Keluarga korban menangis saat peringatan 14 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali Legian, Bali, Rabu (12/10)/2016. Foto: Antara/Wira Suryantala
Keluarga korban menangis saat peringatan 14 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali Legian, Bali, Rabu (12/10)/2016. Foto: Antara/Wira Suryantala

Peringatan 14 Tahun Bom Bali, Lepas dari Kesedihan

Arnoldus Dhae • 12 Oktober 2016 16:07
medcom.id, Kuta: Sabtu, 12 Oktober 2002, bom meledak di Sari Club dan Paddys Club, Kuta, Bali. Peristiwa itu menewaskan 202 orang dari berbagai negara. Peristiwa yang kemudian disebut Bom Bali I itu terjadi pada malam menjelang dini hari.
 
Hari ini, Rabu 12 Oktober 2016, tepat 14 tahun peristiwa itu. Masyarakat kembali mengenang peristiwa pahit itu. Namun, peringatan yang digagas Yayasan Isana Dewata itu tak lagi mengumbar kesedihan.
 
"Kita harus hadirkan keceriaan bagi para korban. Jangan lagi kesedihan. Para korban sudah saatnya bangkit," kata ketua panitia peringatan, I Nyoman Sarjana.

Peringatan kali ini ditandai dengan peluncuran buku berjudul "Janda-janda Korban" setebal 82 halaman. Buku yang dibuat dalam bahasa Inggris dan Indonesia itu menceritakan bagaimana 14 janda yang suaminya menjadi korban bom Bali, melanjutkan hidup.
 
Mereka adalah Ni Wayan Sudeni, Wayan Leniasih, Endang Isnanik, Ni Luh Erniati, Ni Wayan Rastini, Ni Nyoman Rencini, Ni Made Kitik, Ni Luh Mendri, Ni Ketut Jontri, Ni Made Ritiasih, Zuniar Nuraini, Ni Wayan Rasni Susanti, Nurlaila, dan Warti. 
 
"Kami menceritakan 14 janda korban bom ini bertepatan dengan 14 tahun peringatan bom Bali I. Tetapi, tidak semua dari mereka korban bom Bali I, ada juga yang korban dari bom Bali II," kata Sarjana.
 
Sang penulis buku, Dwi Yani, mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk menuliskan kisah para korban. "Tiga bulan untuk riset dan tiga bulan penulisan," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan