Warga di Temanggung menunjukkan beras tak layak konsumsi karena berbau, berwarna, dan hancur, Metro TV - Kiswantoro
Warga di Temanggung menunjukkan beras tak layak konsumsi karena berbau, berwarna, dan hancur, Metro TV - Kiswantoro

Beras Sejahtera di Temanggung dan Jeneponto Berbau

Ifa Musdalifa, Kiswantoro • 27 April 2017 11:09
medcom.id, Temanggung: Warga Desa Mandisari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menolak pembagian beras sejahtera (rastra). Alasannya, beras tersebut tak layak konsumsi.
 
Siti, penerima beras untuk warga kurang mampu tersebut, mengatakan beras berwarna kuning kehijau-hijauan. Bentuknya menggumpal, beraroma tak sedap, dan sebagian dihinggapi lalat.
 
"Seperti sudah berjamur," ungkap Siti, 55, warga Dusun Karang Panjang, Desa Mandisari, Rabu 26 April 2017.

Siti mengaku menjadi warga yang mendapat jatah rastra. Namun baru kali ia menerima beras dalam kondisi tak layak konsumsi.
 
"Kalau seperti ini jatahnya, ya saya enggak mau," ujar perempuan tersebut.
 
Kepala Desa Mandisari, Isrofi, mengaku menerima laporan tersebut dari beberapa warga. Ia pun mengecek kualitas beras yang sudah diterima warganya.
 
Isrofi membenarkan beras berkualitas buruk. Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan Bulog untuk menarik beras.
 
"Ini jelas kualitasnya buruk," ungkap Isrofi.
 
Isrofi menerangkan 274 kepala keluarga di desanya menerima rastra pada 2016. Kini jumlahnya berkurang menjadi 224 kepala keluarga. 
 
Di lain tempat, Kepala Bagian Perekonomian Sekretaris Daerah Temanggung, Sunardi, mengatakan proses pendistribusian beras dimulai pada Selasa 11 April 2017. Jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) menurun ketimbang tahun lalu. Pada 2016, jumlah KPM yaitu 51.815 kepala keluarga. Namun kini jumlahnya menjadi 49.186 kepala keluarga.
 
Temanggung mendapat rastra sebesar 737 ton per bulan pada 2017. Jumlah itu lebih sedikit ketimbang 2016 yaitu 800 ton.
 
“Untuk pembagian rastra bulan Januari jatuh pada tanggal 11-18 April, Februari 20-28 April, serta periode Maret sampai April jatuh pada bulan Mei. Dimana dalam satu hari akan dibagikan ke lima titik kecamatan berbeda,” bebernya. 
 
Beras Berkutu dan Hancur
 
Kondisi beras berkualitas buruk juga ditemukan di Kelurahan Togo-togo, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Sebab beras dalam kondisi berbau, berwarna kekuningan, dan berkutu.
 
Jabbar, Kepala Lurah Togo-togo, mengatakan bentuk beras hancur seperti tepung. Lantaran itu, ia belum membagikan beras kepada warga yang masuk kategori KPM.
 
"Makanya kami memang belum bagi karena takutnya dikeluhkan warga," kata Jabbar.
 
Meski demikian, Jabbar mengatakan akan tetap mendistribusikan beras tersebut. Bila warga menolak, pihak kelurahan akan mengembalikannya ke Bulog. Jabbar menduga beras tersebut kedaluwarsa karena kelamaan disimpan di gudang Bulog.
 
Kelurahan Togo-togo menerima jatah 88 karung beras sejahtera. Rencana beras itu dibagi ke 160 kepala keluarga.
 
Sebelumnya Kepala Desa Ujungbulu, Kecamatan Rumbia, Jeneponto, mengembalikan 521 karung beras sejahtera ke Bulog. Sebab, beras berkualitas buruk.
 
Kepala Bulog Jeneponto, Baharuddin, mengatakan akan mengganti beras tak layak itu. Ia juga berkoordinasi dengan aparatur desa untuk mengecek kondisi beras. Bila rusak, aparatur desa sebaiknya melapor ke Bulog untuk menggantinya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan