Yogyakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terjadi tahun ini berlangsung hampir 7 bulan. Ancaman dampak kemarau disebut lebih parah karena disertai El Nino.
"Kemarau tahun ini akan disertai El Nino. Dampaknya berkurangnya curah hujan sehingga (bencana) kekeringan diperkirakan meluas," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG, Kabupaten Sleman, DIY, Reni Kraningtyas, Minggu, 21 Mei 2023.
Reni menjelaskan kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung lebih panjang. Perkiraan BMKG, kemarau 2023 berlangsung sekitar 5 bulan hingga hampir 7 bulan.
Masa kemarau 2023 sudah masuk pada akhir April lalu. Kemudian sejak awal Mei 2023, kemarau terjadi hampir semua wilayah di DIY.
Menurutnya, puncak musim kemarau di DIY diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus. Namun, sebagian besar puncak kemarau akan terjadi pada Agustus.
"Juli sebagian kecil (masuk masa puncak kemarau). Seperti di Kulon Progo ada Kecamatan Nanggulan dan Sentolo; Sleman ada Kecamatan Minggir dan Moyudan; dan Bantul di Kecamatan Sedayu dan Pajangan. Namun keseluruhan DIY puncak musim kemarau pada Agustus," ujarnya.
Kemarau disertai rendahnya curah hujan diperkirakan menimbulkan dampak lebih luas, khususnya masyarakat yang butuh bantuan air bersih. Saat ini, sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul sudah mulai kekurangan air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Purwono, mengatakan sudah mulai mendistribusikan bantuan air bersih. Namun, ia menyebut anggaran yang dipersiapkan guna menangani kemarau tahun ini hanya sebesar Rp230 juta.
"Dana ini tidak hanya untuk membeli air bersih, tapi juga sebagai dana operasional lima armada tangki yang dimiliki," ujarnya.
Nominal anggaran itu lebih sedikit dibandingkan alokasi dalam situasi serupa pada tahun lalu, yakni sekitar Rp700 juta. Menurut dia, BPBD akan mengajukan tambahan anggaran jika dampak kemarau meluas dan parah.
"(Besaran anggaran 2023 karena anggaran) tahun lalu tidak terserap maksimal. Makanya anggaran dipangkas sehingga nilainya berkurang," jelas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terjadi tahun ini berlangsung hampir 7 bulan. Ancaman dampak kemarau disebut lebih parah karena disertai El Nino.
"Kemarau tahun ini akan disertai El Nino. Dampaknya berkurangnya curah hujan sehingga (bencana) kekeringan diperkirakan meluas," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG, Kabupaten Sleman, DIY, Reni Kraningtyas, Minggu, 21 Mei 2023.
Reni menjelaskan kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung lebih panjang. Perkiraan BMKG, kemarau 2023 berlangsung sekitar 5 bulan hingga hampir 7 bulan.
Masa kemarau 2023 sudah masuk pada akhir April lalu. Kemudian sejak awal Mei 2023, kemarau terjadi hampir semua wilayah di DIY.
Menurutnya, puncak musim kemarau di DIY diprediksi
terjadi pada Juli dan Agustus. Namun, sebagian besar puncak kemarau akan terjadi pada Agustus.
"Juli sebagian kecil (masuk masa puncak kemarau). Seperti di Kulon Progo ada Kecamatan Nanggulan dan Sentolo; Sleman ada Kecamatan Minggir dan Moyudan; dan Bantul di Kecamatan Sedayu dan Pajangan. Namun keseluruhan DIY puncak musim kemarau pada Agustus," ujarnya.
Kemarau disertai rendahnya curah hujan diperkirakan menimbulkan dampak lebih luas, khususnya masyarakat yang butuh bantuan air bersih. Saat ini, sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul sudah mulai kekurangan air bersih.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Purwono, mengatakan
sudah mulai mendistribusikan bantuan air bersih. Namun, ia menyebut anggaran yang dipersiapkan guna menangani kemarau tahun ini hanya sebesar Rp230 juta.
"Dana ini tidak hanya untuk membeli air bersih, tapi juga sebagai dana operasional lima armada tangki yang dimiliki," ujarnya.
Nominal anggaran itu lebih sedikit dibandingkan alokasi dalam situasi serupa pada tahun lalu, yakni sekitar Rp700 juta. Menurut dia, BPBD akan mengajukan tambahan anggaran jika dampak
kemarau meluas dan parah.
"(Besaran anggaran 2023 karena anggaran) tahun lalu tidak terserap maksimal. Makanya anggaran dipangkas sehingga nilainya berkurang," jelas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)