenda untuk ruang operasi," ujar Bey di Kabupaten Bandung, Selasa 2 Januari 2024.
Bey menuturkan, tenda tersebut nantinya khusus kesehatan bukan untuk mengungsi. Sehingga pasien yang masih trauma bisa dilakukan tindakan media di tenda khusus tersebut.
"Jadi memang (tenda) standar kesehatan dan juga sudah jelas bukan tenda pengungsi digunakan untuk pasien, melainkan tenda khusus rumah sakit," kata Bey.
Sementara itu, Bey menegaskan jika gedung RSUD Sumedang sudah bisa kembali digunakan oleh pasien pascagempa. Hal itu diputuskan usai mendapatkan kepastian dari Kementerian PUPR terkait kelayakan gedung RSUD tersebut.
"Sumedang kemarin gempa lagi dan ada beberapa kerusakan lagi di rumah sakit. Fokus kami terutama di rumah sakit. Kemarin sore ada asesmen dari Kementerian PUPR sudah bisa kembali ke ruang opname," bebernya.
Berdasarkan data sementara, Bey mengungkapkan jumlah total pengungsi ada 548. Sedangkan untuk rumah rusak ringan sebanyak 303, rumah rusak sedang 92, dan 69 rumah rusak berat. Terdapat juga 14 fasilitas pendidikan yang rusak, 7 tempat ibadah dan 2 sarana umum.
"Itu data sementara dan sudah tanggap darurat, artinya pemerintah akan memperbaiki," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)