Tanjung Pinang: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau warga waspada terhadap ancaman virus nipah dari negara tetangga Malaysia. Apalagi, kedua wilayah tersebut berbatasan secara langsung.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Mohammad Bisri, mengatakan virus nipah pertama kali ditemukan pada 1998, saat terjadinya wabah di Malaysia. Nama virus nipah berasal dari sebuah desa di Malaysia, Sungai Nipah.
Virus ini diketahui menginfeksi babi dan untuk menghentikan penyebaran penyakit jutaan orang meninggal pada 1999. Virus tersebut berpotensi menyebar ke Indonesia melalui perantara hewan ternak babi dan kelelawar pemakan buah dari Malaysia.
Baca juga: Diduga Mata-mata TNI-Polri, KKB Tembak Mati Warga di Intan Jaya
"Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah yang bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatra atau melalui perdagangan babi ilegal dari Malaysia ke Indonesia," kata Bisri, Minggu, 31 Januari 2021.
Bisri mengingatkan masyarakat terutama anak-anak tidak mengonsumsi buah bekas gigitan kelelawar, misalnya mangga dan jambu. Saat membeli buah-buahan di pasar, warga harus mencuci dengan bersih.
"Virus nipah memang belum dilaporkan terjadi di Indonesia, khususnya Kepri. Tapi kita wajib waspada, apalagi WHO menyatakan kalau virus ini berpotensi jadi pandemi," tegasnya.
Lebih lanjut, Bisri mengajak semua pemangku kepentingan terkait, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Karantina Pertanian dapat memperketat arus lalu lintas penumpang dan barang di pintu masuk Kepri.
Tanjung Pinang: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau warga waspada terhadap
ancaman virus nipah dari negara tetangga Malaysia. Apalagi, kedua wilayah tersebut berbatasan secara langsung.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Mohammad Bisri, mengatakan virus nipah pertama kali ditemukan pada 1998, saat terjadinya wabah di Malaysia. Nama virus nipah berasal dari sebuah desa di Malaysia, Sungai Nipah.
Virus ini diketahui menginfeksi babi dan untuk menghentikan penyebaran penyakit jutaan orang meninggal pada 1999. Virus tersebut berpotensi menyebar ke Indonesia melalui perantara hewan ternak babi dan kelelawar pemakan buah dari Malaysia.
Baca juga:
Diduga Mata-mata TNI-Polri, KKB Tembak Mati Warga di Intan Jaya
"Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah yang bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatra atau melalui perdagangan babi ilegal dari Malaysia ke Indonesia," kata Bisri, Minggu, 31 Januari 2021.
Bisri mengingatkan masyarakat terutama anak-anak tidak mengonsumsi buah bekas gigitan kelelawar, misalnya mangga dan jambu. Saat membeli buah-buahan di pasar, warga harus mencuci dengan bersih.
"Virus nipah memang belum dilaporkan terjadi di Indonesia, khususnya Kepri. Tapi kita wajib waspada, apalagi WHO menyatakan kalau virus ini berpotensi jadi pandemi," tegasnya.
Lebih lanjut, Bisri mengajak semua pemangku kepentingan terkait, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Karantina Pertanian dapat memperketat arus lalu lintas penumpang dan barang di pintu masuk Kepri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)