Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung Gerakan Sehari Tanpa Nasi yang digagas Wali Kota Salatiga Yuliyanto. Menurutnya hal itu salah satu upaya diversifikasi pangan.
"Ya tidak apa-apa, boleh saja. Sehari tidak makan nasi bisa mengurangi ketergantungan konsumsi nasi sehingga ada diversifikasi pangan," kata dia, di Semarang, Rabu, 5 Agustus 2020.
Menurut Ganjar, gerakan tersebut layak didukung. Sebab jika dilihat dari sisi kesehatan, nasi mengandung karbohidrat tinggi dan berpotensi menyebabkan diabetes serta darah tinggi.
"Nasi itu kan banyak mengandung gula. Dari data yang meninggal karena covid-19, orang yang punya potensi gula darah tinggi itu komorbid yang berbahaya. Saya kira ada baiknya, biar orang tidak hanya bergantung pada nasi," ujarnya.
Baca juga: 4 Orang Hilang Dalam Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi
Hanya saja, lanjut Ganjar, Gerakan Sehari Tanpa Nasi akan cukup sulit diterapkan di tengah karakter orang Jawa yang sejak dulu mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
"Orang Jawa biasanya kalau belum makan nasi, berarti belum makan, itu problemnya," ungkap Ganjar.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto sebelumnya membuat surat edaran tentang Gerakan Sehari Tanpa Nasi.
Dalam SE bernomor 520/347/415 itu, Yuliyanto meminta masyarakat Kota Salatiga mengonsumsi menu atau makanan pangan lokal nonberas minimal sehari dalam sebulan.
Yuliyanto juga mengimbau masyarakat memanfaatkan menu atau makanan lokal nonberas produksi dalam negeri, dan buah-buahan lokal Indonesia pada saat rapat dan pertemuan yang diselenggarakan di Kota Salatiga.
Semarang: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung Gerakan Sehari Tanpa Nasi yang digagas Wali Kota Salatiga Yuliyanto. Menurutnya hal itu salah satu upaya diversifikasi pangan.
"Ya tidak apa-apa, boleh saja. Sehari tidak makan nasi bisa mengurangi ketergantungan konsumsi nasi sehingga ada diversifikasi pangan," kata dia, di Semarang, Rabu, 5 Agustus 2020.
Menurut Ganjar, gerakan tersebut layak didukung. Sebab jika dilihat dari sisi kesehatan, nasi mengandung karbohidrat tinggi dan berpotensi menyebabkan diabetes serta darah tinggi.
"Nasi itu kan banyak mengandung gula. Dari data yang meninggal karena covid-19, orang yang punya potensi gula darah tinggi itu komorbid yang berbahaya. Saya kira ada baiknya, biar orang tidak hanya bergantung pada nasi," ujarnya.
Baca juga:
4 Orang Hilang Dalam Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi
Hanya saja, lanjut Ganjar, Gerakan Sehari Tanpa Nasi akan cukup sulit diterapkan di tengah karakter orang Jawa yang sejak dulu mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok.
"Orang Jawa biasanya kalau belum makan nasi, berarti belum makan, itu problemnya," ungkap Ganjar.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto sebelumnya membuat surat edaran tentang Gerakan Sehari Tanpa Nasi.
Dalam SE bernomor 520/347/415 itu, Yuliyanto meminta masyarakat Kota Salatiga mengonsumsi menu atau makanan pangan lokal nonberas minimal sehari dalam sebulan.
Yuliyanto juga mengimbau masyarakat memanfaatkan menu atau makanan lokal nonberas produksi dalam negeri, dan buah-buahan lokal Indonesia pada saat rapat dan pertemuan yang diselenggarakan di Kota Salatiga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)