medcom.id, Ambon: Badan Keamanan Laut (Bakamla) bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk mengawasi lalu lintas limbah nuklir yang melewati perairan Indonesia.
"Kami harus mengawasi perpindahan sumber radioaktif yang semakin masif dilakukan melalui jalur laut," kata Deputi Operasi dan Latihan Bakamla, Laksamana Pertama (Maritim) Wuspo Lukito, dalam keterangan pers yang diterima Metrotvnews.com, Jumat (11/12/2015).
Pemanfaatan sumber radioaktif di Indonesia sudah sangat luas dan mencakup berbagai bidang, baik di bidang industri, pertanian, kesehatan, penelitian dan pendidikan. Tak heran, lalu lintas sumber radioaktif merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah Indonesia.
Wuspo mengatakan, sesuai standar internasional, perpindahan sumber radioaktif dalam dan antarnegara harus menjadi pusat perhatian, terutama standar pengawasan, standar administratif, standar keselamatan, dan standar kendali teknis. "Untuk memastikan bahwa perpindahan tersebut dilakukan dengan cara yang aman dan selamat," katanya.
Bapeten, kata dia, juga bertanggung jawab mencegah penyelundupan dan perdagangan gelap sumber radioaktif.
Sebagai langkah awal, Bakamla dan Bapeten mengadakan latihan bersama bagaimana menangani pergerakan sumber radioaktif tanpa izin di wilayah perairan. Kegiatan yang dilaksanakan pada 10 dan 11 Desember ini berlangsung di Kota Ambon, Maluku.
Dalam latihan dilakukan simulasi penangkapan kapal yang membawa zat radioaktif tanpa izin oleh petugas Bakamla yang didampingi anggota Bapeten. Di situ diperlihatkan bagaimana menangani para pembawa zat radioaktif tanpa izin.
Latihan ini dihadiri dan disaksikan perwakilan beberapa stakeholder Bakamla yang berada di Ambon, antara lain PSDKP Ambon, Lantamal IX Ambon, DitPolAir Polda Maluku, DJBC Wilayah Maluku, Papua dan Papua Barat, dan KSOP Ambon.
Lalu lintas pergerakan bahan nuklir patut diwaspadai setelah pada 28 Oktober lalu Bakamla menemukan indikasi adanya pergerakan kapal MV Island Trader yang mengangkut 25 ton limbah nuklir. Kapal yang berasal dari Perancis dengan tujuan Australia itu dikhawatirkan akan melewati perairan Indonesia.
medcom.id, Ambon: Badan Keamanan Laut (Bakamla) bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk mengawasi lalu lintas limbah nuklir yang melewati perairan Indonesia.
"Kami harus mengawasi perpindahan sumber radioaktif yang semakin masif dilakukan melalui jalur laut," kata Deputi Operasi dan Latihan Bakamla, Laksamana Pertama (Maritim) Wuspo Lukito, dalam keterangan pers yang diterima
Metrotvnews.com, Jumat (11/12/2015).
Pemanfaatan sumber radioaktif di Indonesia sudah sangat luas dan mencakup berbagai bidang, baik di bidang industri, pertanian, kesehatan, penelitian dan pendidikan. Tak heran, lalu lintas sumber radioaktif merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah Indonesia.
Wuspo mengatakan, sesuai standar internasional, perpindahan sumber radioaktif dalam dan antarnegara harus menjadi pusat perhatian, terutama standar pengawasan, standar administratif, standar keselamatan, dan standar kendali teknis. "Untuk memastikan bahwa perpindahan tersebut dilakukan dengan cara yang aman dan selamat," katanya.
Bapeten, kata dia, juga bertanggung jawab mencegah penyelundupan dan perdagangan gelap sumber radioaktif.
Sebagai langkah awal, Bakamla dan Bapeten mengadakan latihan bersama bagaimana menangani pergerakan sumber radioaktif tanpa izin di wilayah perairan. Kegiatan yang dilaksanakan pada 10 dan 11 Desember ini berlangsung di Kota Ambon, Maluku.
Dalam latihan dilakukan simulasi penangkapan kapal yang membawa zat radioaktif tanpa izin oleh petugas Bakamla yang didampingi anggota Bapeten. Di situ diperlihatkan bagaimana menangani para pembawa zat radioaktif tanpa izin.
Latihan ini dihadiri dan disaksikan perwakilan beberapa stakeholder Bakamla yang berada di Ambon, antara lain PSDKP Ambon, Lantamal IX Ambon, DitPolAir Polda Maluku, DJBC Wilayah Maluku, Papua dan Papua Barat, dan KSOP Ambon.
Lalu lintas pergerakan bahan nuklir patut diwaspadai setelah pada 28 Oktober lalu Bakamla menemukan indikasi adanya
pergerakan kapal MV Island Trader yang mengangkut 25 ton limbah nuklir. Kapal yang berasal dari Perancis dengan tujuan Australia itu dikhawatirkan akan melewati perairan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)