Solo: National Heritage Board (NHB) atau Dewan Warisan Nasional Singapura, resmi mendaftarkan kebaya menjadi warisan budaya tak benda ke UNESCO pada Maret 2023 mendatang. Menyusul Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam juga ikut dalam upaya pengajuan itu.
Sebagai salah satu daerah yang memiliki baju adat tradisional kebaya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun turut menanggapi hal tersebut.
Sebagai negara serumpun di Asia Tenggara memiliki akar kebudayaan yang sama, Ganjar mendorong pemerintah Indonesia untuk ikut mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya ke UNESCO.
Terlebih, di Indonesia sendiri hampir seluruh daerah, terutama Pulau Jawa, Bali dan Sumatra memiliki pakaian kebaya. Pendaftaran ke UNESCO itu juga, lanjut Ganjar, sebagai upaya agar budaya Indonesia tidak diklaim negara lain.
"Kita langsung gabung ikut mendaftar saja dan seluruh kekayaan tak benda kita karena kondisi dunia seperti ini, daftarkan semuanya. Banyak-banyakan, kalau tidak nanti akan diambil orang," kata Ganjar usai membuka Kejurda Esports Jawa Tengah di Balaikota Solo, Sabtu, 26 November 2022.
Ganjar menambahkan, proses pendaftaran warisan budaya ke UNESCO harus melalui proses yang cukup panjang. Pemerintah Indonesia juga didesak segera mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda.
Selain kebaya, Ganjar juga berharap pemerintah Indonesia bisa segera mengajukan warisan budaya tak benda lainnya yang belum terdaftar di UNESCO, agar tidak ada warisan budaya Indonesia yang diklaim lagi oleh negara lain seperti halnya batik, yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
"Semua bisa mengklaim layaknya batik ya. Rasa-rasanya orang berkebaya tidak hanya satu orang Indonesia. Maka pakailah kebaya, jangan pakai baju adat orang lain," ucap Ganjar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Solo: National Heritage Board (NHB) atau Dewan Warisan Nasional Singapura, resmi mendaftarkan kebaya menjadi
warisan budaya tak benda ke UNESCO pada Maret 2023 mendatang. Menyusul Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam juga ikut dalam upaya pengajuan itu.
Sebagai salah satu daerah yang memiliki baju adat tradisional kebaya, Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo pun turut menanggapi hal tersebut.
Sebagai negara serumpun di Asia Tenggara memiliki akar kebudayaan yang sama, Ganjar mendorong pemerintah Indonesia untuk ikut mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya ke
UNESCO.
Terlebih, di Indonesia sendiri hampir seluruh daerah, terutama Pulau Jawa, Bali dan Sumatra memiliki pakaian kebaya. Pendaftaran ke UNESCO itu juga, lanjut Ganjar, sebagai upaya agar budaya Indonesia tidak diklaim negara lain.
"Kita langsung gabung ikut mendaftar saja dan seluruh kekayaan tak benda kita karena kondisi dunia seperti ini, daftarkan semuanya. Banyak-banyakan, kalau tidak nanti akan diambil orang," kata Ganjar usai membuka Kejurda Esports Jawa Tengah di Balaikota Solo, Sabtu, 26 November 2022.
Ganjar menambahkan, proses pendaftaran warisan budaya ke UNESCO harus melalui proses yang cukup panjang. Pemerintah Indonesia juga didesak segera mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda.
Selain kebaya, Ganjar juga berharap pemerintah Indonesia bisa segera mengajukan warisan budaya tak benda lainnya yang belum terdaftar di UNESCO, agar tidak ada warisan budaya Indonesia yang diklaim lagi oleh negara lain seperti halnya batik, yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
"Semua bisa mengklaim layaknya batik ya. Rasa-rasanya orang berkebaya tidak hanya satu orang Indonesia. Maka pakailah kebaya, jangan pakai baju adat orang lain," ucap Ganjar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)