Palembang: Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Agus Fatoni, mengimbau warga mewaspadai bencana tanah longsor dan banjir lantaran meningkatnya intensitas hujan.
Pemprov Sumsel rutin menggelar apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan banjir dan tanah longsor. Apel ini rutin dilakukan untuk mengatisipasi adanya bencana alam tersebut.
"Dengan kesiapan ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dari ancaman bencana, walaupun kita juga berharap bencana itu tidak terjadi," kata Fatoni, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 16 Desember 2023.
Fatoni mengatakan Sumsel baru saja berhasil melewati situasi cukup berat karena diterpa kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kondisi tersebut teratasi menyusul beralihnya cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
"Namun di balik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Provinsi Sumsel," jelas Fatoni.
Fatoni mengingatkan seluruh personel satgas penanggulangan bencana tetap waspada. Sekaligus, memberikan edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
"Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki, namun ini tidak bisa kita kerjakan secara sendiri sendiri kita perlu bersama secara komprehensif untuk mengatasinya," ungkap Fatoni.
Fatoni menekankan agar mitigasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Sepanjang 2022, ada 147 kejadian bencana di Sumsel. Sedangkan hingga November 2023 tercatat 69 kali kejadian bencana.
"Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan kita, bencana ini tidak bertambah lagi, walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa," ujarnya.
Selain menyiapkan personel dan peralatan, edukasi kepada personel gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI/Polri, dan berbagai stakeholder terkait mengenai mobilisasi menuju ke lokasi bencana atau daerah rawan juga dilakukan. Hal ini guna mempermudah proses evakuasi untuk meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa.
Palembang: Penjabat (Pj) Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Agus Fatoni, mengimbau warga
mewaspadai bencana tanah longsor dan
banjir lantaran meningkatnya intensitas hujan.
Pemprov Sumsel rutin menggelar apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan banjir dan tanah longsor. Apel ini rutin dilakukan untuk mengatisipasi adanya bencana alam tersebut.
"Dengan kesiapan ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dari ancaman bencana, walaupun kita juga berharap bencana itu tidak terjadi," kata Fatoni, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 16 Desember 2023.
Fatoni mengatakan Sumsel baru saja berhasil melewati situasi cukup berat karena diterpa kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kondisi tersebut teratasi menyusul beralihnya cuaca dari musim kemarau ke musim hujan.
"Namun di balik curah hujan yang tinggi terdapat ancaman baru yakni bencana banjir bandang dan tanah longsor yang kapan saja datang mengancam beberapa wilayah di Provinsi Sumsel," jelas Fatoni.
Fatoni mengingatkan seluruh personel satgas penanggulangan bencana tetap waspada. Sekaligus, memberikan edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat di daerahnya masing-masing.
"Kondisi ekologi seperti degradasi alam, perilaku manusia ini dapat kita perbaiki, namun ini tidak bisa kita kerjakan secara sendiri sendiri kita perlu bersama secara komprehensif untuk mengatasinya," ungkap Fatoni.
Fatoni menekankan agar mitigasi terus dilakukan untuk mengurangi resiko jika terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Sepanjang 2022, ada 147 kejadian bencana di Sumsel. Sedangkan hingga November 2023 tercatat 69 kali kejadian bencana.
"Mudah-mudahan dengan kesiapsiagaan kita, bencana ini tidak bertambah lagi, walaupun terjadi kita berharap tidak menimbulkan sampai menimbulkan kerusakan sarana prasarana dan korban jiwa," ujarnya.
Selain menyiapkan personel dan peralatan, edukasi kepada personel gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI/Polri, dan berbagai stakeholder terkait mengenai mobilisasi menuju ke lokasi bencana atau daerah rawan juga dilakukan. Hal ini guna mempermudah proses evakuasi untuk meminimalisir dampak bencana berupa kerusakan sarana prasarana maupun korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)