Lebak: Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong para petani memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk memasarkan produk pertanian melalui media sosial.
"Kita mengapresiasi petani milineal di sini sudah mampu memasarkan produknya melalui digitalisasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, di Lebak, Sabtu, 16 Oktober 2021.
Baca: Pantau Pilkades 170 Desa di Purwakarta, Kemendagri Pastikan Prokes
Dia menjelaskan pemanfaatan teknologi digitalisasi itu sangat membantu petani untuk memasarkan produknya. Selain itu pemasaran digitalisasi juga menguntungkan dan bisa memutus mata rantai ijon atau tengkulak.
Ia menyakini petani bisa memanfaatkan teknologi digital mengingat generasi petani milenial Kabupaten Lebak sudah memiliki aplikasi digital untuk pemasaran produk hasil pertanian.
Bahkan aplikasi Ekamar, yang memasarkan produk beras asli Lebak banyak mendapatkan permintaan dari Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi hingga Lampung.
"Kami optimistis prospek usaha pertanian cukup cerah dengan kemudahan pemasaran digitalisasi itu," jelas Rahmat.
Menurut dia petani di Kabupaten Lebak mempunyai hasil andalan seperti komoditi beras, umbi-umbian, sayuran tanah datar hingga buah-buahan juga peternakan unggas.
Oleh karena itu, pihaknya akan menggandeng Telkom untuk melakukan kegiatan pelatihan era digitalisasi agar petani dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi.
"Kami berharap pelatihan itu nantinya petani bisa membuat aplikasi konten pemasaran," ungkapnya.
Sementara Iskandar, salah seorang petani milenial Kabupaten Lebak mengaku telah memasarkan produk pisang melalui media sosial. Bahkan, budidaya tanaman pisang lokal hingga menghasilkan omzet Rp8 juta per bulan dari tanam seluas satu hektare.
"Kami saat ini banyak permintaan untuk ke Tangerang setelah memiliki konten aplikasi sendiri," kata Iskandar.
Lebak: Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong para
petani memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk memasarkan produk pertanian melalui media sosial.
"Kita mengapresiasi petani milineal di sini sudah mampu memasarkan produknya melalui digitalisasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar, di Lebak, Sabtu, 16 Oktober 2021.
Baca:
Pantau Pilkades 170 Desa di Purwakarta, Kemendagri Pastikan Prokes
Dia menjelaskan pemanfaatan teknologi digitalisasi itu sangat membantu petani untuk memasarkan produknya. Selain itu pemasaran digitalisasi juga menguntungkan dan bisa memutus mata rantai ijon atau tengkulak.
Ia menyakini petani bisa memanfaatkan teknologi digital mengingat generasi petani milenial Kabupaten Lebak sudah memiliki aplikasi digital untuk pemasaran produk hasil pertanian.
Bahkan aplikasi Ekamar, yang memasarkan produk beras asli Lebak banyak mendapatkan permintaan dari Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi hingga Lampung.
"Kami optimistis prospek usaha pertanian cukup cerah dengan kemudahan pemasaran digitalisasi itu," jelas Rahmat.
Menurut dia petani di Kabupaten Lebak mempunyai hasil andalan seperti komoditi beras, umbi-umbian, sayuran tanah datar hingga buah-buahan juga peternakan unggas.
Oleh karena itu, pihaknya akan menggandeng Telkom untuk melakukan kegiatan pelatihan era digitalisasi agar petani dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi.
"Kami berharap pelatihan itu nantinya petani bisa membuat aplikasi konten pemasaran," ungkapnya.
Sementara Iskandar, salah seorang petani milenial Kabupaten Lebak mengaku telah memasarkan produk pisang melalui media sosial. Bahkan, budidaya tanaman pisang lokal hingga menghasilkan omzet Rp8 juta per bulan dari tanam seluas satu hektare.
"Kami saat ini banyak permintaan untuk ke Tangerang setelah memiliki konten aplikasi sendiri," kata Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)