Masyarakat korban gempa di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur masih tidur di halaman depan rumah karena khawatir guncangan kembali terjadi. ANTARA/HO-Puskris Kesehatan
Masyarakat korban gempa di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur masih tidur di halaman depan rumah karena khawatir guncangan kembali terjadi. ANTARA/HO-Puskris Kesehatan

Pengungsi Gempa Bawean Keluhkan Tak Ada Dapur Umum Hingga Tim Trauma Healing

Amaluddin • 27 Maret 2024 15:29
Surabaya: Pengungsi gempa bumi di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, kesulitan mendapat makanan siap saji karena tidak adanya dapur umum di setiap desa. Dapur umum hanya didirikan di wilayah kecamatan, sementara jarak antar desa ke desa dan kecamatan di Bawean berjauhan.
 
"Jangankan ke kecamatan, jarak dari desa ke desa aja berjauhan. Kalau pemerintah serius peduli warga terdampak gempa, harusnya dapur umum didirikan di setiap desa, bukan hanya di wilayah kecamatan," kata Ahmad Muzayyin, warga terdampak gempa di Dusun Pasir Panjang, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, Rabu, 27 Maret 2024.
 
Baca: Anak-Anak Bawean Korban Gempa Dihibur Pegiat Perpustakaan Boneka
 
Bapak dua anak itu menegaskan bahwa warga terdampak gempa saat ini sangat membutuhkan logistik, khususnya makanan siap saji. Karena mereka kesulitan bahan baku untuk memasak, dan tidak adanya dapur umum yang dekat dengan pemukiman.
 
"Banyak sekali kebutuhan kita. Khususnya soal logistik. Para pengungsi disini sangat membutuhan makanan yang siap saji," jelasnya.

Ia menyebut dapur umum yang didirikan oleh pemerintah hanya ada di kantor kecamatan saja. Sedangkan di pedesaan, tidak terdapat bantuan untuk dapur umum.
 
Ironisnya jarak antara tempatnya bermukim dengan dapur umum yang didirikan pemerintah cukup jauh. Ia pun menyayangkan pemerintah tidak mendirikan dapur umum di desa setempat. "Padahal makan siap saji sangat dibutuhkan masyarakat terdampak gempa, tapi di desa kami tak ada dapur umum," ungkapnya.
 
Menurutnya dapur umum dibutuhkan untuk membantu masyarakat dalam berbuka puasa dan sahur. Mengingat mereka tidak berani kembali ke rumah, lantaran khawatir ada gempa susulan. "Terutama warga yang rumahnya mengalami rusak sedang dan berat, khawatir ambruk kalau masuk ke rumah," bebernya.
 
Selain dapur umum, bapak dua anak itu juga menyebut bantuan logistik tak merata di desanya. Sebagian besar warga terdampak gempa, belum mendapat bantuan semestinya. "Misalnya bantuan selimut, tenda, obat-obatan. Bantuan yang kita dapat dari pemerintah berupa beras 1 Kg, mie instan. Ada juga yang dapat selimut, tapi sebagian besar gak dapat," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan