medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Riset Baruna Jaya 1 milik BPPT menemukan objek mencurigakan di sektor 4 pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Objek itu memiliki ketinggian kurang lebih tiga meter dan posisinya berada di bawah laut.
"Objek berketinggian 3 meter, berada di sektor 4. Di dalam kotak yang digambarkan itu, tidak jauh dari temuan dan puing-puing," kata Kepala Deputi BPPT Bidang Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya Alam Ridwan Djamaluddin, Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2015).
Ridwan berharap temuan itu merupakan bagian dari badan pesawat AirAsia QZ8501. "Optimisnya reruntuhan pesawat, dari imej bentuknya bukan bentuk alam," ungkap Ridwan.
Kini, lanjut dia, perangkat Side Scan Sonar dan Megato Meter tengah mendalami temuan tersebut.
"Kemungkinan sedang menurunkan megato meter untuk deteksi logam, kalau menyakinkan menurunkan ROV," jelas Ridwan.
Urai Ridwan, BJ 1 telah beroperasi selama 3 hari. Sejak tanggal 1 Januari 2015, BJ 1 telah mendeteksi objek di dasar laut yang bukan objek alam.
"Barangkali pesawat," katanya.
Diketahui posisi temuan itu berada di posisi anomali multibeam 3 52'' 9.44" LS 110 35' 11.06" BT. Lokasinya berada pada kedalaman 29-30 meter.
medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Riset Baruna Jaya 1 milik BPPT menemukan objek mencurigakan di sektor 4 pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Objek itu memiliki ketinggian kurang lebih tiga meter dan posisinya berada di bawah laut.
"Objek berketinggian 3 meter, berada di sektor 4. Di dalam kotak yang digambarkan itu, tidak jauh dari temuan dan puing-puing," kata Kepala Deputi BPPT Bidang Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya Alam Ridwan Djamaluddin, Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2015).
Ridwan berharap temuan itu merupakan bagian dari badan pesawat AirAsia QZ8501. "Optimisnya reruntuhan pesawat, dari imej bentuknya bukan bentuk alam," ungkap Ridwan.
Kini, lanjut dia, perangkat Side Scan Sonar dan Megato Meter tengah mendalami temuan tersebut.
"Kemungkinan sedang menurunkan megato meter untuk deteksi logam, kalau menyakinkan menurunkan ROV," jelas Ridwan.
Urai Ridwan, BJ 1 telah beroperasi selama 3 hari. Sejak tanggal 1 Januari 2015, BJ 1 telah mendeteksi objek di dasar laut yang bukan objek alam.
"Barangkali pesawat," katanya.
Diketahui posisi temuan itu berada di posisi anomali multibeam 3 52'' 9.44" LS 110 35' 11.06" BT. Lokasinya berada pada kedalaman 29-30 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)