Karanganyar: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar membatalkan rencana pembukaan sekolah tatap muka pada September 2020. Hal itu dilakukan karena meningkatnya kasus positif covid-19 di Karanganyar, Jawa Tengah.
"Awalnya sekolah tatap muka akan dibuka September 2020. Tapi karena ada kenaikan jumlah pasien positif covid-19 dan Karanganyar masih di zona merah, maka ditunda," ujar Bupati Karanganyar, Juliyatmono, di Karanganyar, Selasa, 25 Agustus 2020.
Penundaan sekolah tatap muka dilakukan dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Namun, sekolah-sekolah di Karanganyar tetap melakukan persiapan termasuk dengan menggelar simulasi.
"Rencana awal kita buka untuk seluruh sekolah di bawah kewenangan kita termasuk SD, SMP dan Paud. Tapi kemudian kita tunda untuk mencegah penularan covid-19 ke anak," imbuhnya.
Baca:Komisi X Hanya 30 Persen Masyarakat Setuju Sekolah Tatap Muka
Juliyatmono mengungkap, mayoritas pasien positif covid-19 ialah orang tanpa gejala (OTG). Pihaknya selalu mengingatkan agar warga 'ojo sembrono'.
"Tagline kita kan "Ojo Sembrono" (Jangan Sembarangan). Tapi tetap saja masih sembrono. Padahal OTG kan berbahaya karena dia tidak menyadari membawa virus tersebut," bebernya.
Pihaknya masih belum menyiapkan sanksi untuk warga yang melanggar protokol kesehatan. Petugas tetap melakukan pemantauan untuk menegakkan protokol kesehatan.
Karanganyar: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar membatalkan rencana pembukaan sekolah tatap muka pada September 2020. Hal itu dilakukan karena meningkatnya kasus positif covid-19 di Karanganyar, Jawa Tengah.
"Awalnya sekolah tatap muka akan dibuka September 2020. Tapi karena ada kenaikan jumlah pasien positif covid-19 dan Karanganyar masih di zona merah, maka ditunda," ujar Bupati Karanganyar, Juliyatmono, di Karanganyar, Selasa, 25 Agustus 2020.
Penundaan sekolah tatap muka dilakukan dalam jangka waktu yang belum ditentukan. Namun, sekolah-sekolah di Karanganyar tetap melakukan persiapan termasuk dengan menggelar simulasi.
"Rencana awal kita buka untuk seluruh sekolah di bawah kewenangan kita termasuk SD, SMP dan Paud. Tapi kemudian kita tunda untuk mencegah penularan covid-19 ke anak," imbuhnya.
Baca:Komisi X Hanya 30 Persen Masyarakat Setuju Sekolah Tatap Muka
Juliyatmono mengungkap, mayoritas pasien positif covid-19 ialah orang tanpa gejala (OTG). Pihaknya selalu mengingatkan agar warga 'ojo sembrono'.
"Tagline kita kan "Ojo Sembrono" (Jangan Sembarangan). Tapi tetap saja masih sembrono. Padahal OTG kan berbahaya karena dia tidak menyadari membawa virus tersebut," bebernya.
Pihaknya masih belum menyiapkan sanksi untuk warga yang melanggar protokol kesehatan. Petugas tetap melakukan pemantauan untuk menegakkan protokol kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)