Upacara memperingati HUT ke-74 RI dengan peserta Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra 'Bhakti Candrasa'. Foto: Medcom.id/ Patricia Vicka
Upacara memperingati HUT ke-74 RI dengan peserta Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra 'Bhakti Candrasa'. Foto: Medcom.id/ Patricia Vicka

100 Penyandang Tunanetra Gelar Upacara HUT ke 74 RI di Solo

Pythag Kurniati • 17 Agustus 2019 15:04
Solo: Hari Ulang Tahun (HUT) ke 74 Republik Indonesia dirayakan oleh semua kalangan tak terkecuali para penyandang tunanetra di Kota Solo yang antusias menggelar upacara bendera pagi tadi Sabtu 17 Agustus 2019. Keterbatasn fisik tak menghalangi semangat rasa cinta dan nasionalisme mereka. 
 
Upacara diikuti 100 peserta dari siswa dan alumni Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra 'Bhakti Candrasa'. Pelaksanaan upacara bendera berlangsung sederhana.
 
Petugas upacara dan siswa terlihat mengenakan seragam putih hitam. Sedangkan para alumni yang tergabung dalam Organisasi Kemasyarakat Kelompok Masseur Tuna Netra Sabtu Wage (KMTS) itu mengenakan kemeja batik.

Selaku inspektur upacara, Purwanto, mengatakan seluruh petugas upacara merupakan tunanetra. "Acara ini sebenarnya spontanitas saja, persiapannya minim," katanya.
 
Baginya, bisa mengikuti upacara hari kemerdekaan ialah suatu kebanggaan tersendiri. Hal itu merupakan bukti kecintaan dan nasionalisme para penyandang tunanetra kepada NKRI.
 
"Kondisi fisik bukanlah suatu halangan untuk membela tanah air. Tentu kita semua berhak dan wajib menunjukkan cinta tanah air sesuai kemampuannya," kata dia.
 
Salah satu petugas bendera, Etik Winarsih, mengaku tidak menemui banyak kendala menjadi petugas pengibar bendera. Bukan pertama kali, sebab semasa sekolah ia sering mengemban tugas serupa.
 
Persiapan pun terbilang singkat hanya berlatih dua kali. Salah satu kesulitan bagi penyandang tunanetra sepertinya saat hendak menuju tiang bendera dan mengibarkannya. 
 
"Tadi yang sulit itu berjalan menuju tiang bendera, kan harus berjalan lurus. Ya pakai perkiraan saja, untungnya tidak ada yang keliru," katanya.
 
Para petugas lainnya pun berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Seperti pembaca teks proklamasi dan pembukaan UUD 45, mereka dapat menyelesaikan tugas tanpa membaca dengan huruf braile.
 
Upacara ditutup dengan aba-aba pembubaran pasukan oleh komandan upacara. Secara spontan para peserta langsung bertepuk tangan karena upacara selesai dengan lancar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan