medcom.id, Palu: Tim gabungan TNI dan Polri yang masuk dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016 kembali baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Kamis 10 November 2016. Dalam peristiwa itu, satu anggota MIT tewas.
Informasi yang dihimpun Media Indonesia, baku tembak terjadi sekitar pukul 14.50 WITA di seputaran Dusun Kuala Air Teh, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu.
Selain satu anggota MIT tewas, Satgas menyita belasan butir amunisi aktif, belasan selonsong, satu magasin, tiga bom rakitan jenis lontong, satu kompas (penunjuk arah), dan sejumlah barang bukti lainnya.
Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto, mengatakan baku tembak terjadi sekira 30 menit saat satgas sedang patroli rutin di wilayah Dusun Kuala Air Teh.
Saat patroli, Satgas yang terdiri dari Tim Alfa 29 dan Alfa 27 melihat dua OTK. Mereka diduga tengah mencari makan di perkebunan warga.
"Satu OTK terlihat membawa parang dan satu OTK lainnya menggunakan topi koboi cokelat," kata Hari di Palu, Jumat (11/11).
Setelah melihat dua OTK, Satgas kemudian meneriakkan sandi, namun kedua OTK melarikan diri. Satgas mengejar hingga salah satu OTK yang diketahui anggota MIT melemparkan satu bom rakitan jenis lontong.
"Dari situ kemudian baku tembak hingga satu anggota MIT terkena dan langsung tewas di lokasi, sedangkan anggota MIT lainnya melarikan diri," kata Hari.
Hingga saat ini, jenazah anggota MIT itu telah disemayamkan di RS Bhayangkara Palu usai dievakuasi dari lokasi kejadian.
Sesuai rencana, jenazah akan diautopsi untuk mengetahui lebih jelas identitasnya. "Kalau dilihat dari ciri-ciri, jenazah itu adalah Suhartono alias Yono Sayur alias Pak Hiwan. Ia DPO asal Poso," kata Hari.
Meski begitu, tim inafis Polda Sulteng masih akan mengautopsi jasad teroris seraya menunggu kedatangan pihak keluarga. "Kami juga mengimbau kepada keluarga yang ingin mengklaim bisa datang langsung ke RS dan ke Polda," kata Hari.
Hingga saat ini kondisi di TKP kondusif, pun demikian sudah dilakukan olah TKP, namun beberapa satgas lainnya masih mengejar sisa anggota MIT yang melarikan diri.
"Yang pasti mereka masih di seputaran TKP, makanya satgas lain ada yang mengejar dan ada yang menyekat di seputaran TKP," kata Hari.
Dengan tewasnya satu anggota MIT ini, tersisa sembilan DPO yang diburu Satgas Operasi Tinombala 2016 di wilayah Parigi Moutong dan Poso.
Mereka di antaranya Ali Kalora, Firdaus alias Daus alias Barok Rangga, Kholid, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Abu Alim, Muh Faisal alias Namnung alias Kobar, Nae alias Galuh, dan Basir alias Romzi.
Sebelumnya, berdasarkan laporan intelijen Polri, kelompok yang telah terafiliasi dengan Islamic State tersebut terpantau berada di wilayah Poso Pesisir Selatan dan Poso Pesisir Utara yang berbatasan dengan Kecamatan Sausu atau lokasi baku tembak.
medcom.id, Palu: Tim gabungan TNI dan Polri yang masuk dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016 kembali baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Kamis 10 November 2016. Dalam peristiwa itu, satu anggota MIT tewas.
Informasi yang dihimpun
Media Indonesia, baku tembak terjadi sekitar pukul 14.50 WITA di seputaran Dusun Kuala Air Teh, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu.
Selain satu anggota MIT tewas, Satgas menyita belasan butir amunisi aktif, belasan selonsong, satu magasin, tiga bom rakitan jenis lontong, satu kompas (penunjuk arah), dan sejumlah barang bukti lainnya.
Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto, mengatakan baku tembak terjadi sekira 30 menit saat satgas sedang patroli rutin di wilayah Dusun Kuala Air Teh.
Saat patroli, Satgas yang terdiri dari Tim Alfa 29 dan Alfa 27 melihat dua OTK. Mereka diduga tengah mencari makan di perkebunan warga.
"Satu OTK terlihat membawa parang dan satu OTK lainnya menggunakan topi koboi cokelat," kata Hari di Palu, Jumat (11/11).
Setelah melihat dua OTK, Satgas kemudian meneriakkan sandi, namun kedua OTK melarikan diri. Satgas mengejar hingga salah satu OTK yang diketahui anggota MIT melemparkan satu bom rakitan jenis lontong.
"Dari situ kemudian baku tembak hingga satu anggota MIT terkena dan langsung tewas di lokasi, sedangkan anggota MIT lainnya melarikan diri," kata Hari.
Hingga saat ini, jenazah anggota MIT itu telah disemayamkan di RS Bhayangkara Palu usai dievakuasi dari lokasi kejadian.
Sesuai rencana, jenazah akan diautopsi untuk mengetahui lebih jelas identitasnya. "Kalau dilihat dari ciri-ciri, jenazah itu adalah Suhartono alias Yono Sayur alias Pak Hiwan. Ia DPO asal Poso," kata Hari.
Meski begitu, tim inafis Polda Sulteng masih akan mengautopsi jasad teroris seraya menunggu kedatangan pihak keluarga. "Kami juga mengimbau kepada keluarga yang ingin mengklaim bisa datang langsung ke RS dan ke Polda," kata Hari.
Hingga saat ini kondisi di TKP kondusif, pun demikian sudah dilakukan olah TKP, namun beberapa satgas lainnya masih mengejar sisa anggota MIT yang melarikan diri.
"Yang pasti mereka masih di seputaran TKP, makanya satgas lain ada yang mengejar dan ada yang menyekat di seputaran TKP," kata Hari.
Dengan tewasnya satu anggota MIT ini, tersisa sembilan DPO yang diburu Satgas Operasi Tinombala 2016 di wilayah Parigi Moutong dan Poso.
Mereka di antaranya Ali Kalora, Firdaus alias Daus alias Barok Rangga, Kholid, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Abu Alim, Muh Faisal alias Namnung alias Kobar, Nae alias Galuh, dan Basir alias Romzi.
Sebelumnya, berdasarkan laporan intelijen Polri, kelompok yang telah terafiliasi dengan Islamic State tersebut terpantau berada di wilayah Poso Pesisir Selatan dan Poso Pesisir Utara yang berbatasan dengan Kecamatan Sausu atau lokasi baku tembak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)