Ratusan santri mengikuti istigasah dalam Peringatan Hari Santri Nasional di Tangerang, MTVN - Farhan Dwi
Ratusan santri mengikuti istigasah dalam Peringatan Hari Santri Nasional di Tangerang, MTVN - Farhan Dwi

Istigasah hingga Berkemah Cara Peringati Hari Santri Nasional

Kuntoro Tayubi, Farhan Dwitama • 22 Oktober 2017 16:38
medcom.id, Tangerang: Ribuan santri mengikuti istigasah di Plasa Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Banten. Mereka berdoa bersama di peringatan Hari Santri Nasional yang bertepatan pada Minggu 22 Oktober 2017.
 
Syihabbuddin, Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Tangerang mengatakan kota tersebut mengapresiasi peran santri. Buktinya, beberapa nama jalan di Tangerang mengabadikan tokoh santri.
 
"Ki Samaun, H Dimyati, KH Hasyim Ashari, contoh yang namanya diabadikan jadi nama jalan di kota Tangerang," kata Syihabuddin yang didaulat sebagai inspektur upacara peringatan Hari Santri Nasional di Tangerang.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin menyampaikan perananan penting santri dalam proses pembangunan bangsa terutama dalam melahirkan tokoh - tokoh yang berjuang untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.
 
"Santri memiliki peranan yang sangat penting, kalau kita lihat kan banyak tokoh - tokoh yang lahir dari kalangan santri," kata dia, Minggu 22 Oktober 2017.
 
"Tidak hanya tokoh lokal tapi banyak juga tokoh nasional." Sambung Wakil.
 
Wakil juga berharap melalui peringatan hari santri yang kedua kalinya digelar di kota bermoto akhlakul kharimah ini dapat menambah sinergitas antara santri yang ada di sejumlah pondok pesantren di kota Tangerang dengan aparatur pemerintah untuk bersama - sama berbuat untuk pembangunan kota dan bangsa.
 
Peringatan serupa pun digelar di Tegal, Jawa Tengah. Lebih 1.000 siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Kota Tegal, menggelar perkemahan santri selama dua hari.
 
“Perkemahan Santri MDTA yang dilaksanakan di Lapangan Kecamatan Tegal Selatan adalah tahun ke lima, Alhamdulillah berkat swadaya dari seluruh anggota FKDT kegiatan ini bisa berlangsung dan berjalan," kata Solihun, Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Tegal.
 
Ia menjelaskan, dalam konteks bela negara sejarah tidak bisa lepas dari peran para santri dalam membela dan mempertahankan bangsa. Sejak masa kerajaan Demak, Mataram, zaman Kolonial, hingga zaman kemerdekaan, keberadaan santri selalu mewarnai konstelasi sosial di keseluruhan masa. 
 
Momentum paling spektakuler yang terekam oleh sejarah antara lain perlawanan santri terhadap tentara NICA di Surabaya, pasca kemerdekaan negara. Bung Karno yang cukup sadar dengan keterbatasan tentara nasional,  tak mungkin mampu melawan kekuatan NICA.
 
Sehingga Bung Karno memohon nasehat dari Hadratus Syekh Hasyim Asyari, yang dijawab dengan dikeluar-kannya fatwa jihad bagi seluruh kaum muslimin untuk memerangi penjajah. 
 
"Dengan bergemanya fatwa jihad ini, pada tanggal 22 oktober tahun 1949, bergeraklah seluruh masyarakat surabaya tanpa kecuali,  dan tumbanglah tentara Nica," ujarnya. 
 
Kemudian, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dua tahun lalu menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri naisonal. 
 
Plt. Walikota Tegal, Nursholeh, mengatakan kegiatan perkemahan santri sebagai upaya mendekatkan diri dengan alam secara berkelompok. Sekaligus melatih mental peserta untuk membangun sikap-sikap positif. 
 
"Generasi santri inilah kelak akan menjaga nilai-nilai luhur ajaran agama di tengah masyarakat, generasi inilah generasi penuh pengharapan. karena masa mendatang adalah masa yang penuh dengan tantangan," katanya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan