Pekanbaru: Program Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) mendapatkan dukungan dari kalangan usaha.
Buktinya, Prukades Kemendes PDTT di kawasan Riau mampu menarik 22 investor untuk menjadi mitra usaha.
Beberapa prukades yang mendapatkan mitra usaha di antaranya bergerak dalam bidang pertanian seperti karet dan kopi, usaha perikanan, hingga perkebunan nanas. Sedangkan beberapa mitra yang menjadi mitra usaha di antarnya Aruna, Sinar Mas, hingga Arta Graha.
"Kesepakatan dengan mitra usaha menjadi indikator Prukades mempunyai skala bisnis sehingga investor tertarik untuk menanamkan investasi mereka," ujar Kepala Sekretariat Prukades Kemendes PDTT Abdullah Kamil, dalam keterangan tertulisnya.
Dia menjelaskan Prukades di kawasan Riau menjadi salah satu primadona bagi investor. Ada sekitar 22 kesepakatan bisnis yang ditandatangani Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mitra usaha untuk mengembangkan prukades di kawasan tersebut.
Kehadiran mitra usaha ini akan membantu pengembangan prukades mulai dari proses produksi hingga jaminan penyerapan produk di pasaran. "Kami yakin kehadiran para mitra bisnis ini akan menambah nilai lebih baik pada kualitas produk hingga jaminan serapan pasar,” ujarnya.
Kamil mengungkapkan selain memfasilitasi Prukades dengan mitra usaha, Kemendes PDTT juga berupaya mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) para pelaku usaha Prukades.
Salah satunya, dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang akan mempertemukan antara para pelaku Prukades, mitra usaha, pejabat Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), hingga pejabat dinas pemberdayaan masyarakat desa (PMD), pengelola BUMDES dan Pendamping Lokal Desa (PLD).
Dalam kegiatan FGD tersebut diisi beberapa narasumber kompeten seperti pengamat ekonomi senior Avilliani, Komisaris Danareksa yang juga Ahli Marketing Digital Dyah Kartika Rini, Inisiator Bank Petani Masril Kotto. Ketiga tokoh tersebut diharapkan dapat memberikan solusi dari tiap permasalahan dilapangan baik oleh Pemda, mitra dan pendamping desa.
Selain pelaksanaan FGD, juga akan dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat pengelolaan Prukades dari pelaku langsung. "FGD pengembangan Prukades ini juga akan dilakukan di beberapa daerah lain tak hanya Riau. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai bagian dari upaya menguatkan peran dari Balai Pelatihan Kemendesa PDTT yang diproyeksikan sebagai pusat kajian dan pengembangan Prukades di Indonesia," kata dia.
Pekanbaru: Program Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) mendapatkan dukungan dari kalangan usaha.
Buktinya, Prukades Kemendes PDTT di kawasan Riau mampu menarik 22 investor untuk menjadi mitra usaha.
Beberapa prukades yang mendapatkan mitra usaha di antaranya bergerak dalam bidang pertanian seperti karet dan kopi, usaha perikanan, hingga perkebunan nanas. Sedangkan beberapa mitra yang menjadi mitra usaha di antarnya Aruna, Sinar Mas, hingga Arta Graha.
"Kesepakatan dengan mitra usaha menjadi indikator Prukades mempunyai skala bisnis sehingga investor tertarik untuk menanamkan investasi mereka," ujar Kepala Sekretariat Prukades Kemendes PDTT Abdullah Kamil, dalam keterangan tertulisnya.
Dia menjelaskan Prukades di kawasan Riau menjadi salah satu primadona bagi investor. Ada sekitar 22 kesepakatan bisnis yang ditandatangani Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan mitra usaha untuk mengembangkan prukades di kawasan tersebut.
Kehadiran mitra usaha ini akan membantu pengembangan prukades mulai dari proses produksi hingga jaminan penyerapan produk di pasaran. "Kami yakin kehadiran para mitra bisnis ini akan menambah nilai lebih baik pada kualitas produk hingga jaminan serapan pasar,” ujarnya.
Kamil mengungkapkan selain memfasilitasi Prukades dengan mitra usaha, Kemendes PDTT juga berupaya mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) para pelaku usaha Prukades.
Salah satunya, dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang akan mempertemukan antara para pelaku Prukades, mitra usaha, pejabat Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), hingga pejabat dinas pemberdayaan masyarakat desa (PMD), pengelola BUMDES dan Pendamping Lokal Desa (PLD).
Dalam kegiatan FGD tersebut diisi beberapa narasumber kompeten seperti pengamat ekonomi senior Avilliani, Komisaris Danareksa yang juga Ahli Marketing Digital Dyah Kartika Rini, Inisiator Bank Petani Masril Kotto. Ketiga tokoh tersebut diharapkan dapat memberikan solusi dari tiap permasalahan dilapangan baik oleh Pemda, mitra dan pendamping desa.
Selain pelaksanaan FGD, juga akan dilakukan kunjungan lapangan untuk melihat pengelolaan Prukades dari pelaku langsung. "FGD pengembangan Prukades ini juga akan dilakukan di beberapa daerah lain tak hanya Riau. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai bagian dari upaya menguatkan peran dari Balai Pelatihan Kemendesa PDTT yang diproyeksikan sebagai pusat kajian dan pengembangan Prukades di Indonesia," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)