Malang: Polisi menemukan sejumlah kejanggalan pada kasus tewasnya seorang nenek bernama Wurlin, 70, di dalam rumahnya Dusun Manggisari, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Selasa 7 Juni 2022 kemarin.
Penyebab kematian korban diketahui akibat pukulan benda tumpul yang menyebabkan pecahnya tengkorak kepala dari depan sampai ke belakang.
Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, mengatakan, pihaknya kini tengah mencari kesesuaian antara cerita-cerita yang diberikan para saksi, terutama dari para tetangga korban. Salah satu cerita yang didapat yakni tentang korban Wurlin yang sering cek-cok dengan cucunya, M Syaifudin.
"Di dalam rumah itu memang sering terjadi percekcokan antara W selaku nenek dan MS selaku cucu. Itu menjadi bagian yang perlu kami dalami terus. Mudah-mudahan setelah MS bisa kita periksa, kita bisa segera lakukan pengungkapan," katanya, Rabu 8 Juni 2022.
Baca: Masih Dirawat, Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Nenek di Malang Belum Bisa Diperiksa
Sebelumnya, Wurlin ditemukan tewas dengan posisi telungkup dan kepala ditutup bantal di dapur di dalam rumahnya, kemarin Selasa 7 Juni 2022, sekitar pukul 07.00 WIB. Di saat yang sama, kurang lebih 50 meter dari rumah tersebut, ditemukan M Syaifudin dalam kondisi terluka pada bagian perut dan leher, namun masih dalam keadaan hidup.
Rumah yang menjadi lokasi kejadian tersebut ditempati korbank, bersama M Syaifudin selaku cucu. Mereka hanya tinggal berdua di rumah tersebut. Namun dilaporkan pula satu orang laki-laki yang merupakan suami siri dari korban yang suka datang ke rumah sepekan dua kali. Laki-laki tersebut menjadi suami siri korban selama 5 tahun terakhir.
"Satu hari sebelumnya W pernah menyampaikan kepada salah satu tetangga bahwa dia mencari MS, cucunya dan minta kalau tetangga itu ketemu menyampaikan ke MS untuk kembali," ujarnya.
Ferli menambahkan, penyidiknya menemukan beberapa jejak darah di rumah korban. Mulai dapur, kamar, kemudian di tempat ditemukannya M Syaifudin, di 50 meter dari pekarangan belakang rumah.
"Ini masih harus dicari kecocokannya, darah milik siapa, ukuran jejak seperti apa. Kami nggak bisa gegabah untuk mengungkap ini. Kemudian jejak kaki di dapur sampai ke kamar, sampai ke bagian depan ini masih harus kami dalami lagi di labfor, terutama supaya kita bisa menemukan dengan pasti dan mengungkap kejadian ini," jelasnya.
Selain itu, polisi menemukan kejanggalan lain, yakni pada kondisi M Syaifudin. Polisi menemukan luka sayatan di bagian tubuh dan bagian leher M Syaifudin, namun tidak ada baju yang robek akibat luka tersebut. Polisi masih belum bisa menyimpulkan adanya dugaan percobaan bunuh diri.
"Kita belum bisa menyimpulkan seperti itu. Mohon bersabar dulu, karena pasti Polri atau penyidik melakukan pengungkapan kasus. Kami tidak bisa berdasarkan dugaan semata, tapi dengan alat bukti yang ada, petunjuk yang ada ini yang berusaha kita kejar. Jadi kita enggak mengejar kesaksian siapapun, kita fokus terhadap pengungkapan terhadap pelaku," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang nenek, Wurlin, 70, ditemukan tewas di rumahnya di Dusun Manggisari RT 04/RW 06, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa 7 Juni 2022 sekitar pukul 07.00 WIB. Korban ditemukan tak bernyawa dengan keadaan wajah tertutup bantal dan berlumuran darah di lantai dapur.
Selain itu, cucu Wurlin, M Syaifudin, juga ditemukan dalam kondisi terluka di leher dan perut di luar rumah. Saat ini, M Syaifudin tengah dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Diduga kuat keduanya merupakan korban penganiayaan dan pembunuhan.
Malang: Polisi menemukan sejumlah kejanggalan pada kasus
tewasnya seorang nenek bernama Wurlin, 70, di dalam rumahnya Dusun Manggisari, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Selasa 7 Juni 2022 kemarin.
Penyebab kematian korban diketahui akibat pukulan benda tumpul yang menyebabkan pecahnya tengkorak kepala dari depan sampai ke belakang.
Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, mengatakan, pihaknya kini tengah mencari kesesuaian antara cerita-cerita yang diberikan para saksi, terutama dari para tetangga korban. Salah satu cerita yang didapat yakni tentang korban Wurlin yang sering cek-cok dengan cucunya, M Syaifudin.
"Di dalam rumah itu memang sering terjadi percekcokan antara W selaku nenek dan MS selaku cucu. Itu menjadi bagian yang perlu kami dalami terus. Mudah-mudahan setelah MS bisa kita periksa, kita bisa segera lakukan pengungkapan," katanya, Rabu 8 Juni 2022.
Baca: Masih Dirawat, Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Nenek di Malang Belum Bisa Diperiksa
Sebelumnya, Wurlin ditemukan tewas dengan posisi telungkup dan kepala ditutup bantal di dapur di dalam rumahnya, kemarin Selasa 7 Juni 2022, sekitar pukul 07.00 WIB. Di saat yang sama, kurang lebih 50 meter dari rumah tersebut, ditemukan M Syaifudin dalam kondisi terluka pada bagian perut dan leher, namun masih dalam keadaan hidup.
Rumah yang menjadi lokasi kejadian tersebut ditempati korbank, bersama M Syaifudin selaku cucu. Mereka hanya tinggal berdua di rumah tersebut. Namun dilaporkan pula satu orang laki-laki yang merupakan suami siri dari korban yang suka datang ke rumah sepekan dua kali. Laki-laki tersebut menjadi suami siri korban selama 5 tahun terakhir.
"Satu hari sebelumnya W pernah menyampaikan kepada salah satu tetangga bahwa dia mencari MS, cucunya dan minta kalau tetangga itu ketemu menyampaikan ke MS untuk kembali," ujarnya.
Ferli menambahkan, penyidiknya menemukan beberapa jejak darah di rumah korban. Mulai dapur, kamar, kemudian di tempat ditemukannya M Syaifudin, di 50 meter dari pekarangan belakang rumah.
"Ini masih harus dicari kecocokannya, darah milik siapa, ukuran jejak seperti apa. Kami nggak bisa gegabah untuk mengungkap ini. Kemudian jejak kaki di dapur sampai ke kamar, sampai ke bagian depan ini masih harus kami dalami lagi di labfor, terutama supaya kita bisa menemukan dengan pasti dan mengungkap kejadian ini," jelasnya.
Selain itu, polisi menemukan kejanggalan lain, yakni pada kondisi M Syaifudin. Polisi menemukan luka sayatan di bagian tubuh dan bagian leher M Syaifudin, namun tidak ada baju yang robek akibat luka tersebut. Polisi masih belum bisa menyimpulkan adanya dugaan percobaan bunuh diri.
"Kita belum bisa menyimpulkan seperti itu. Mohon bersabar dulu, karena pasti Polri atau penyidik melakukan pengungkapan kasus. Kami tidak bisa berdasarkan dugaan semata, tapi dengan alat bukti yang ada, petunjuk yang ada ini yang berusaha kita kejar. Jadi kita enggak mengejar kesaksian siapapun, kita fokus terhadap pengungkapan terhadap pelaku," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang nenek, Wurlin, 70, ditemukan tewas di rumahnya di Dusun Manggisari RT 04/RW 06, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa 7 Juni 2022 sekitar pukul 07.00 WIB. Korban ditemukan tak bernyawa dengan keadaan wajah tertutup bantal dan berlumuran darah di lantai dapur.
Selain itu, cucu Wurlin, M Syaifudin, juga ditemukan dalam kondisi terluka di leher dan perut di luar rumah. Saat ini, M Syaifudin tengah dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Diduga kuat keduanya merupakan korban penganiayaan dan pembunuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)