Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Rabu pagi, 23 Februari 2022, telah terjadi sebanyak 187 kali gempa bumi susulan (aftershocks) setelah gempa magnitudo 5,8 pada Senin, 21 Februari 2022, pukul 19.35.59 WIB yang mengguncang wilayah Manggarai-Flores NTT.
"Gempa susulan terbesar magnitudo 5,4 dan yang terkecil magnitudo 2,0," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Ia menjelaskan, rentetan gempa yang membentuk kluster seismisitas di utara Manggarai-Flores masih murni gempa susulan (aftershocks) dan bukan aktivitas swarm, karena ada gempa dengan magnitudo paling menonjol sebagai gempa utama (mainshock) dengan magnitudo 5,8 pada Senin.
Baca juga: PPKM Level 4, Sekolah di Cirebon Kembali PJJ 100%
"Untuk menentukan aktivitas ini swarm atau bukan masih sedang kita analisis lebih lanjut," terangnya.
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi. Gempa jenis ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
"Yang pasti klaster ini berada di jalur Sesar Naik Flores (flores Back Arc Thrust) pada segmen yang dalam kondisi seismic gap," ungkap Daryono.
Ia menambahkan wilayah Manggarai-Flores adalah kawasan kekosongan gempa besar dalam catatan sejarah gempa besar pemicu tsunami di NTT sejak tahun 1800-an.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Rabu pagi, 23 Februari 2022, telah terjadi sebanyak 187 kali
gempa bumi susulan (aftershocks) setelah gempa magnitudo 5,8 pada Senin, 21 Februari 2022, pukul 19.35.59 WIB yang mengguncang wilayah Manggarai-Flores NTT.
"Gempa susulan terbesar magnitudo 5,4 dan yang terkecil magnitudo 2,0," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Ia menjelaskan, rentetan gempa yang membentuk kluster seismisitas di utara Manggarai-Flores masih murni gempa susulan (aftershocks) dan bukan aktivitas swarm, karena ada gempa dengan magnitudo paling menonjol sebagai gempa utama (mainshock) dengan magnitudo 5,8 pada Senin.
Baca juga:
PPKM Level 4, Sekolah di Cirebon Kembali PJJ 100%
"Untuk menentukan aktivitas ini swarm atau bukan masih sedang kita analisis lebih lanjut," terangnya.
Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil, dengan frekuensi kejadiannya sangat tinggi. Gempa jenis ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama di wilayah sangat lokal.
"Yang pasti klaster ini berada di jalur Sesar Naik Flores (flores Back Arc Thrust) pada segmen yang dalam kondisi seismic gap," ungkap Daryono.
Ia menambahkan wilayah Manggarai-Flores adalah kawasan kekosongan gempa besar dalam catatan sejarah gempa besar pemicu tsunami di NTT sejak tahun 1800-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)