Pekanbaru: Murid dan guru di Pekanbaru, Riau, harus mengenakan masker untuk menghindari dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Anak-anak dinilai sangat rentan terdampak jerubu karhutla.
"Sejak hari Senin lalu pihak sekolah meminta anak-anak untuk menggunakan masker karena anak-anak sangat rentan terkena dampak asap kebakaran hutan," kata guru TK Islam Akramunnas Afni Sarianti di Pekanbaru, Rabu, 31 Juli 2019.
Imbauan mengenakan masker untuk mencegah dampak buruk kabut asap karhutla juga disampaikan kepada para orang tua murid. Afni mengaku selalu mengingatkan anak didiknya soal bahaya kabut asap.
"Setiap sebelum masuk kelas dan sebelum pulang sekolah, kami juga mengingatkan anak-anak tentang bahaya kabut asap," kata Afni.
Ia berharap pemerintah segera mengatasi karhutla yang membuat kualitas udara Pekanbaru terus menurun. Ia juga berharap kondisi darurat asap karhutla 2015 lalu tidak terulang lagi.
"Waktu tahun ajaran baru 2015 bulan Juli, sekolah baru masuk tiga hari langsung diliburkan seminggu karena kabut asap. Sempat sekolah masuk lagi, tidak lama diliburkan lagi. Mungkin waktu itu totalnya sekolah sampai libur sebulan," kata Vira, guru di TK Islam Akramunnas.
Dia melanjutkan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru melalui grup media sosial telah mengeluarkan imbauan agar sekolah mengurangi aktivitas di luar ruangan dan siswa menggunakan masker. Sekolah juga disarankan memulangkan siswa lebih cepat bila kabut asap semakin parah.
Baca: Jarak Pandang di Pekanbaru 4 Km Akibat Kabut Asap
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebut kabut asap pekat yang menyelimuti Pekanbaru bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Palalawan yang berada di selatan Pekanbaru.
"Dari pantauan satelit, Pekanbaru dan Pelalawan berasap," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir Prayuna.
Dia melanjutkan jumlah titik panas di Riau telah menurun. Pantauan satelit, pada Selasa, 30 Juli 2019, terdapat 60 titik. Kini, tersisa 10 titik panas pada Rabu pagi.
Titik panas terpantau ada di wilayah Kabupaten Pelalawan, Kampar, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir. Pelalawan punya titik panas paling banyak, empat. Sementara Kabupaten Indragiri Hilir punya tiga titik serta Rokan Hilir, Indragiri Hulu, dan Kampar masing-masing punya satu titik panas.
Akibat asap kebakaran hutan dan lahan itu, kualitas udara Pekanbaru menurun dari kondisi sehat ke sedang. Dinas Kesehatan Provinsi Riau menurunkan personel membagikan masker kepada warga untuk mengantisipasi dampak kabut asap.
"Kita ada persediaan 10 ribu masker, dan kita bagikan secara gratis untuk masyarakat," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Yohanes, kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa 30 Juli 2019.
Pekanbaru: Murid dan guru di Pekanbaru, Riau, harus mengenakan masker untuk menghindari dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Anak-anak dinilai sangat rentan terdampak jerubu karhutla.
"Sejak hari Senin lalu pihak sekolah meminta anak-anak untuk menggunakan masker karena anak-anak sangat rentan terkena dampak asap kebakaran hutan," kata guru TK Islam Akramunnas Afni Sarianti di Pekanbaru, Rabu, 31 Juli 2019.
Imbauan mengenakan masker untuk mencegah dampak buruk kabut asap karhutla juga disampaikan kepada para orang tua murid. Afni mengaku selalu mengingatkan anak didiknya soal bahaya kabut asap.
"Setiap sebelum masuk kelas dan sebelum pulang sekolah, kami juga mengingatkan anak-anak tentang bahaya kabut asap," kata Afni.
Ia berharap pemerintah segera mengatasi karhutla yang membuat kualitas udara Pekanbaru terus menurun. Ia juga berharap kondisi darurat asap karhutla 2015 lalu tidak terulang lagi.
"Waktu tahun ajaran baru 2015 bulan Juli, sekolah baru masuk tiga hari langsung diliburkan seminggu karena kabut asap. Sempat sekolah masuk lagi, tidak lama diliburkan lagi. Mungkin waktu itu totalnya sekolah sampai libur sebulan," kata Vira, guru di TK Islam Akramunnas.
Dia melanjutkan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru melalui grup media sosial telah mengeluarkan imbauan agar sekolah mengurangi aktivitas di luar ruangan dan siswa menggunakan masker. Sekolah juga disarankan memulangkan siswa lebih cepat bila kabut asap semakin parah.
Baca: Jarak Pandang di Pekanbaru 4 Km Akibat Kabut Asap
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebut kabut asap pekat yang menyelimuti Pekanbaru bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Palalawan yang berada di selatan Pekanbaru.
"Dari pantauan satelit, Pekanbaru dan Pelalawan berasap," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir Prayuna.
Dia melanjutkan jumlah titik panas di Riau telah menurun. Pantauan satelit, pada Selasa, 30 Juli 2019, terdapat 60 titik. Kini, tersisa 10 titik panas pada Rabu pagi.
Titik panas terpantau ada di wilayah Kabupaten Pelalawan, Kampar, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir. Pelalawan punya titik panas paling banyak, empat. Sementara Kabupaten Indragiri Hilir punya tiga titik serta Rokan Hilir, Indragiri Hulu, dan Kampar masing-masing punya satu titik panas.
Akibat asap kebakaran hutan dan lahan itu, kualitas udara Pekanbaru menurun dari kondisi sehat ke sedang. Dinas Kesehatan Provinsi Riau menurunkan personel membagikan masker kepada warga untuk mengantisipasi dampak kabut asap.
"Kita ada persediaan 10 ribu masker, dan kita bagikan secara gratis untuk masyarakat," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Yohanes, kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa 30 Juli 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)