Bogor: Rasa bahagia amat begitu meluap dari sosok Ibrohim, seorang ayah berusia 50 tahun yang menetap di Jalan Tugu Wates, Sukaresemi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Putrinya yang berusia 14 tahun bernama Selaras akhirnya bisa diambil tindakan pengobatan operasi menggunakan layanan BPJS Kesehatan status Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Ibrohim sempat kalut dan khawatir dengan kondisi putrinya yang mengalami kesulitan administrasi untuk berobat operasi ke fasilitas kesehatan. Padahal, Selaras harus segera mendapatkan penanganan medis.
Kasus ini bermula dari persoalan tidak dilakukannya pembaruan data BPJS Kesehatan status PBI oleh Ibrohim karena ketidaktahuannya. Selain itu juga tanggung jawab kerja sebagai buruh harian lepas sulit ditinggalkan jika mengurus administrasi ini.
Bagi Ibrohim, meninggalkan pekerjaannya maka sama saja menghilangkan pendapatan untuk menafkahi keluarganya. Ia hanya bergaji harian jika masuk bekerja, jika tidak maka Ibrohim tak ada penghasilan.
“Saya memang sangat tidak mengetahui proses pembaruan data BPJS Kesehatan PBI ini. Saya hanya buruh harian lepas, jadi banyak tidak mengertinya. Namun meski saya tidak tahu apa-apa, seharusnya kalau ada warga perlu pengobatan harus secepatnya dibantu dulu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor,” kata Ibrohim, Kamis, 17 Oktober 2024.
Dengan pelayanan administrasi dan ditolaknya mendapat layanan kesehatan, membuat Ibrhoim kecewa. Perasaan Ibrohim haru, hak warga memperoleh layanan kesehatan dihambat pemkot sendiri.
“Kemudian saya mengadukan masalah yang terjadi kepada Ibu Indah dan Ibu Pupun dari tim relawan perempuan pemenangan calon Wali Kota (cawalkot) Bogor, Ibu Rena Da Frina, agar dapat dibantu. Saya cuma Ingin Selaras segera dapat dioperasi supaya sembuh,” cetus Ibrohim.
Ibrahim berpikir, sia-sia saja mengeluhkan dan protes persoalan administratif layanan kesehatan kepada pihak Pemkot Bogor agar anaknya segera ditangani medis. Aspirasi dan aduan Ibrohim pun secepatnya ditanggapi tim relawan perempuan pemenangan cawalkot Bogor Rena Da Frina. Indah serta Pupun lantas turun tangan memvalidasi seluruh koronologi masalah terjadi.
Hasilnya, masalah proses pembaruan data layanan kesehatan Ibrohim dan keluarganya dapat diselesaikan baik oleh tim relawan dan menyerahkan kartu BPJS Kesehatan PBI yang terbarukan.
“Terus terang saya bahagia dan sangat lega sebab Selaras bisa juga berobat untuk dioperasi. Saya haru melihat jerih payah ibu-ibu timnya cawalkot Bogor Rena Da Frina mengurus penyelesaian masalahnya,” imbuh Ibrohim.
Ibrohim menilai, pemimpin Kota Bogor wajib mengedepankan hak warganya, salah satunya mendapatkan layanan kesehatan. Tetapi masalah yang dihadapinya justru sebaliknya, Pemkot Bogor mempersulit kebutuhan warganya memperoleh layanan kesehatan
Bogor: Rasa bahagia amat begitu meluap dari sosok Ibrohim, seorang ayah berusia 50 tahun yang menetap di Jalan Tugu Wates, Sukaresemi, Kecamatan Tanah Sareal,
Kota Bogor. Putrinya yang berusia 14 tahun bernama Selaras akhirnya bisa diambil tindakan pengobatan operasi menggunakan layanan BPJS Kesehatan status Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Ibrohim sempat kalut dan khawatir dengan kondisi putrinya yang mengalami kesulitan administrasi untuk berobat operasi ke
fasilitas kesehatan. Padahal, Selaras harus segera mendapatkan penanganan medis.
Kasus ini bermula dari persoalan tidak dilakukannya pembaruan data BPJS Kesehatan status PBI oleh Ibrohim karena ketidaktahuannya. Selain itu juga tanggung jawab kerja sebagai buruh harian lepas sulit ditinggalkan jika mengurus administrasi ini.
Bagi Ibrohim, meninggalkan pekerjaannya maka sama saja menghilangkan pendapatan untuk menafkahi keluarganya. Ia hanya bergaji harian jika masuk bekerja, jika tidak maka Ibrohim tak ada penghasilan.
“Saya memang sangat tidak mengetahui proses pembaruan data BPJS Kesehatan PBI ini. Saya hanya buruh harian lepas, jadi banyak tidak mengertinya. Namun meski saya tidak tahu apa-apa, seharusnya kalau ada warga perlu pengobatan harus secepatnya dibantu dulu oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor,” kata Ibrohim, Kamis, 17 Oktober 2024.
Dengan pelayanan administrasi dan ditolaknya mendapat layanan kesehatan, membuat Ibrhoim kecewa. Perasaan Ibrohim haru, hak warga memperoleh layanan kesehatan dihambat pemkot sendiri.
“Kemudian saya mengadukan masalah yang terjadi kepada Ibu Indah dan Ibu Pupun dari tim relawan perempuan pemenangan calon Wali Kota (cawalkot) Bogor, Ibu Rena Da Frina, agar dapat dibantu. Saya cuma Ingin Selaras segera dapat dioperasi supaya sembuh,” cetus Ibrohim.
Ibrahim berpikir, sia-sia saja mengeluhkan dan protes persoalan administratif layanan kesehatan kepada pihak Pemkot Bogor agar anaknya segera ditangani medis. Aspirasi dan aduan Ibrohim pun secepatnya ditanggapi tim relawan perempuan pemenangan cawalkot Bogor Rena Da Frina. Indah serta Pupun lantas turun tangan memvalidasi seluruh koronologi masalah terjadi.
Hasilnya, masalah proses pembaruan data layanan kesehatan Ibrohim dan keluarganya dapat diselesaikan baik oleh tim relawan dan menyerahkan kartu BPJS Kesehatan PBI yang terbarukan.
“Terus terang saya bahagia dan sangat lega sebab Selaras bisa juga berobat untuk dioperasi. Saya haru melihat jerih payah ibu-ibu timnya cawalkot Bogor Rena Da Frina mengurus penyelesaian masalahnya,” imbuh Ibrohim.
Ibrohim menilai, pemimpin Kota Bogor wajib mengedepankan hak warganya, salah satunya mendapatkan layanan kesehatan. Tetapi masalah yang dihadapinya justru sebaliknya, Pemkot Bogor mempersulit kebutuhan warganya memperoleh layanan kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)