Tangsel: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui kelangkaan minyak goreng di pasar tradisional dan modern di wilayahnya. Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PTKN) Disperindag Tangsel Ghazali Ahmad menegaskan pihaknya tidak dapat berbuat banyak terkait ketersediaan pasokan minyak di pasaran.
"Kita enggak bisa mengatur harga, kita lebih kepada pengawasan, imbauan kepada pelaku pasar seperti itu," kata Ghazali saat dikonfirmasi, Kamis, 17 Februari 2022.
Selain langka, harga minyak goreng di Tangsel mahal. Ghazali mengakui masih banyak pedagang yang menjual minya goreng di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan Pemerintah.
"Harganya masih lebih mahal sedikit (dari HET Rp14 ribu), tapi enggak sampai Rp18 ribu ke atas. Dikisaran Rp16ribu paling mahal," jelas Ghazali.
Kelangkaan pasokan minyak goreng di pasaran dipengaruhi sentimen global. Menurut dia, saat ini produsen minyak goreng lebih tertarik memproduksi kelapa sawit menjadi olahan B20 ketimbang crude palm oil (CPO).
"Kalau stok di ritel masih langka, memang sekrang itu produsen masih fokus program B20 dan lebih menguntungkan untuk memproduksi kelapa sawit menjadi produk B20, sehingga terjadi kekosongan di pasar," jelasnya.
Baca: Warga Tangsel Kesulitan Dapat Minyak Goreng
Tangsel: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota
Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui kelangkaan
minyak goreng di pasar tradisional dan modern di wilayahnya. Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PTKN) Disperindag Tangsel Ghazali Ahmad menegaskan pihaknya tidak dapat berbuat banyak terkait ketersediaan pasokan minyak di pasaran.
"Kita enggak bisa mengatur harga, kita lebih kepada pengawasan, imbauan kepada pelaku pasar seperti itu," kata Ghazali saat dikonfirmasi, Kamis, 17 Februari 2022.
Selain langka, harga minyak goreng di Tangsel mahal. Ghazali mengakui masih banyak pedagang yang menjual minya goreng di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan Pemerintah.
"Harganya masih lebih mahal sedikit (dari HET Rp14 ribu), tapi enggak sampai Rp18 ribu ke atas. Dikisaran Rp16ribu paling mahal," jelas Ghazali.
Kelangkaan pasokan minyak goreng di pasaran dipengaruhi sentimen global. Menurut dia, saat ini produsen minyak goreng lebih tertarik memproduksi kelapa sawit menjadi olahan B20 ketimbang
crude palm oil (CPO).
"Kalau stok di ritel masih langka, memang sekrang itu produsen masih fokus program B20 dan lebih menguntungkan untuk memproduksi kelapa sawit menjadi produk B20, sehingga terjadi kekosongan di pasar," jelasnya.
Baca:
Warga Tangsel Kesulitan Dapat Minyak Goreng Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)