Poso: Pengejaran terhadap anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dilakukan Satgas Operasi Madago Raya pascabaku tembak yang menewaskan dua anggota MIT di pegunungan Tokasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu, 11 Juli 2021.
Dengan tewasnya dua anggota MIT, yaitu Rukli dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, kekuatan kelompok teroris tersebut semakin melemah. Kekuatan MIT yang telah terafialisi dengan ISIS itu tersisa tujuh orang.
Kasatgas Humas Operasi Madago Raya, Kombes Polisi Didik Supranoto, mengatakan olah TKP baku tembak di sudah dilakukan.
"Ada barang bukti berupa amunisi, bom lontong, kompas, bendera, dan HT. Semuanya sudah diamankan satgas," terangnya.
Selain menemukan sejumlah barang bukti, satgas yang merupakan gabungan pasukan TNI dan Polri juga menemukan petunjuk baru. Pascabaku tembak tersebut, juga terdapat satu pengikut yang terluka akibat terkena tembakan dan berhasil melarikan diri.
Itu diyakini setelah ditemukan bercak darah yang masih segar mulai dari lokasi kejadian hingga ke arah hutan lebat. "Kami duga satu pengikut MIT terkena tembakan namun masih bisa melarikan diri," ungkap Didik.
Baca: 2 Teroris MIT di Poso Ditembak Mati
Menurut Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara itu, saat penyergapan, terlihat sejumlah pengikut MIT yang sedang istirahat di sebuah kamp sebanyak lima orang. Setelah dilumpuhkan dua pengikut, tiga pengikut lainnya melarikan diri dan satu dari tiga pengikut itu mengalami luka.
"Dengan adanya petunjuk tersebut, satgas kemudian berpencar melakukan penyisiran karena diduga kuat tiga anggota yang malarikan diri itu masih bersembunyi di sekitar lokasi kejadian," tegasnya.
Didik menyebutkan, lokasi baku tembak merupakan hutan lebat yang berada di ketinggian. Situasi medan yang tersebut cukup membuat satgas kesulitan.
"Mereka sudah menguasai medan. Makanya pascabaku tembak mereka langsung menghilang. Kami menduga mereka masih bersembunyi di sekitar lokasi, oleh karena itu satgas terus melakukan penyisiran," paparnya.
Saat ini, situasi di Desa Tanah Lanto kondusif. Aktivitas masyarakat berjalan dengan normal. Satgas pun memastikan seluruh warga yang bermukim di desa tersebut aman dan tidak ada kecemasan pascabaku tembak.
Poso: Pengejaran terhadap anggota
kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dilakukan Satgas Operasi Madago Raya pascabaku
tembak yang menewaskan dua anggota MIT di pegunungan Tokasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu, 11 Juli 2021.
Dengan tewasnya dua anggota MIT, yaitu Rukli dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, kekuatan kelompok teroris tersebut semakin melemah. Kekuatan MIT yang telah terafialisi dengan ISIS itu tersisa tujuh orang.
Kasatgas Humas Operasi Madago Raya, Kombes Polisi Didik Supranoto, mengatakan olah TKP baku tembak di sudah dilakukan.
"Ada barang bukti berupa amunisi, bom lontong, kompas, bendera, dan HT. Semuanya sudah diamankan satgas," terangnya.
Selain menemukan sejumlah barang bukti, satgas yang merupakan gabungan pasukan TNI dan Polri juga menemukan petunjuk baru. Pascabaku tembak tersebut, juga terdapat satu pengikut yang terluka akibat terkena tembakan dan berhasil melarikan diri.
Itu diyakini setelah ditemukan bercak darah yang masih segar mulai dari lokasi kejadian hingga ke arah hutan lebat. "Kami duga satu pengikut MIT terkena tembakan namun masih bisa melarikan diri," ungkap Didik.
Baca:
2 Teroris MIT di Poso Ditembak Mati
Menurut Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara itu, saat penyergapan, terlihat sejumlah pengikut MIT yang sedang istirahat di sebuah kamp sebanyak lima orang. Setelah dilumpuhkan dua pengikut, tiga pengikut lainnya melarikan diri dan satu dari tiga pengikut itu mengalami luka.
"Dengan adanya petunjuk tersebut, satgas kemudian berpencar melakukan penyisiran karena diduga kuat tiga anggota yang malarikan diri itu masih bersembunyi di sekitar lokasi kejadian," tegasnya.
Didik menyebutkan, lokasi baku tembak merupakan hutan lebat yang berada di ketinggian. Situasi medan yang tersebut cukup membuat satgas kesulitan.
"Mereka sudah menguasai medan. Makanya pascabaku tembak mereka langsung menghilang. Kami menduga mereka masih bersembunyi di sekitar lokasi, oleh karena itu satgas terus melakukan penyisiran," paparnya.
Saat ini, situasi di Desa Tanah Lanto kondusif. Aktivitas masyarakat berjalan dengan normal. Satgas pun memastikan seluruh warga yang bermukim di desa tersebut aman dan tidak ada kecemasan pascabaku tembak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)