medcom.id, Semarang: Kemacetan lalu lintas di Jalur Pantai Utara yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, diperkirakan bakal terjadi hingga akhir tahun ini. Pasalnya, proyek perbaikan jalan menggunakan beton di Simpang Krapyak, Semarang, masih sekitar 50%.
Setiap hari kemacetan memanjang hingga lima kilometer lebih. Kondisi lebih parah terjadi saat jam-jam sibuk. Kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan 10-20 kilometer per jam.
Jarak Semarang-Pekalongan yang biasanya ditempuh 3 jam perjalanan, kini bisa 6 jam. Karena itu, sebagian kendaraan terpaksa memilih jalur alternatif untuk menghindari kemacetan.
Mengatasi kemacetan panjang yang terjadi di ruas ini, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang melakukan koordinasi dengan polres sekitar yakni Kabupaten Semarang, Kendal, dan Demak untuk melakukan langkah pengantongan sementara di daerah itu jika kondisi pantura mengalami kepadatan yang luar biasa.
"Kendaraan kecil sebagian juga dilintaskan ke jalur alternatif menghindari Simpang Krapyak yang masih dilakukan pengecoran," kata Kepala Unit Lalulintas Polsek Ngaliyan Inspektur Suyit Munandar.
Kemacetan juga terjadi pada ruas jalan pantura Batang. Ketersendatan akibat betonisasi tersebut untuk kendaraan dari timur mulai terasa saat memasuki Jalan Surodadi dan Plelen, Kecamatan Gringsing, Batang. Sedangkan dari arah barat mulai memasuki jalan di Kecamatan Subah, Batang.
"Mulai memasuki Batang, kami hanya dapat berjalan merambat sepanjang 5 kilometer, bahkan seringkali harus berhenti cukup lama karena bergantian dengan kendaraan dari arah barat," kata Margono,44, sopir truk sembako di Tulis, Batang.
medcom.id, Semarang: Kemacetan lalu lintas di Jalur Pantai Utara yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, diperkirakan bakal terjadi hingga akhir tahun ini. Pasalnya, proyek perbaikan jalan menggunakan beton di Simpang Krapyak, Semarang, masih sekitar 50%.
Setiap hari kemacetan memanjang hingga lima kilometer lebih. Kondisi lebih parah terjadi saat jam-jam sibuk. Kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan 10-20 kilometer per jam.
Jarak Semarang-Pekalongan yang biasanya ditempuh 3 jam perjalanan, kini bisa 6 jam. Karena itu, sebagian kendaraan terpaksa memilih jalur alternatif untuk menghindari kemacetan.
Mengatasi kemacetan panjang yang terjadi di ruas ini, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang melakukan koordinasi dengan polres sekitar yakni Kabupaten Semarang, Kendal, dan Demak untuk melakukan langkah pengantongan sementara di daerah itu jika kondisi pantura mengalami kepadatan yang luar biasa.
"Kendaraan kecil sebagian juga dilintaskan ke jalur alternatif menghindari Simpang Krapyak yang masih dilakukan pengecoran," kata Kepala Unit Lalulintas Polsek Ngaliyan Inspektur Suyit Munandar.
Kemacetan juga terjadi pada ruas jalan pantura Batang. Ketersendatan akibat betonisasi tersebut untuk kendaraan dari timur mulai terasa saat memasuki Jalan Surodadi dan Plelen, Kecamatan Gringsing, Batang. Sedangkan dari arah barat mulai memasuki jalan di Kecamatan Subah, Batang.
"Mulai memasuki Batang, kami hanya dapat berjalan merambat sepanjang 5 kilometer, bahkan seringkali harus berhenti cukup lama karena bergantian dengan kendaraan dari arah barat," kata Margono,44, sopir truk sembako di Tulis, Batang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)