Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Kota Tangerang, Jatmiko. Medcom.id/ Hendrik Simorangkir
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Kota Tangerang, Jatmiko. Medcom.id/ Hendrik Simorangkir

Angka Stunting pada 2022 di Kota Tangerang Menurun

Hendrik Simorangkir • 26 Januari 2023 18:43
Tangerang: Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Banten, mengklaim berhasil menekan angka stunting dari 15,3% pada 2021 menjadi 11,8% di 2022, atau turun 3,5%. Angka tersebut juga beriringan dengan penurunan angka stunting se-Provinsi Banten, dari 24,5% menjadi 20%.
 
"Catatan itu berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kasus stunting memang menjadi salah satu fokus utama Pemkot Tangerang di 2022, dengan berbagai intervensinya," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Kota Tangerang, Jatmiko, Kamis, 26 Januari 2023.
 
Baca: Pemkot Klaim Kasus Stunting di Surabaya Terendah se-Indonesia

Jatmiko menjelaskan pihaknya pada 2022 telah membentuk 754 tim pendamping keluarga (TPK) yang tersebar di 13 kecamatan. Terdiri dari Kader PKK, Tenaga Kesehatan dan Kader KB, yang bertugas mendampingi keluarga berisiko stunting, dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, bayi dua tahun (baduta) dan bayi lima tahun (balita).
 
"Ini bisa dibilang menjadi salah satu program yang paling terasa dalam penurunan kasus stunting di Kota Tangerang. Namun, pihaknya juga memiliki program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL)," jelasnya.

Jatmiko mengatakan pihaknya juga menguatkan program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS), beserta akses pelayanan keluarga berencana.
 
"Dalam pergerakannya, pihaknya fokus akan pada pencegahan ataupun pola asuh yang nantinya akan berpengaruh pada perbaikan asupan gizi dan penurunan infeksi hingga angka stunting tertangani dan tidak meningkat," ungkapnya.
 
Menurut Jatmiko terkait penanganan stunting tidak bisa dilakukan hanya pihaknya saja, harus dilibatkan semua pihak. Upaya promotif dan preventif di hulu sama pentingnya dengan yang di hilir, mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan hingga lansia, mulai dari konsumsi pangan, pelayanan kesehatan, pola asuh hingga kesehatan lingkungan punya peranannya.
 
"Semua pihak memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di seluruh siklus kehidupan, terutama sejak remaja, hamil, menyusui, bayi dan balita. Dan Kota Tangerang memiliki program yang banyak di setiap siklusnya, kini inovasi harus terus ditambah, serta konsisten dengan program yang telah berlangsung," ujarnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan